ReNa :[Perasaan Dimas]

151 23 1
                                    

Di part ini, khusus membahas tentang perasaan Dimas ya
.
.
Selamat membaca
Jangan lupa vote and comment

~~~•••~~~

Hari demi hari berganti, aktivitas kembali berjalan seperti semula, begitu juga dengan Naya, gadis yang kini hidup sebatang kara itu dengan berat hati harus menerima takdirnya

Gadis itu tak lagi seceria dulu, gadis itu menjadi gadis yang pendiam, jika dulu Naya adalah gadis yang ceria dan aktif, sekarang Naya menjadi gadis yang lebih banyak melamun dan menyendiri

Tak hanya itu, Naya juga menjadi gadis yang sangat sensitif, terutama dalam hal yang menyangkut sahabatnya Rega

Jika Rega tak ada disampingnya, maka gadis itu akan menangis dan panik, jika Rega kedapatan berdekatan dengan gadis lain, tak jarang Naya akan langsung marah dan menegur secara terang terangan, gadis itu sangat sensitif, jika ditanya apa alasannya, maka gadis itu akan menjawab, dia takut kehilangan Rega

"kayaknya kesempatan gue buat deketin dia nggak ada deh" ucap Dimas dengan lesu

Laki laki itu memandang dengan lekat punggung Rega dan Naya yang kini tengah duduk berdampingan dikursi taman belakang sekolah

"lo bilang nggak bakal nyerah" sahut Andre

"kalo gini beda lagi Ndre" ucap Dimas, kemudian ia menghela nafas sejenak, "kalo emang bahagianya Naya sama si Rega, gue nggak bisa maksa" ucap Dimas

"kenapa sih, lo bucin banget sama Naya? " tanya Andre sembari berdecak pinggang

"karena baru Naya, gadis pertama yang buat hati gue berdesir, meski cuman dengar suaranya" ucap Dimas

Laki laki itu masih saja memandangi sepasang sahabat yang nampak tengah bergurau sembari menyantap makan siang mereka

"lo sendiri yang bilang kan, kalo ada niat, disitu pasti ada jalan " ucap Andre

"kalo gue maksain perasaan gue, yang ada gadis yang gue cintai, dia yang bakal terluka, sedangkan gue, gue nggak pingin Naya terluka karena gue" ucap Dimas

"terus, lo bakal tetep jadi penonton ke uwu an mereka, sedangkan hati lo tersakiti? " tanya Andre

"mungkin" jawab Dimas sembari mengendikkan bahu, "kalo itu emang takdir first love gue, gue cuman bisa lihat dia dari jauh" ucap Dimas lagi

"Naya itu belum tau kalo lo suka dia, cobak lo ngomong, karena setau gue, Naya itu sayang ke Rega, cuman sebagai sahabat" ucap Nadya yang tiba tiba muncul sembari menepuk pundak Dimas

Dimas sedikit terkejut, saat tiba tiba Nadya muncul disampingnya, berarti, dari tadi Nadya tau, apa yang dia bicarakan dengan Andre

"tapi yang gue lihat di mata Naya, dia punya perasaan ke Rega, tapi dia belum sadar sama hal itu" ucap Dimas

"lo yakin, bakal terus kek gini? " tanya Andre

"mungkin suatu hari gue bakal bilang, meski gue nggak bakal bisa dapetin hati Naya, gue nggak masalah, asalkan dia tau, kalo gue sayang banget ke dia" ucap Dimas sembari tersenyum tipis

Laki laki itu membalikkan tubuhnya, kemudian berjalan gontai untuk kembali kekelas

Andre yang melihat itu, sebenarnya dia juga merasa kasihan pada Dimas, tapi mau bagaimana lagi ?, mau membantupun, Andre tidak tahu caranya

Andrepun tahu, bahwa sebenarnya sepasang sahabat itu sama sama memiliki perasaan tersembunyi, dan keduanya masih belum menyadari tentang perasaan mereka, dan hal itu ternyata dapat menyakiti hati orang lain yang sangat mencintai salah satu dari mereka

Disisih lain, remaja laki laki yang berjalan gontai menuju kelasnya itu, nampak jelas tergambar diwajahnya, perasaan sakit hati, hatinya terasa remuk saat melihat Naya yang akhir akhir ini nampak tak memperdulikannya

Jika dulu, Naya akan tetap senang dan menerima apapun pemberiannya, tapi sekarang berbeda, Naya akan menolak dan terkesan tak memperdulikan Dimas, gadis itu hanya memandang Rega, Rega, dan Rega

Dimas ingin marah, tapi atas dasar apa dia berhak untuk marah, Rega lah yang lebih dulu bertemu Naya, dan Rega juga berhak jika mendapat cinta dari Naya

"cie lah, kasian yang cintanya nggak dianggap" cicit seseorang yang kebetulan berpapasan dengan Dimas

Dimas berhenti berjalan, dia melohat ke arah orang yang baru saja mengucapkan kata kata yang terkesan mengejeknya, dilihatnya Tania, yang berdiri dengan kedua tangan dilipat didepan dada, gadis itu berdiri sembari menatap remeh kearah Dimas

Dimas menunjukkan smirk dan tatapan tajam andalannya, yang bisa membuat lawan yang ia tatap bergidik ngeri

Dimas berjalan mendekat kearah Tania, kemudian berkata

"masih mending, gue nggak di anggap tapi gue tetep berjuang dengan cara sehat dan gak mempermaluin diri sendiri, dari pada lo" Dimas menunjuk wajah Tania, "dandan kek tante girang, ujung ujungnya tetep di tolak" ucap Dimas dengan ketus kemudian terkekeh

"kalo gue jadi lo, gue bakal nenggelamin diri disamudra atlantik, dandanan kok nggak sesuai sama umur, ngelonte sana" ucap Dimas lagi

Setelah mengucapkan kata kata itu dengan ketus, Dimas melenggang pergi berjalan menuju kelasnya, tanpa menghiraukan lagi apa gerutuan dari Tania dibalakangnya

~~~o0o~~~

Gimana Dimas menurut kalian?
Ada nggak, yang kayak Dimas?
Dia itu ngebucin banget sama seseorang, tapi orang yang dia bucinin nggak sadar dengan adanya perasaan kita
.
.
.
Jangan lupa vote and comment ya?
.
28 oktober 2020

ReNa [TAMAT]Where stories live. Discover now