Baca sambil putar lagu di atas ya!
Biar kerasa feelnya"Rega.., Rega..., Rega...," ucap seorang gadis dengan mata terpejam
Gadis itu terus memanggil nama sahabatnya yang kini telah beristirahat dengan tenang
Memori memori yang terus berputar dalam ingatan, bagai sebuah film dokumenter
Gadis itu benar benar tidak bisa melepaskan apa yang terjadi. Dibilang tidak ikhlas, memang begitu nyatanya
"REGAA!!," dengan nafas tersenggal senggal gadis itu bangun dari tidurnya. Keringat dingin mengucur begitu deras membasahi dahinya
"Naya, tenang, Nay. Minum dulu," Dimas memberikan segelas air putih dari atas nakas untuk Naya
Naya meneguk air itu dengan tergesa gesa. Lalu dengan tatapan terluka, gadis itu menatap kearah Dimas
"Jam berapa?," tanya Naya dengan suara serak
"Kenapa?," tanya Dimas balik
"Naya harus jemput Rega, Rega pasti sudah nunggu. Dimas tau?, Naya bakal kasih jawaban Naya buat Rega. Rega, Naya cinta sama Rega," ucap gadis itu dengan penuh senyuman
Tanpa sadar satu tetes air mata turun membasahi pipi Dimas. Sudah tiga hari ini Naya terus mengucapkan kalimat itu. Kalimat yang sama dan tatapan yang sama
Tatapan yang penuh akan kerinduan, tatapan yang penuh akan harap
"Rega, sudah nggak ada, Nay. Rega sudah meninggal," ucap Dimas dengan penuh penekanan
Senyuman di bibir Naya seketika luntur. Gadis itu menggeleng, "Nggak. Nggak Dimas. Nggak mungkin," ucap Naya
Gadis itu menekuk kedua kakinya. Lalu kedua tangannya menarik rambut panjang miliknya
"Nggak!!! Nggak!! Rega nggak mungkin tinggal in Naya!!, nggak!!," teriak Naya
Dimas dengan derai air mata yang terus mengalir, ia beranjak memeluk Naya. Dimas ikhlas Rega pergi. Dimas menangis karena melihat kondisi Naya
Gadis itu sangat kehilangan. Gadis itu seperti kehilangan separuh nyawanya
"Lepas, Nay, ikhlasin Rega," Tangan Dimas terulur untuk melepaskan tangan Naya dari rambut gadis itu
"Rega nggak bakal tenang kalo lo terus kayak gini, lo masih punya gue, Nay. Lo masih punya Nadya sama Andre, ayah sama ibu Rega juga ada buat lo. Lo nggak sendiri Nay," ucap Dimas meyakinkan Naya
"TAPI NAYA MAU REGA!! NAYA MAU REGA!! NAYA CUMAN MAU SAMA REGA!!, NAYA MAU REGAA!!," teriakab gadis itu semakin kencang
"Sayang, sayang, lihat ibu sayang," ucap ibu Rega yang baru saja datang dan langsung menangkup wajah Naya
"Ibu juga kehilangan, ibu kehilangan anak satu satunya yang ibu punya. Tapi ibu ikhlas sayang, ini jalan terbaik dari Allah. Kita harus terima," ucap Wulan - ibu Rega
"NAYA MAU REGA!! NAYA MAU REGA,!!, TUHAN JAHAT!! NAYA MAU REGA TUHAN!! NAYA MAU REGA!!," teriak Naya
Dimas tidak kuasa melihat kondisi Naya yang semakin hari semakin memburuk, laki laki itu melangkah kearah jendela kamar, melihat kamar seberang yang ia tau pasti itu kamar Rega
"Gue harus gimana, Ga?. Gue bingung," cicit Dimas dengan air mata yang terus mengalir dengan deras
Katakan lah Dimas cengeng. Tapi bayangkan kalau kalian ada di posisi Dimas, melihat orang yang kita cintai seperti orang gila. Melihat orang yang kita cintai begitu larut dalam kesedihan
"Naya mau Rega ibuukk.. Naya mau Rega." ucap Naya dalam pelukan Wulan
"Rega sudah tenang sayang. Naya nggak pernah sendiri. Ada ibuk, ada ayah, ada Dimas, ada Andre sama Nadya juga, jangan pernah berfikir Naya sendirian," ucap ibu Rega dengan penuh kasih sayang
"Naya mau Rega, Naya kangen Rega," kalimat itu terus saja terucap dari mulut Naya
Dimas semakin terasa miris ketika mendengar suara pilu Naya yang terus memanggil nama Rega. Dimas merasa tidak tega
Jika begini akhirnya
Dimas memilih dia saja yang pergi
Dia saja yang mengalami kecelakaan tragis itu. Biar Dimas saja yang pergi
Dimas tidak sanggup melihat Naya seperti itu
"Kamu yang menggantikan Rega. Naya itu rapuh, kamu yang ada untuk menjaga Naya sekarang," ucap ayah Rega yang tiba tiba saja menepuk pundak Dimas
"Dimas nggak sanggup kalo Naya terus seperti itu om," ucap Dimas
"Kalau kamu tidak sanggup. Lalu siapa yang akan mengisi kekosongan posisi Rega?, Naya akan merasa sendiri kalau kamu menyerah mendukung dia,"
"Saya takut saya gagal om, saya tidak memiliki tekad tinggi untuk menjaga Naya,"
"Katakan pada dirimu sendiri kamu bisa. Rega nggak mungkin salah pilih dalam menitipkan Naya, dia pasti menitipkan Naya sama kamu. Karena dia percaya kamu bisa,"
Dimas merenungkan ucapan dari ayah sahabatnya itu. Apakah dia bisa?,
"Saya akan berusaha om. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Naya," ucap Dimas
Takdir itu sudah tertulis, kita sebagai manusia hanya bisa menerima. Takdir Naya adalah menjadi sesosok gadis sebatang kara yang hidup di bumi, jika dulu Naya masih memiliki Rega untuk bersandar. Kali ini Naya di tantang oleh takdir untuk bangkit sendiri dan bertahan
Kehadiran Dimas hanya sebagai penopang dan pemeran pengganti Rega dalam hidup Naya
Perjuangan belum berakhir sampai di sini. Dimas memiliki tanggungan untuk menjaga gadis itu
Gadis rapuh dengan sejuta luka di hatinya
Dimas akan hadir sebagai obat yang akan memulihkan sedikit demi sedikit luka itu. Meski masih akan meninggalkan bekas, tapi luka itu tidak akan perih jika di sentuh
Tekad yang kuat akan membawa mereka ke arus kehidupan yang lebih sulit. Arus kehidupan yang lebih mengasah ketegaran mereka,
Tentang kesabaran
Tentang keteguhan
Tentang niat
Tentang kepercayaan diri
Semua akan di uji di masa depan. Siap atau tidak. Sedih atau senang. Kita harus bisa melaluinya
Terkadang apa yang buruk di mata kita, itu adalah jalan terbaik dari tuhan yang di berikan pada kita
Perjalanan Rega dan Naya telah usai sampai di sini. Tapi perjalanan hidup Naya dan Dimas masih berlanjut
Semua tidak akan sama setelah ini. Perubaha perubahan akan terjadi
Sampai jumpa
See you next time
Bye byeJangan lupa vote nya guys
YOU ARE READING
ReNa [TAMAT]
Teen Fiction[TAMAT] [PART LENGKAP] [JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA] Rank : #1 in persahabatandancinta (03 November 2020) "Antara Aku, Kamu, Dan Janji Persahabatan" Ada sebuah janji yang belum ditepati. Antara dua anak remaja yang memang sudah be...