ReNa :[Boleh Pacaran Gak?]

302 88 6
                                    

Jangan lupa vote nya

Aku tidak mengerti dengan diriku
Yang selalu merasakan desiran hangat saat didekatmu
Akankah aku jatuh hati, tapi aku tak siap. Mengingat jatuh hatipun bersahabat dengan patah hati, aku takut mematahkan hatimu karena kau sahabatku.

-Rega Samudra Franklin

Happy Reading guys.. Jangan lupa vote.

~~~•••~~~

Empat hari ujian nasional telah dilewati, dan saat ini adalah hari hari bebas bagi mereka yang telah berjuang memperjuangkan kertas putih bertuliskan "LULUS"

Tak terkecuali juga untuk sepasang sahabat yang kini tengah duduk di salah satu meja kantin, ditemani dengan dua mangkuk soto juga dua gelas es teh yang mereka pesan dari ibu penjual kantin

"habis ini jadikan daftar ke SMA Wijaya Kusuma? " tanya Naya

Rega mengangguk, "lo kesana juga kan? " tanya Rega balik

"Naya kan selalu ngikutin Rega"

"kalo gue masuk sumur, lo ikut masuk sumur? "

"kalo itu nggak sih" jawab Naya

"lah gitu katanya selalu ngikutin gue"

" hehe" Naya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya

Suasana kantin saat ini lumayan ramai, banyak anak anak terutama anak kelas sembilan yang memang dibebaskan karena sudah tak ada lagi pelajaran dan selebihnya yang datang ke kantin adalah anak anak pemalas dan pembolos

Huh! Masih kecil pekek acara bolos bolosan, mau jadi apa gedenya

"hai Naya" sama Dimas dengan riang lalu duduk tepat disamping Rega

Seketika raut wajah Rega berubah menjadi suram, Rega mengaduk aduk sotonya tanpa ada niat untuk menyantapnya

"hai Dimas" sapa Naya balik, disertai dengan senyum manis yang mengembang di bibirnya

"aduh manis banget senyum nya" goda Dimas

"dasar garangan" gerutu Rega

"apa? " Dimas mendekatkan telinga kearah Rega

"nggk ada.. Lonya aja yang salah denger" ucap Rega sambil memanggut manggutkan kepala

Dimas menghelan nafas, kemudian kembali melihat kearah Naya, "eh Nay" Dimas berhenti sejenak untuk menarik nafas, "lo sebenernya sama Rega ada hubungan apasih? "

Pertanyaan yang keluar secara lancar dari mulut Dimas itu mampu membuat Rega tersedak oleh es teh yang ia minum, Rega terbatuk batuk sambil memukul mukul dadanya yang terasa sesak

"lo kenapa Ga? " tanya Dimas dengan wajah tanpa dosa, padahal aslinya dia tau Rega terkejut dengan pertanyaan yang dia lontarkan pada Naya

"Rega minumnya yang bener donk! " seru Naya

Setelah semuanya normal dan Rega tak lagi tersedak, Dimas kembali melanjutkan pembicaraan nya dengan Naya

"jawab donk Nay" ucap Dimas dengan suara yang sengaja dilembut lembutkan

"apanya? " tanya Naya balik

"lo sama Rega ada hubungan lain ya selain sahabat"

Naya mengendikkan bahu, "emang kenapa sih Dim? " kali ini Naya bertanya balik

"kalo lo emang ada hubungan lebih sama Rega, ya Mas Dimas ini lebih baik mundur... Dimas mana bisa bersaing melawan Rega" Dimas berucap sembari menunduk dan memainkan es teh miliknya, dan sedikit terdengar tawaan kecil dari Rega

"kalo nggak ada hubungan lebih? " tanya Naya dengan penasaran

"ya kalo nggak ada.. Boleh lah.. Aku daftar jadi pacar kamu" ucap Dimas sambil menaik turunkan alisnya

"Naya ga dibolehin pacaran sama Rega.. " jawab Naya dengan lesu, tak ketinggalan juga dengan bibirnya yang dikerucutkan

Rega berbisik kearah Dimas, "mending lo pergi deh, aura lo membawa keburukan disini" bisiknya

"lo kira gue kucing hitam, yang kalo lo tabrak gak lo kuburin jadi pembawa sial" bisik Dimas balik

Rega terkekeh, "kalian ngapain sih? Kok bisik bisik? " sahut Naya yang merasa bingung dengan dua orang didepannya

"nawarin kucing hitam dia" jawa Rega ngawur

"lah kok gue? " Dimas menunjuk dirinya sendiri

"Dimas jualan kucing? " tanya Naya dengan polosnya

"elaahh! Untung ya lo temen sebangku gue yang sering kasik gue contekan, kalo nggak.. Udah gue sambel lo" ucap Dimas kesal sambil menunjuk nunjuk Rega

"gue balik duluan Nay.. Ada setan yang ngambek kalo gue deketin lo" Dimas berpamitan dengan nada sinis yang ditujukan untuk Rega, "tapi tenang Nay.. Mas Dimas akan selalu berjuangan untuk mendapatkan kamu" ucap Dimas lagi dengan penuh keteguhan sambil menepuk nepuk dada kirinya

Setelah itu Dimas pergi kembali kekelasnya, Naya terus menatap punggung Dimas yang sekian lama semakin menjauh

"nggak usah dilihatin" ucap Rega membuyarkan lamunan Naya

"apasih?! Sewot mulu, PMS? "

Suasana menjadi hening, Naya sibuk menghabiskan soto miliknya sedangkan Rega sibuk dengan ponsel yang ada ditangannya

"Rega, Naya boleh pacaran nggak? " tanya Naya dengan tiba tiba tanpa menatap Rega

~~~o0o~~~

Stop dulu.. Hehe tunggu kelanjutan di chapter selanjutnya..

11 oktober 2020

ReNa [TAMAT]Where stories live. Discover now