Part 39 : Mas Arqan

9.5K 550 6
                                    

Masih ada yg nunggu cerita ini?

Sini komen dulu sebelum baca...

Jangan lupa buat vote selalu!



🍂 Happy Readings 🍂

Menikah dengan dijodohkan? Sungguh tak pernah terlintas di benak Ayna, apalagi menikah setelah diselingkuhi kekasihnya, dikhianati oleh orang yang dicintainya. Menikah dengan orang yang tak sama sekali ia cinta, bahkan keduanya baru kenal hitungan hari. Klise memang, tapi itulah takdir, kisah cintanya, kisah hidupnya sudah tertulis sejak ia lahir ke dunia.

Arqan qadar alli, seorang lelaki yang ia kenal beberapa waktu lalu karena mengajar di kampusnya. Seorang lelaki yang di pertemuan pertama sempat Ayna gombali dengan gombalan recehnya. Ya! Ayna memang sereceh itu, melihat presensi cowok tampan nan mapan membuat hatinya bergejolak untuk bergurau. Meski begitu, dia adalah tipikal yang setia, Ayna tak mudah untuk menjatuhkan hatinya. Bahkan hatinya selama 5 tahun lamanya tetap pada satu nama, Rafka Genandra.

Rafka Genandra, lelaki yang sejak 5 tahun lalu Ayna cintai. 3 tahun mencintai diam-diam dan 2 tahun lamanya mereka memadu kasih. Mendapatkan Rafka dulu itu sangat sulit, selain presensi dari Rafka yang secara fisik hampir mendekati sempurna, dia adalah putera dari pengusaha batu bara yang tersohor, dia juga menjabat sebagai seorang ketua OSIS pada zaman SMA-nya. Saingan Ayna pada saat itu sangatlah banyak, dia bahkan sempat insecure tidak bisa mendapatkan hatinya Rafka, apalagi pertemuan pertama mereka karena Ayna menjadi salah satu murid yang mendapat hukuman.

Dulu Ayna memang senakal itu, dia sering membolos, membully juniornya yang lemah, bahkan berkelahi sampai temannya itu masuk rumah sakit. Perkenalan Ayna dan Rafka adalah saat Ayna membuat kenakalan dengan berkelahi, dan setelahnya Ayna mendapat hukuman serta ceramah panjang kali lebar dari si KETOS yang tak lain adalah Rafka.

2 tahun bersama Rafka, banyak hal yang telah Ayna lalui bersamanya. Baik suka ataupun duka, sukanya mereka berdua seakan satu frekuensi. Apa yang Ayna suka Rafka pun sama, begitupun yang tak Ayna suka Rafka pun sama. Dan dukanya, hubungan keduanya tak kunjung mendapat restu dari orang tua Ayna. Padahal saat itu, Ayna sudah yakin 100% jika mereka akan berjodoh dan akan menjadi pasangan yang serasi. Tapi ternyata, tepat 3 bulan yang lalu. Sebuah hal tak terduga membuat perasaannya terhadap Rafka berangsur-angsur menghilang. Sebuah pengkhianatan yang Rafka buat dan parahnya berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Sella Valeria.

Hingga di saat-saat hatinya patah, rapuh, tambah parah saat kedua orang tuanya berbicara jika Ayna sudah dijodohkan. Saat itu, Ayna tak habis pikir kenapa bisa orang tuanya setega itu padanya? Disaat luka hatinya belum sembuh lalu mereka mencoba menghadirkan sosok lain, sosok yang bahkan baru Ayna kenal.

Ayna ingin marah saat itu, dia bahkan sempat kecewa. Tapi dia mencoba meredam semua rasa itu, demi membuat kedua orang tuanya bahagia. Ya! Ayna tau jika semasa hidupnya selalu menyusahkan mereka. Mungkin dengan dia menerima perjodohan itu, Ayna bisa menebus semua kesalahannya di masa lalu.

Hari demi hari berlalu, Ayna menilai jika Arqan adalah laki-laki yang baik, dia tulus padanya. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan Arqan padanya tak jarang membuat hati Ayna berdebar. Namun untuk urusan cinta, Ayna masih harus mempertanyakan hal itu.

Sampai ada di mana hari Ayna merasa bersalah karena sikapnya yang tidak mencerminkan sebagai seorang istri. Ayna memang tak paham agama, tapi bukan berarti jika hati nuraninya tidak tersentuh. Sekali Arqan menceramahinya, sekali lelaki itu membawanya ke tempat kajian, Ayna bisa menangkap jika sikapnya selama ini sangat jauh dari apa yang disebut istri yang baik.

