Part 10 : Hello Kitty

7.6K 528 1
                                    

Please vote dulu ya sebelum baca

TINGGALKAN SATU KOMENTAR

Bismillahirrahmanirrahiim...



🍂 Happy Readings 🍂

Pagi yang cerah tapi tak secerah mood Ayna di pagi ini, gadis yang kini mengenakan jeans panjang berwarna hitam lalu kaos panjang oversize berwarna pink duduk dengan wajah tertekuk di kantin. Tangannya tanpa mood mengaduk-aduk jus Apel kesukaannya, matanya menatap nyalang lelaki yang masih berstatus sebagai kekasihnya itu. Dari jarak beberapa meter darinya, ada Rafka yang tengah mengobrol dengan Sella. Keduanya nampak asyik dengan sesekali tertawa bersama lalu Sella yang memukul ringan lengan Rafka karena gemas.

"Rafka kok nggak sadar ada gue di sini sih?" Ayna merengut, entah kenapa melihat Rafka dan Sella bersama seperti itu membuat sudut hatinya seolah mengatakan sesuatu.

"Dorr!" Sebuah tepukan cukup kencang mendarat di bahu sebelah kirinya, Ayna menoleh mendapati Dinda yang menyengir kuda sambil mengangkat kedua jemarinya ke udara. "Canda kok gue, nggak maksud bikin lo kaget." kata Dinda.

"Eh kenapa lo Ay? Kusut amat muka lo." Dinda menggerakkan tubuhnya ikut duduk di samping Ayna.

Ayna mencebik, kepalanya menoleh ke arah Rafka dan Sella yang masih tak sadar jika ia tengah memperhatikan kedua insan itu. Dinda yang paham pun ikut menoleh kemana Ayna melihat, selanjutnya gadis bersurai hitam legam itu mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

"Lo jealous karena Rafka dan Sella lagi ngobrol, Ay?" tanya Dinda.

"Cewek mana yang nggak jealous liat pacarnya akrab banget sama sahabatnya, apalagi posisi Sella jomblo." Ayna mendesah berat, hatinya merasa tak tenang seolah di antara kedua insan itu menaruh sesuatu yang tak dirinya tau. "Astaga, nggak boleh overthinking gue," gumam Ayna tak sadar.

"Nah iya, lo jangan overthinking Ay. Siapa tau aja mereka emang lagi ada keperluan gitu, kan?"

"Entahlah, jadi nggak mood gue," balas Ayna.

"Eh iya Ay, lo kemarin beneran dikasih hukuman sama pak Arqan?" Dinda bertanya seraya memangku dagunya dengan satu tangan.

"Dikasih tapi cuma sedikit kok, btw pak Arqan orangnya baik kok Din. Buktinya tadi malem aja dia bayarin tagihan resto gue." Mengingat Arqan Ayna jadi tersenyum sendiri, ia ingat saat tadi malam ia yang terus saja berterima kasih pada lelaki itu dan berujung mendengar umpatan dari lelaki itu. "Pak Arqan itu persis banget sama tokoh-tokoh di wattpad Din, dingin-dingin tapi hatinya baik, judes-judes tapi hatinya lembut. Cuma emang sih gue nggak suka kalo dia udah masang muka yang datar gitu, sayang aja kan pak Arqan ganteng tapi jarang senyum," cerocos Ayna.

"Heh detail banget lo sebutin cowok lain di saat masih punya cowok, pak Arqan udah gue klaim jadi gebetan gue ya!" seloroh Dinda.

"Astaga!" Ayna menepuk keningnya. "Gue lupa Din, pak Arqan itu udah punya calon istri."

"Hah, yang bener lo?" Dinda menegakkan tubuhnya.

"He'em, gue sempet denger ibunya pak Arqan sebut-sebut calon istri gitu ke pak Arqan."

Dinda mengerutkan kedua alisnya, "Tunggu, kok lo bisa kenal sama ibunya pak Arqan?"

Dear My Husband (COMPLETE)Where stories live. Discover now