Part 17 : Desiran Hebat

8.2K 554 23
                                    

Fii update lagi nih

Mana votenya dungs?

Siap komen?

Bismillahirrahmanirrahim...



🍂 Happy Readings 🍂

Suasana haru menyelimuti ruangan di mana akad sudah dilangsungkan beberapa menit yang lalu. Arqan masih menunggu, menunggu sang istri datang untuk menyalimi punggung tangannya.

Sedangkan di sisi lain, Ayna berjalan dengan rangkulan Farah di lengan kanannya. Netranya masih mengeluarkan bulir-bulir air mata meski tak sebanyak yang tadi. Ia masih ingat, jika ini semua sudah menjadi jalan hidupnya. Berjodoh dengan lelaki yang tidak dicintainya.

Hatinya boleh tak menerima, tapi logikanya mengatakan jika mulai detik ini ia harus belajar mencintai Arqan. Menghapus nama Rafka yang sudah bertahta selama bertahun-tahun.

"Jangan nangis lagi Sayang! Ini hari bahagia kamu Ayna." Ayna melirik sang Mama di sampingnya, sejujurnya ia tak bahagia. Namun saat melihat binar mata di kedua kelopak mata sang Mama, ia mencoba untuk mengusung senyum, senyum yang mungkin terlihat palsu.

"Nah gitu dong senyum, kan cantik." Ayna semakin mencoba menarik kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman manis.

Dari jarak pandang 5 meter, Ayna menundukkan kepala saat tatapannya tak sengaja bertubrukan dengan tatapan Arqan. Lelaki yang menjadi dosen sekaligus suaminya itu nampak gagah dengan balutan jas berwarna senada dengan dirinya.

"Ma, Ayna malu," cicitnya yang hanya terdengar oleh Farah.

"Kenapa malu?" Farah bertanya sembari tersenyum geli, ia jelas tau seperti apa perasaan Ayna karena dulu pun ia merasakannya.

"Ya malu aja." Farah mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Sana temui suami kamu!"

Di sinilah Ayna berada, berdiri berhadapan langsung dengan Arqan. Ia masih menunduk, tak berani menatap wajah lelaki yang telah resmi menjadi suaminya itu. Hanya sepasang sepatu kulit berwarna hitamlah yang menjadi objek penglihatannya kini.

"Angkat wajahmu, Ayna!" Sebuah desisan dari seseorang di hadapannya mengejutkan Ayna, refleks ia pun menuruti perkataan itu. Hingga ...

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Sampai detik ke empat, Ayna yang tersadar memutuskan kontak mata itu. Entah kenapa sekarang ia merasakan hawa panas di kedua pipinya.

"Mempelai perempuan boleh mencium punggung tangan suaminya, dan mempelai pria boleh mencium kening istrinya." Jantung Ayna seolah berhenti berdetak saat mendengar perkataan itu, maka dengan gerakan yang sangat pelan ia mengulurkan tangan meraih tangan besar yang telah lebih dulu menjulur lalu menunduk dan meninggalkan satu kecupan di punggung tangan itu cukup lama.

Ayna memejamkan mata, mencoba merasakan suasana haru yang menyelimuti gedung pernikahannya ini. Dapat ia rasakan jika tangan yang sedang dikecupnya ini pun gemetar, entah karena salah tingkah atau karena rasa haru.

Seusai mengecup punggung tangan Arqan selama beberapa detik lamanya, Ayna kembali menegakkan tubuh bertepatan dengan kedua tangan Arqan yang menarik pelan bahunya dan diakhiri dengan mengecup keningnya dengan lembut. Di detik ini, Ayna kembali memejamkan mata merasakan desiran hebat tiba-tiba yang menggerayangi relung hatinya. Bolehkah Ayna jujur saat ini? Jika ini adalah pertama kalinya ia merasakan desiran hebat di hati?

"Jangan kelamaan adegan kecup mengecupnya, nanti bisa dilanjut di kamar," celetuk Farah yang sontak saja membuat para tamu undangan tersenyum geli, berbeda dengan dua mempelai yang sudah bersemu merah. Ingatkan Ayna nanti jika ia lupa mempunyai ibu yang terkadang bisa bijak juga bisa bobrok, dua sifat yang saling bertolak belakang.

