Part 38 : I'm Yours

9.4K 536 10
                                    

Hai gengs, aku update lagi.

Siap baca? Harus siap vote dan komen yooo



🍂 Happy Readings 🍂

"Huft, gue emang bukan istri yang baik. Padahal kemarin gue udah bertekad buat belajar jadi istri yang baik, hari ini gue malah berduaan sama mantan parahnya lagi gue hampir aja dinodai. Gue paham kenapa pak Arqan marah banget sama gue, selain gue nggak izin sama dia gue juga udah berduaan sama laki-laki lain." Ayna menekuk wajahnya, saat ini ia sudah berdiri di balkon. Pandangannya lurus menatap jalanan kota Jakarta di bawah sana, terlihat indah karena cahaya-cahaya lampu yang saling berpantulan.

"Besok gue akan temuin Rafka bareng Dinda sama Alisa, gue harus bisa kasih dia pelajaran." Ayna mengangkat kedua tangannya, ia taruh diatas pagar balkon. "Lo brengsek banget sumpah, Ka! Padahal gue yakin lo itu cowok baik, kenapa sekarang lo malah mau berbuat itu sama gue? Lo mungkin mikir kalau dengan cara itu satu-satunya buat kita bersatu? Hah, sayangnya nggak. Yang ada rasa cinta gue yang tadinya masih ada sedikit bisa berangsur lenyap, karena lo udah kecewain gue."

"Kenapa jadi sesak gini sih? Hei lo nggak boleh nangis, Ay!" Ayna menampar pelan pipinya, menyadarkan dirinya sendiri untuk tidak lagi memikirkan Rafka. Saat hatinya sakit karena perlakuan Rafka yang mengecewakan, sekelebat bayangan-bayangan saat mereka masih bersama terlintas di benaknya. Tak bisa dipungkiri memang, jika rasa cinta yang selama bertahun-tahun ada bisa secepat kilat hilang seutuhnya. Ayna tetap butuh waktu meski semua sudah jelas, jika Rafka memang bukanlah laki-laki yang baik. "Sekarang dia udah keliatan busuknya, lo harus bener-bener bisa lupain dia. Lo nggak liat ada pak Arqan yang sayang sama lo?"

"Eh tapi, gue nggak yakin pak Arqan masih pertahanin gue jadi istrinya." Ayna sekarang menunduk dalam, memperhatikan kedua kakinya yang telanjang tanpa sandal apa pun. "Gue ini istri yang buruk, dia jelas harus punya pasangan yang sepadan, nggak kayak gue."

Mengingat bagaimana sifat dan sikapnya pada Arqan, Ayna jadi merasa bersalah.

"Itu menurut kamu, Ayna!" Suara bariton dari belakang menyahutinya, Ayna tertegun ... ia tahu siapa pemilik suara ini. Ayna kira hanya dirinya seorang diri di sini, nyatanya ada orang lain yang sepertinya mendengar semua keluh kesahnya.

Tak lama kemudian sepasang tangan terasa melingkar di pinggang Ayna, belum lagi si pemilik suara itu menaruh dagunya di bahu Ayna.

"Saya tidak pernah menyesal menikah dengan kamu, kamu adalah pasangan yang Allah kirimkan untuk membersamai saya. Lagipula kita menikah itu untuk saling melengkapi, kalau kamu salah saya bisa nasehati, membenarkan. Begitu pula saya, jika saya salah kamu bisa menasehati saya."

"Kamu tau ...." Si pemilik suara bariton yang tak lain adalah Arqan tersebut memutar tubuh Ayna, menjadi saling berhadapan. "Dengan niat kamu belajar menjadi seorang istri yang baik saja itu sudah disebut sebuah kemajuan, dan saya bangga akan hal itu!" Selanjutnya, Ayna mendengus saat hidung mancungnya dijawil begitu saja oleh Arqan.

"Sakit, Pak!" Gadis itu meringis sambil mengusap-usap pangkal hidungnya.

"Kamu ngapain di sini? Ini sudah malam, angin malam tidak baik buat kamu." Arqan mengambil langkah mundur, memutar tubuhnya lalu berkata. "Lebih baik kamu segera tidur!"

Namun saat tubuhnya akan masuk ke dalam kamar, tubuh Arqan menegang saat Ayna mendekapnya dari belakang.

