Part 2 : Dosen Baru

11.2K 635 4
                                    

Hai semua...

Udah vote belum?

Siap komentar di setiap paragraf?

Baca bismillah dulu kuy...



🍂 Happy Readings 🍂

"Perkenalkan nama saya Arqan Qadar Alli, ada pertanyaan?" Suara bariton dari seorang lelaki berkemeja kotak-kotak warna biru tersebut menggema di ruangan berukuran 6x6 meter tersebut.

"Pak!" Salah seorang mahasiswinya mengangkat tangan.

"Iya kamu, kenapa?"

"Boleh nggak kalo saya nggak manggil Pak Arqan?" Lelaki yang bernama Arqan tersebut mengernyitkan dahinya. "Lalu jika tidak memanggil saya pak Arqan kamu akan memanggil saya apa? Mang bakso?" tanyanya.

Mahasiswi tersebut mengulum senyum membuat Arqan menatapnya dengan bingung. "Masa ganteng-ganteng dipanggil mang bakso? Lagian kan Bapak dosen kerjaannya," ucapnya.

"Lalu kamu akan memanggil saya apa?"

"Sayang, boleh nggak?" tanyanya sembari mengedipkan satu matanya genit dan kelakuan mahasiswi itu menjadi sorotan teman-teman sekelasnya. Sontak saja kelas tersebut menjadi riuh oleh godaan para temannya.

"Huuuuu, gas lah Ay!" sahut teman sebangku Ayna. Ya, mahasiswi yang menggoda dosennya tersebut adalah Ayna.

"Ekhemm, lanjut nggak nih guys?" Ayna mengedarkan pandangan, menatap jenaka para temannya.

"Lanjooottt!" sahut mereka begitu kompak.

"Oke." Selanjutnya Ayna berdehem pelan lalu beranjak dari duduknya. Gadis dengan dress selutut berwarna peach tersebut berjalan ke depan menuju dosennya berada. "Sayang!" cicitnya pelan saat tiba. Arqan yang melihat mahasiswi tidak sopannya itu hanya memutar bola matanya malas, sepertinya ia salah telah pindah ke kampus ini dan parahnya mengajar di kelas ini.

"Sejak kapan saya menyetujui panggilan itu?" Ayna menggembungkan kedua pipinya. "Mulai sekarang deh," jawabnya.

"Ay, Rafka mau di ke manain woy?" Sella tiba-tiba berteriak.

"Ganggu aja lo, Sel!" cibir Ayna pada temannya yang duduk di bangku paling depan itu.

"Pak! Tau nggak perbedaan Bapak sam-" Ayna tak melanjutkan perkataannya saat Arqan tiba-tiba saja berlalu pergi meninggalkannya. "Pak! Mau ke mana?" tanyanya.

"Bukan urusan kamu!" jawab Arqan dingin.

Ayna mencebik kesal, pertama kalinya ia di tolak mentah-mentah oleh cowok tampan. Padahal biasanya cowok-cowok yang malah mengejarnya.

"Sialan tuh cowok, ngeselin banget," gerutunya.

"Kasian deh yang kali ini diacuhin." Melewati bangku Sella Ayna sempat tertegun sebentar, menatap temannya itu dengan wajah tertekuk.

"Gara-gara lo nih, Sel!" ucapnya.

"Enak aja lo!" Selanjutnya Ayna kembali menuju bangkunya.

Di sisi lain, Arqan menghela nafasnya pelan sambil beristighfar dalam hati. Mahasiswinya yang bernama Ayna itu benar-benar menguji keimanannya, bagaimana bisa dia memanggil dirinya dengan sebutan sayang di depan banyak orang lalu dengan pakaian yang minim itu?

Dear My Husband (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang