buPart 49 : Maunya Dede

7.7K 430 11
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya!



🍂 Happy Readings 🍂

Pukul 20.00 WIB seperti ini biasanya Arqan sudah tiba di rumah, meski sering terjebak macet tapi tidak pernah seterlambat ini. Berulang kali Ayna mendesah pelan, menunggu dengan cemas sang suami yang belum saja tiba. Ditangannya, terdapat sebuah kotak persegi panjang berisi hasil jika ia dinyatakan positif hamil. Perempuan itu ingin memberikan kejutan untuk sang suami lewat kotak itu.

"Mas Arqan masih di mana sih?" Netranya berkali-kali melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 20.05 WIB, itu artinya Arqan telah terlambat sekitar 2 jam lebih. Karena biasanya, pria itu tiba di rumah di pukul 18.00 WIB.

"Aku nggak sabar buat kasih kabar ini." Ayna menunduk, dia mengusap-usap perutnya yang masih rata. "Aku pengen banget liat ekspresi mas Arqan pas tau aku sekarang lagi hamil."

Baru saja sedetik ia berucap demikian, perutnya tiba-tiba terasa mual. Ayna refleks menutup mulutnya dengan tangan lalu menaruh kotak tersebut di nakas.

"Huwekk." Rasa mual itu semakin menjadi, perempuan itu pun berlari kecil menuju kamar mandi untuk menuntaskannya.

Disisi lain, Arqan baru saja tiba di rumah. Merasa sudah terlambat, pria itu pun berlari kecil masuk ke dalam rumahnya. Arqan yakin pasti sekarang Aynanya sedang menunggu dirinya dengan cemas, terlebih Arqan tak sama sekali mengabarkan keterlambatannya karena ponselnya kehabisan daya.

"Sayang!" Arqan mendorong pintu kamar, dahinya mengernyit saat tak menemukan Ayna di dalam. Semakin kakinya masuk ke dalam, indera pendengarannya mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi. Lantas, Arqan tersenyum. Aynanya pasti sedang berada di dalam sana.

Sambil menunggu Ayna keluar dari kamar mandi, Arqan bergerak untuk mengganti pakaiannya. Namun sebelum itu, netranya justru terpaku pada sesuatu yang menarik perhatiannya sejak masuk ke dalam kamar. Sebuah kotak cantik berbentuk persegi panjang di atas nakas.

"Untuk mas Arqan?" Dahi Arqan mengernyit heran saat kotak tersebut ditujukan untuknya, dia angkat kotak tersebut sejajar dengan wajahnya. "Isinya apaan? Ini dari Ayna?" tanyanya.

Baru saja tangannya ingin membuka tutup kotak itu, sebuah suara membuatnya mengalihkan pandang.

"Mas Arqan? Baru pulang?" tanya Ayna.

"Iya, maaf ya. Tadi aku abis dari bengkel, ganti aki mobil." Arqan tersenyum, lantas lelaki itu melupakan kotak di tangannya dan menaruhnya kembali di atas nakas. Sambil berderap menuju Ayna, Arqan merentangkan kedua tangannya ke depan, menyuruh untuk Ayna datang pada tubuhnya.

Melihat itu, Ayna pun tersenyum dan langsung menerjang tubuh Arqan, melingkarkan tangan pada punggung tegap itu.

"Kenapa, hm?" tanya Arqan saat mendapati wajah Ayna yang sedikit pucat, saat Ayna barusan bertanya dia melihat wajah Ayna yang sedikit pucat entah karena apa.

Ayna bergerak melepaskan pelukan itu, perempuan itu lantas berderap mengambil kotak di atas nakas yang tadi sempat Arqan pegang.

"Aku punya kejutan buat kamu, ini!" Ayna mengulurkan kotak tersebut pada Arqan.

"Aku tadi sempat mau buka, emang isinya apaan?" tanya Arqan, penasaran.

"Buka aja!"

Sebelum membukanya, Arqan menatap wajah Ayna yang nampak berseri meski sedang sedikit pucat. Senyuman perempuan itu nampak mengembang manis sehingga membuat kedua kelopak matanya terlihat menyipit.

Dear My Husband (COMPLETE)Where stories live. Discover now