"Maaf, maaf atas semua kesalahan saya. Saya janji akan belajar jadi istri yang baik dimulai dari sekarang."

"Terimakasih juga atas semua kasih sayang yang Pak Arqan beri untuk saya, saya juga sayang sama Bapak. Jangan pernah tinggalin saya ya, Pak!"

"Pak?" Ayna melepas dekapannya, gadis itu lantas berderap ke depan. Menatap suaminya yang bergeming di tempatnya. "Pak Arqan?" Tangan Ayna mengibas tepat di depan wajah Arqan.

"Kamu serius dengan ucapan kamu? Kamu sayang sama saya?" tanya Arqan.

Di depannya Ayna tersenyum, gadis itu lantas berjinjit sedikit lalu memposisikan bibirnya tepat di dekat telinga Arqan. "Iya aku sayang sama kamu, my husband," bisik Ayna.

Belum sempat Ayna menurunkan kembali kakinya yang berjinjit, pinggangnya telah lebih dulu direngkuh oleh suaminya.

"Kalau cinta?" tanya Arqan sambil menatap dalam mata Ayna.

Ayna lagi-lagi tersenyum. "Sudah mulai, mungkin sedikit lagi aku bakal cinta sepenuhnya," ujar Ayna jujur sambil tersenyum malu.

Dengan jarak pandang yang sedekat ini, Ayna jelas melihat bagaimana wajah rupawan suaminya. Alis lebat, hidung bak perosotan, lalu bibir tipis yang sungguh menggoda iman.

Tanpa sadar, saraf otaknya memang sudah terkontaminasi adegan-adegan seperti di novel yang ia baca ataupun drakor yang Ayna tonton. Secara sadar, ia ingin mengecup bibir itu. Maka perlahan, wajah Ayna mendekat ....menipiskan jarak yang hanya sekian centi lalu benar-benar mendaratkan kecupan di bibir tipis milik Arqan itu.

Cup

Hanya kecupan selama tiga detik lamanya memang, namun sukses membuat bola mata Arqan terbelalak. Lelaki itu kini menatap dalam bola mata Ayna yang berbinar.

"Boleh aku memilikimu seutuhnya malam ini?" Pertanyaan Arqan memang cukup membuat Ayna terkejut, namun sedetik kemudian gadis itu tersenyum dan bersorak dalam hati jika malam spesial yang ia siapkan akhirnya tidak gagal.

"I'm yours," jawab Ayna lalu diakhiri dengan satu anggukan tanda setuju.

Lagi, Ayna dibuat terkejut saat tubuhnya terangkat ke atas. Arqan, lelaki itu menggendongnya ala bridal style lalu membawanya masuk ke dalam kamar.

Ayna dibaringkan dengan perlahan, Arqan pun ikut naik ke atas ranjang berukuran king size tersebut. Oh, dan jangan lupakan jika mereka belum membuang kelopak bunga mawar merah itu di atas kasur, alhasil taburan kelopak bunga mawar merah yang berbentuk hati tersebut hancur karena kedua insan itu.

(Ini ilustrasi saat hiasan di kasur masih rapi)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ini ilustrasi saat hiasan di kasur masih rapi)


Hawa di ruangan itu terasa berbeda, terlebih saat Arqan memulainya dengan mengecup kening Ayna cukup lama. Gadis itu pun memejamkan matanya, merasakan aliran darahnya yang berdesir hebat. Meski sepenuhnya Ayna belum siap melakukan ini, tapi kewajibannya sebagai seorang istri sudah harus dilaksanakan. Ia sendiri tidak mau berdosa karena tidak memberikan Arqan haknya.

"Aku akan bacakan sebuah doa, kamu bisa aminkan dalam hati." Ayna mengangguk patuh saat Arqan berkata demikian.

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

(Bismillah, Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”

Usai Ayna mengangguk jika ia sudah mengaminkan, kedua insan tersebut larut dalam malam panjang. Melakukan sebuah ibadah yang dapat menguatkan ikatan mereka sebagai sepasang suami istri.

•••

Gimana chapter ini?

Go follow akunku dulu gengs...

Follow juga Tiktok aku: @fiaafnh

Aku sering buat konten-konten menarik di sana, kalian bisa lihat dan bagikan.

Dear My Husband (COMPLETE)Where stories live. Discover now