Dan tepat di tadi malam, Ayna sudah belajar untuk menjadi istri yang baik. Dia telah benar-benar menjadi milik Arqan seutuhnya, memberikan apa yang telah ia jaga selama ini kepada suaminya, seseorang yang telah halal di hadapan agama dan negara.

"Aku memang belum mencintaimu sepenuhnya, tapi aku akan berusaha secepatnya untuk itu. Karena kamu ternyata adalah orang yang aku butuhkan selama ini." Ayna mengucapkan kalimat itu di dalam hatinya. Hanya dengan menatap suaminya yang kini sedang duduk di hamparan sajadah dengan Al-Quran di pangkuan, Ayna bisa merasakan kedamaian. Lelaki itu memang benar-benar membawa aura yang positif, jadi sekarang tidak ada alasan untuk Ayna tidak belajar mencintai suaminya itu.

Ayna masih tertegun, dengan tubuh yang tengkurap dan satu tangannya menopang dagu. Pandangan matanya begitu lurus menatap sang suami, dia bahkan tak sadar jika suaminya itu sudah menyelesaikan kegiatan mengajinya. Dan kini malah balik menatapnya dengan satu alis terangkat.

Arqan lalu berdiri, dia merapikan sajadahnya dan berjalan mendekat pada Ayna. Lelaki itu geleng-geleng kepala saat melihat Ayna yang sepertinya tengah melamun, buktinya perempuan itu tak sadar jika sekarang Arqan sudah merendahkan tubuhnya dengan berjongkok dan memandangi wajahnya dengan jarak yang sangat dekat.

"Kenapa liatinnya seperti itu? Terpesona, hm?" Ayna terperanjat saat sebuah suara bariton terdengar begitu dekat, lebih terperanjat lagi saat wajahnya dengan wajah Arqan berjarak sangat dekat. Dia bahkan refleks bangun dari tengkurapnya.

"Bapak ngapain di situ? Ngagetin aja!" kata Ayna.

Di depannya, Arqan melipat kedua tangan di atas perut.

"Kita sudah sepenuhnya menjadi suami dan istri sekarang, masih mau memanggilku Bapak?" Ayna mengerjap, perempuan itu menggigit bibir bawahnya. Perkataan sudah sepenuhnya menjadi suami istri tanpa sadar telah membuat pipinya tiba-tiba memanas, apalagi saat pikirannya melanglang pada kegiatan panas mereka tadi malam. Arghh, Ayna tidak bisa untuk tidak lupa bagaimana Arqan yang berkali-kali lipat lebih tampan saat ia melihatnya shirtless.

Tuk

Sebuah jari tiba-tiba menyentil kening Ayna, siapa lagi pelakunya jika bukan Arqan.

"Mikirin apa?" tanya lelaki itu setelah ikut naik ke atas ranjang.

"Nggak mikirin apa-apa kok." Ayna menggeleng, tapi ia tidak bisa menyembunyikan pipinya yang telah bersemu merah. Buktinya sekarang, Arqan tengah tersenyum kecil sambil menunjuk pipinya.

"Ini kenapa jadi merah begini? Ada hal yang bikin kamu salting, hm?" Pertanyaan Arqan barusan dengan cepat mendapat respon gelengan kepala dari Ayna. Tidak mungkin kan jika dia mengatakan teringat kegiatan tadi malam?

"Ya sudah, sekarang siap-siap gih! Bentar lagi dzuhur kita shalat berjamaah di sini setelah itu kita pulang." Ayna mengangguk sekenanya, perempuan itu lantas turun dari ranjang. Namun baru saja kakinya melangkah satu langkah, dia kembali berbalik.

"Mas Arqan?" Sang empu yang punya nama pun mengangkat wajah.

"Ya?" tanyanya balik.

"Mulai saat ini dan seterusnya, aku akan memanggilmu dengan sebutan Mas Arqan." Setelahnya, Ayna berlari kecil sampai tubuhnya menghilang masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan presensi Arqan yang memegangi dadanya. Rupanya, panggilan baru dari istrinya itu sukses membuat jantungnya berdegup kencang.

•••

Gimana chapter ini?

Go follow akunku dulu gengs...

Follow juga Tiktok aku: @fiaafnh

Aku sering buat konten-konten menarik di sana, kalian bisa lihat dan bagikan.

Dear My Husband (COMPLETE)Where stories live. Discover now