•••

"Gila, putus dari cowok brengsek, Ayna malah dapet berlian. Sumpah Ay, lo nikah kok nggak bilang-bilang sama kita?" Alisa datang paling rempong, di sampingnya ada Dinda yang menekuk wajahnya.

"Din, sariawan lo? Itu ucapin selamat ke Ayna!" Alisa menyenggol bahu Dinda.

"Ay, lo tega banget sama gue?" Dinda mencebikkan bibirnya. "Pak Arqan kan cemceman gue, kenapa nikahnya sama lo?"

Ayna tersenyum tipis, "Udah takdir, Din," jawabnya.

"Yaudah deh, lo boleh jadi istri pertamanya tapi bolehin gue jadi istri kedua ya?"

"Heh, kayak Pak Arqan mau aja sama lo?" sentak Alisa.

"Nggak mau sih." Dinda meringis pelan.

"Btw, happy wedding Ay. Ya ampun temen gue yang paling cantik akhirnya nikah juga, ntar malem langsung proses bikin ponakan buat gue kan, Ay?" tanya Alisa.

"Gagal jadi istri Pak Arqan, pokoknya lo harus bikinin gue ponakan yang ucul-ucul Ay. Awas lo, gue tagih bulan depan," heboh Dinda.

"Ihh kalian pelan-pelan dong ngomongnya, malu gue." Untuk ke sekian kalinya pipi Ayna bersemu merah, ingatkan Ayna juga jika ia mempunyai teman-teman yang juga bobrok.

Setelah bercipika-cipiki sejenak dengan Ayna, Alisa dan Dinda pun beringsut. Kedua perempuan yang sama-sama mengenakan gaun selutut berwarna dusty pink itu tersenyum sopan pada Arqan.

"Selamat Pak, jagain Ayna ya," ucap Alisa.

"Happy wedding Pak, dari saya yang gagal jadi istri Bapak. Pokoknya saya pengen Bapak bimbing Ayna jadi istri yang baik dan sholeh," ucap Dinda yang malah mendapat senggolan di bahunya oleh Alisa.

"Sholeh buat cowok ogeb, kalo cewek sholehah!" ralat Alisa.

"Nah iya itu maksudnya, sholehah," jawab Dinda sambil cengengesan.

Melihat bagaimana tingkah dari para mahasiswi sekaligus teman dari istrinya, Arqan pun geleng-geleng kepala diakhiri beristighfar dalam hatinya.

Di saat Alisa dan Dinda telah pergi, suasana pun menegang saat Rafka datang bersama Sella yang merangkul mesra lengan kekarnya.

"Happy wedding Ay, nggak nyangka lo bisa nyusul gue ke pelaminan secepat ini," ucap Sella.

Ayna memejamkan mata sebentar, ia tarik nafas cukup dalam sebelum menarik kedua sudut bibirnya. "Udah takdir dari Allah, jodoh gue berarti deket." balasnya.

"Oh iya, gue bawa kabar baik buat lo. Sebentar lagi lo bakal jadi aunty." ucap Sella lagi sambil menatap dan mengusap perut yang masih rata.

"O-oh selamat buat lo juga kalau gitu, semoga dedeknya sehat selalu." Ayna ingin menangis, meraung dengan keras saat tau jika lelaki yang dicintainya akan segera mempunyai anak dari wanita lain. Tapi ia masih bisa menahan, menahan rasa sakit yang menikam hatinya.

"Selamat buat lo, Rafka. Udah mau jadi calon ayah, lo harus berhenti mabuk. Lo harus kasih contoh yang baik buat anak lo nanti," ucap Ayna sambil menatap Rafka yang memasang wajah sendu. Tak tau saja Ayna, jika Rafka mati-matian menahan matanya yang ingin menangis saat melihat wanita yang ia cintai bersanding bersama orang lain.

———————🍂🍂🍂———————

Siap buat next chapter?

Spam vote dan komen dulu dong

Follow akunku : @fiaa_an

Follow akun tiktok : @fiaafnh

Buat tau spoiler-spoiler ataupun konten menarik di sana 🔥

Dear My Husband (COMPLETE)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora