ReNa :[Luka Hati Dimas]

148 24 5
                                    

Hari telah berganti, kesibukan mereka semakin bertambah, terutama Rega yang mengikuti dua ekstra sekaligus, hal ini membuat Naya, terpaksa harus sering berjauhan dengan Rega

Meski diawal Naya sempat merengek dan meminta Rega agar berhenti dari salah satu ekstranya, tapi lama kelamaan Naya sadar, dua ekstra yang diikuti oleh Rega adalah olah raga favoritnya, jadi tidak berhak juga Naya melarang Rega untuk mengikuti apa yang dia mau

"gue hari ini ada ekstra, lo pulang sama Dimas ya? " tanya Rega sembari memasukkan buku bukunya kedalam tas

"kok ekstra lagi sih! " jawab Naya sembari menghentakkan kakinya pada lantai kelas

"kan ekstra bulu tangkis emang hari ini sama besok, Nay" jawab Rega

"kebanyakan ekstra sih! " cembik Naya

Rega terkekeh, tangannya terulur mengusak rambut Naya, "kangen pulang bareng gue nggak? " tanya Rega

Naya mengangguk, "Naya lebih sering pulang bareng Dimas" ucap Naya dengan menunduk

"Dimas juga, apa bedanya sama gue? " tanya Rega

"beda, satu" Naya menunjukkan satu jarinya didepan Rega, "nama kalian beda, dua" selanjutnya Naya menunjukkan dua jarinya, "wajah kalian juga beda, yang ketiga" kali ini Naya menunjukkan tiga jarinya, "nggak tau kenapa, Naya lebih suka di bonceng sama Rega" ucap Naya lirih

Rega kembali terkekeh, "lo suka gue, Nay?" ucap Rega

Naya melotot, "hih! Halu" ucapnya, kemudian gadis itu melangkah keluar dari bangku, ia berjalan menghampiri Dimas yang sudah menunggunya didepan kelas

Rega mengikuti alah langkah Naya, kini mereka bertiga telah berada didepan kelas, Rega berpamitan pada Dimas dan Naya, kemudian ia melangkah menuju tempat latihan ekstranya

Sedangkan Naya dan Dimas kini berjalan beriringan menuju tempat parkir, tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka, Naya memilih diam, sedangkan Dimas, ia bingung ingin memulai bicara dari mana

Suasana canggung menyelimuti, entah kenapa tiba tiba saja gugup melanda, "Nay" panggil Dimas

Naya menoleh kemudian berdahem

"ikut gue ke toko buku dulu, mau nggak? " tanya Dimas dengan ragu

"oke, Naya juga mau beli buku" ucap Naya tanpa memandang Dimas

"serius? Suka buku apa? " tanya Dimas

"Naya suka novel, kebetulan novel dari penulis favorit Naya udah terbit, yauda sekalian beli" ucap Naya

Mereka tiba di tempat parkir sekolah, Dimas memakaikan helm pada Naya, pandangan mereka bertemu, Dimas sempat mematung sejenak, begitu juga dengan Naya, namun beberapa saat kemudian Dimas tersadar dan menepuk puncak kepala Naya

Dimas memasang helm miliknya sendiri, kemudian naik keatas motor miliknya, setelah semuanya siap, Dimas melajukan motornya dengan kecepatan sedang

Naya menyandarkan kepalanya dipundak Dimas, mereka sama sama diam, Naya yang sibuk melamun dan hanyut dalam fikirannya, sedangkan Dimas juga fokus pada jalanan

"menurut Dimas, kalo lagi suka sama seseorang itu gimana sih? " tanya Naya tiba tiba

Dimas melihat pantulan wajah Naya melalui kaca spion, "lo suka seseorang? " tanya Dimas

"nggak tau" jawab Naya lirih, "kalo Naya deket dia, Naya nyaman, kalo nggak ada dia, Naya kesepian" ucap Naya lagi

Dimas langsung tau, yang dibahas disini pasti Rega, "tentang Rega ya? " Dimas berusaha menebak

Naya mengangguk

Mendapat jawaban yang seperti itu, hati Dimas terasa dicubit, jadi benar apa dugaannya, bahwa Naya menyukai Rega

"lo suka sama dia" ucap Dimas sembari tersenyum kecil

"maksudnya? " tanya Naya

Gadis itu kini meletakkan dagunya pada pundak Dimas

"lo itu suka sama dia, lo baru sadar sekarang? " tanya Dimas sembari tekekeh

Tidak, Dimas tidak menertawakan Naya yang baru saja sadar tentang perasaanya, tapi Dimas menertawakan dirinya sendiri

"gitu ya? " ucap Naya, "emang gitu ya? Tandanya orang yang lagi jatuh cinta? " tanya Naya

"setau gue gitu" ucap Dimas

Laki laki itu membelokkan motornya untuk memutar balik, Naya mengeryit bingung, "kok arah pulang?,katanya mau ke toko buku" tanya Naya

"ke toko bukunya besok aja ya? Nggak tau kenapa, perut gue mendadak sakit" ucap Dimas

"Dimas kenapa?" tanya Naya yang khawatir pada Dimas

Dimas mengangguk

Naya kembali menyandarkan kepalanya pada punggung Dimas, tangannya ia lingkarkan pada perut Dimas, kemudian berkata, "jangan sakitin Dimas ya, kasian Dimasnya" Ucap Naya

Dimas terkekeh, dalam hatinya ia berkata, "bukan perut gue yang sakit Nay, hati gue yang sakit, lo nggak kasian sama hati gue? " batinnya

Tanpa Dimas sadar, satu tetes air mata keluar dari matanya, katakan saja Dimas banci karena menangis sebab wanita, tapi tidak ada yang tau bahwa Dimas sangat menyukai Naya, bahkan disetiap doanya Dimas selaly menyebut nama Naya, tapi tuhan mungkin tidak menghendaki apa mau hatinya, dan menyuruh Dimas untuk lebih bersabar

~~~o0o~~~

Aku kasian sama Dimas😩
Tapi mau gimana lagi? Takdir berkata lain untuk hati Dimas
.
.
Dimas itu bucin Naya banget, tapi Naya nggak sadar, Naya selalu anggap Dimas itu bercanda, karena emang Dimasnya suka bercanda
.
.
Jangan lupa vote and comment

29 oktober 2020

ReNa [TAMAT]Where stories live. Discover now