ReNa :[Naya Polos]

349 117 13
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote hargai penulis yang sedang menulis kisah persahabatan kami

-Rega&Naya

~~~•••~~~

Malam tiba, dan guntur saling bersahut sahutan dilangit menandakan hujan akan tiba, seorang gadis tengah duduk didepan meja belajarnya, berkutat dengan buku dan berusaha menyelesaikan soal soal yang terdapat didalamnya

Gadis itu sendirian, hanya ditemani secangkir susu hangat didalam cangkir pink kesayangannya, juga alunan musik kpop kesukaannya yang terputar melalui earphone yang dia kenakan

Toktoktok..

Pintu utama diketuk dari luar, tapi sang pemilk rumah sama sekali tak mendengar suara ketukan itu. Naya tetap berkutat pada buku bukunya juga hanyut kedalan alunan lagu yang diputar

Disisi lain, seorang remaja laki laki berdiri dengan memakai hoodie dan memeluk selimut juga satu buah bantal dan guling, laki laki itu berdecak sebal karena sang pemilik rumah tak kunjung membuka pintu

"sudah tidur mungkin ini anak" gerutu Rega

Rega memberanikan diri melangkah membuka pintu, ia masuk perlahan lahan tanpa menimbulkan suara, meletakkan barang bawaannya diatas sofa ruang tamu

Rumah yang sepi, lampu beberapa ruangan dirumah ini sengaja dimatikan, Rega melangkah menuju lantai dua, berjalan kearah suatu ruangan yang sudah ia kenal siapa pemiliknya

Pintu bertuliskan 'Naya Audinata love R'  gantungan itu adalah pemberian Rega, ya! Gantungan itu dibeli saat ulang tahun mereka yang ke 10 tahun, 6 tahun yang lalu.

Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Rega langsung membuka hendel pintu tersebut, dan dilihatnya seorang gadis duduk didepan meja belajar memakai earphone ditelinganya serta memakai piama tidur bercelana pendek

Satu..

Dua..

Tiga..

"Dorrrr!!! "

"astaga! Maling! Ayam!! Ayah maling ayah!!! " teriak Naya yang terkejut

Rega tertawa lepas, ia sampai mengguling gulingkan badan dikasur milik Naya, Naya menetralkan detak jantungnya, kemudian dia berjalan menghampiri Rega yang masih saja tertawa berguling guling diatas kasur

"Rega Ngeselin!! " bentak Naya kemudian mengambil guling dan memukul mukulkan kearah Rega

"bentar bentar stop" Rega berusaha menghentikan Naya yang masih memukulinya menggunakan guling

Rega berusaha menormalkan nafasnya, "Muka lo Nay, gila! Ucul banget!" setelah mengucapkan kalimat itu Rega kembali meledakkan tawanya

"Rega ngeselin!" Naya kembali memukuli Rega dengan guling semakin keras

"sakit Nay.. Sakit.. Aduh aduh" Rega berpura pura kesakitan tapi Naya masih saja terus memukulnya

"stop! " Rega dengan sigap menarik tangan Naya

Posisi mereka saat ini, Rega dibawah sambil memegang pergelangan tangan Naya,  sedangkan Naya jatuh tertelungkup menimpa Rega

Suasana menjadi hening, mereka saling pandang, tidak ada yang memulai pembicaraan, Rega dan Naya sama sama hanyut dalam tatapan mereka yang dalam

"Mana yang sakit? " tanya Naya

Rega menggeleng, "Nggak ada, Gue cuman bohongin lo" ucapnya dengan suara serak

"hiih! " Naya hendak melepas pegangan tangan Rega dan hendak memukulinya lagi, tapi dengan keras Rega menahan dan menarik Naya aar tetap terlungkup diatasnya

"kenapa lo gak kerumah gue? Rumah lo sepi" tanya Rega

"ya terus kenapa kalo sepi? Nggak ada hantu juga" jawab Naya enteng

satu tangan Rega terulur menyelipkan rambut Naya kebelakang telinga, "kalo ada penjahat gimana? "

"Rega khawatir ke Naya? "

"kalo gue nggak khawatir ke lo, kenapa gue ada disini" jawab Rega

Mereka kembali terdiam, Naya yang masih sibuk mencerna kata kata Rega dalam fikirannya, dan Rega yang entah kenapa dia merasakan desiran didalam hatinya

"minggir lo anjir, berat" ucap Rega membuyarkan lamunan Naya

"ya lepasin tangan Naya! " bentak Naya

"lo masih kesel sama gue? " tanya Rega

"ya iyalah, tai " Naya hendak bengkit, namun tangannya kembali ditahan oleh Rega

"lepas.. Katanya suruh minggir"

"gue manusia bukan tai" ucap Rega dengan nada ketus, "minggir lo!  Gue tagang lo mau tanggung jawab?" tanya Rega disertai senyum miring di bibirnya

Naya bangkit setelah tangannya dilepas oleh Rega, Naya duduk ditepi ranjang, diikuti dengan Rega yang juga disebelahnya, Naya masih berfikir mengenai tadi apa yang dikatakan Rega

"apanya yang tegang? " tanya Naya dengan polosnya

Rega menatap Naya dengan satu alis terangkat, "nggak usah sok polos, udah, Gue numpang tidur sini ya? Banyak petir, gue takut dirumah, ortu gue lagi pergi" ucap Rega kemudian meninggalkan kamar Naya beranjak menuju ruang tamu

Sementara Naya yang masih terduduk ditepi ranjangnya, dia termenung memikirkan apa yang dikatakan Rega, sungguh entah mengapa otaknya terus berfikir soal hal itu

"tegang? Tanggung jawab? " gumamnya

Naya berdiri merapikan buku bukunya yang berserakan diatas meja belajar, tak lupa dia juga mengambil ponselnya

Tepat saat Naya menutup pintu kamarnya, dan saat itu juga koneksi didalam otak Naya bekerja lebih cepat, dia mengerti tentang apa yang dikatan oleh Rega sahabatnya itu

Tentang kata yang sedari tadi menjadi pertanyaan dibenaknya, seketika itu wajahnya memerah

"Regaaaaaaa!!! Dasar mesuumm!!! " teriak Naya dari lantai dua depan kamarnya

Sedangkan Rega yang tengah duduk dan menonton film ditelevisi sedikit terkekeh, ternyata sahabatnya itu benar benar lemot tentang hal seperti itu

"dasar Naya" gumamnya sambil menggeleng gelengkan kepala

~~~o0o~~~

Hello.. Jangan lupa vote ya

10 oktober 2020

ReNa [TAMAT]Where stories live. Discover now