Part 36 : Bermalam Di Hotel

Start from the beginning
                                    

Sedangkan Ayna yang merasa bersalah pada Arqan begitu gelisah, kelihatannya juga suaminya itu begitu kesal dan marah. Terbukti dengan Arqan yang diam terus tanpa banyak bertanya ini itu.

"Putar balik, Pak!" Arqan sontak menoleh sebentar pada orang di sampingnya.

"Putar balik?" beo Arqan.

"Ya, malam ini kita menginap di luar saja, tidak usah pulang ke rumah."

"Lalu?" tanya Arqan.

"Ya, kita bermalam di hotel saja." Ayna berdoa dalam hati, semoga Arqan tidak menangkap sinyal kegugupannya. Setelah memantapkan hati, Ayna bertekad untuk melanjutkan rencananya yang tertunda sekaligus meminta maaf pada Arqan atas kesalahannya.

Ada jeda beberapa detik untuk Arqan mencerna, sebelum ia meluncurkan tanya. "Hotel apa?"

Ayna nampak menghela nafas lega, sudut bibirnya pun tertarik menghasilkan lengkungan yang sangat manis.

"Amaris Hotel."

10 menit berlalu

Mobil Arqan memasuki wilayah hotel, setelah ia memastikan mobilnya terparkir sempurna, lelaki itu pun melepas seatbelt lalu menatap perempuan di sampingnya. Dahinya mengerut heran saat Ayna tak kunjung membuka seatbelt dan malah terdiam dengan pandangan lurus ke depan.

"Mau sampai kapan di sini? Tidak mau turun?" Arqan berkata seperti itu seraya mendekatkan tubuhnya pada Ayna, lalu tangannya bergerak membuka seatbelt Ayna.

Berhadapan dengan wajah Arqan yang hanya berjarak sekian senti cukup membuat denyut jantung Ayna berdebar kencang, jangan lupakan jika pipinya kini sudah memanas dan tak lama lagi semburat merah akan muncul.

"Ada apa? Kenapa memandang saya seperti itu?" Satu detik setelahnya, Ayna membuang muka ke sembarang arah. Bertepatan pula dengan Arqan yang menarik diri usai membukakan seatbelt Ayna.

"Ayo! Saya harus pesan kamarnya dulu."

"Nggak usah, Pak! Saya udah pesan," cegah Ayna.

Arqan masih menatapnya dengan heran, dengan cepat Ayna kembali berkata.

"Tadi saya udah pesen lewat temen, temen saya ada yang kerja di sini."

"Hm, oke."

Selanjutnya, Arqan dan Ayna berjalan menuju kamarnya usai Ayna mengambil kunci kamar serta menanyakan di kamar nomor berapa.

"Kamar nomor 54." Arqan berjalan lebih dulu dengan kunci di tangannya. Sedangkan Ayna, membuntuti dari belakangnya. Sesekali ia juga meremas-remas tangannya sendiri karena gugup.

"Ini dia." Keduanya berhenti tepat di depan pintu kamar bernomor 54. Usai memasukkan kunci dan membukanya, Arqan pun mendorong pintu tersebut lalu masuk ke dalam.

Yang pertama kali dilihat oleh netranya adalah ranjang king size dengan kelopak bunga mawar merah bertaburan di atasnya, Arqan terpaku melihat pemandangan itu.

"Ahhh, sepertinya pihak hotel salah memberikan kamar. Ini sudah seperti kamar pengantin." Ayna di belakangnya terkekeh kecil. "Saya akan turun ke bawah dan bilang jika kita akan mengganti kamar, Pak."

Arqan masih memunggunginya, sedangkan Ayna cemas memperhatikan bagaimana respon Arqan. Ia sengaja berkata demikian untuk memancing respon Arqan.

"Pak, saya izin ke bawah dulu ya. Saya akan bilang jika kita salah kamar."

Ayna memutar tubuh, begitu pula Arqan yang memutar tubuhnya. Baru saja ingin melangkahkan kakinya, pergelangan tangan Ayna sudah lebih dulu dicekal oleh Arqan.

"Tidak perlu! Kita bermalam saja di sini." Arqan sempat menjeda, dia juga berdehem canggung. "Untuk masalah kelopak bunga mawar itu nanti kita singkirkan bareng-bareng."

Tanpa Arqan tau, Ayna kini sedang tersenyum kecil. Setelahnya, dia kembali memutar tubuhnya.

"Jadi tetap mau di sini?" tanya Ayna, memastikan.

"Ya."

"Lebih baik sekarang kamu berwudhu terlebih dahulu, sebentar lagi adzan isya berkumandang. Kita akan shalat berjamaah di sini," ucap Arqan kemudian.

"Kalau begitu saya permisi mau wudhu dulu ya, Pak." Setelah Arqan mengangguk, Ayna pun melesat masuk ke dalam kamar mandi.

•••

Gimana chapter ini?

Go follow akunku dulu gengs...

Follow juga Tiktok aku: @fiaafnh

Aku sering buat konten-konten menarik di sana, kalian bisa lihat dan bagikan.

Dear My Husband (COMPLETE)Where stories live. Discover now