ReNa :[Kabar Duka]

171 24 1
                                    

Pagi hari telah tiba, matahari telah menampakkan sinarnya, seorang remaja laki laki baru saja keluar dari toilet kamarnya, laki laki itu hanya memakai celana pendek, dan bagian tubuh atasnya tak terbungkus apapun

Rambut yang masih basah dan handuk yang disampirkan pada sebelah bahunya, laki laki itu terlihat sangat tampan meski tanpa pakaian yang rapi

Rega, laki laki itu menundukku tubuhnya, mendekatkan wajahnya pada telinga seorang gadis yang masih saja tidur terlelap, tak lupa suara dengkuran terdengar dari mulut gadis itu

"NAYAAAAAA!!!! " teriak Rega tepat ditelinga Naya

Gadis itu terkejut, dia seketika terbangun dari tidurnya, dengan wajah panik, Naya melihat kekanan dan kirinya,  mata gadis itu menangkap Rega yang terduduk sembari tertawa terbahak bahak

"Rega jahil ih! " Naya beranjak sembari membawa bantal untuk memukuli sahabatnya yang jahil itu

Terjadilah perang bantal yang cukup lama, Naya yang tak henti hentinya memukuli Rega dengan bantal, dan Rega yang masih saja tertawa mengingat ekspresi dari sahabatnya saat terbangun tadi

"Rega, Naya, kok malah berantem sih! Ibu jodohin kalian berdua, baru tau rasa" ucap Wulan—ibu Rega yang tiba tiba saja membuka pinti dan melihat pertengkaran putranya dengan sahabat masa kecilnya

"hih! Rega tuh buk, dia teriak ditelinga Naya waktu Naya tidur, kan Naya jadi kaget" ucap Naya mengadu

"salah sendiri kebo" sahut Rega. Laki laki itu beranjak membersihkan kasurnya yang sedikit berantakan

Naya yang masih merasa kesal, gadis itu mendorong Rega hingga tersungkur diatas kasur, kemudian berlari keluar kamar

Naya berjalan sambil cekikikan menuju ruang tamu rumah Rega, gadis itu hendak pamit pada kedua orang tua Rega untuk pulang dan bersiap berangkat kesekolah

Tapi, saat gadis itu tiba didepan pintu dapur, ayah Rega dengan tergesa gesa menghampirinya, nampak raut wajah panik tergambar jelas diwajahnya

"nak" ucap Randy—ayah Rega sambil memegang kedua bahu Naya

Naya merasa bingung, dia mengeryitkan dahi, "ada apa yah? " tanya Naya

Randy meneguk ludahnya sejenak, pria itu sebenarnya juga terkejut dengan kabar yang didapat, dan juga pria itu merasa ragu hendak memberi tahu seorang anak didepannya ini

"nak, kamu yang sabar" ucapnya, lalu langsung membawa Naya dalam pelukannya

Naya merasa bingung, gadis itu melihat, Wulan—ibu Rega baru saja masuk kedalam rumah dengan berlinang air mata, hal itu semakin membuat Naya bertanya tanya

"ada apa yah? " tanya Rega yang baru saja muncul sembari memasang dasi dilehernya, "lho! Buk, kenapa nangis? " tanya Rega yang terkejut karena melihat ibunya berderai air mata

Rega membantu ibunya untuk duduk dikursi meja makan, sedangkan ayah Rega masih menormalkan nafasnya, beliau masih terisak karena menangis sambil memeluk Naya tadi

"hari ini kalian nggak usah kesekolah" ucap Randy dengan suara seraknya

"lho? Kenapa yah? Hari ini pengumuman hasil test lho" ucap Rega

"ayah kamu kecelakaan Naya" ucap Wulan dengan sedikit terbata bata

Seketika gadis yang baru saja disebut namanya itu menutup mulutnya, ia terkejut dengan kabar yang diterima, baru saja beberapa hari lalu Naya bertemu dengan ayahnya, dan beberapa hari lalu Naya diantar oleh ayahnya kesekolah, tak mungkin itu terjadi

"ibuk ngomong apa sih?! Nggak baik buk ngomong gitu" ucap Rega menyangkal, dia juga merasa terkejut dengan kabar yang dibawa

"ayo siap siap, kita langsung ke RS tempat ayah Naya sekarang" ucap Randy final

**********

Perjalanan cukup lama akhirnya berhasil ditempuh, sekeluarga itu telah tiba di rumah sakit yang dituju, mereka dengan tergesa gesa menuju kamar yang telah di infokan oleh salah satu teman rekan kerja ayah Naya

"assalamualaikum " ucap ayah Rega saat telah berhasil bertemu dengan rekan kerja yang telah menginfokan tentang ayah Naya

"waalaikumsalam" ucap sang rekan kerja

"om Ario" ucap Naya, gadis itu tak henti hentinya menangis, gadis itu sangat syok dan takut saat mendengar kabar tentang ayahnya, "om Ario, mana ayah?, mana ayah om?" ucap Naya

Seseorang yang disebut bernama Ario itu meraih pundak Naya, pria itu membawa Naya kedalam pelukannya, kemudian mengusap lambut punggung Naya, "kamu yang sabar ya nak" ucapnya

"mana ayah om?! " bentak Naya

"ayah kamu didalem" ucap Ario

Naya langsung saja menerobos masuk kedalam kamar yang ditunjuk oleh Ario tadi, dan ketika memasuki kamar, betapa terkejutnya gadis itu saat melihat seorang yang sangat dicintai dan disayanginya itu terbujur ditutupi oleh kain putih

"AYAH! " teriak Naya, dan langsung berhambur memeluk jasad sang ayah

"ayah! Ayah bangun ayah, ini Naya, ayah?" ucap Naya sambil menggoyang goyangkan jasad yang tak lagi bergerak itu

Air mata mengucur dengan deras, bahkan wajah gadis itu nampak sangat pucat, "ayah,.. Ayah Naya mau sama siapa kalo ayah nggak ada? Hiks.. "

"ayah, jangan tinggalin Naya ayah, Naya nggak punya siapa siapa lagi, ayah" ucap Naya

Gadis itu berlutut tepat disamping ranjang sang ayah, tangannya menggenggam erat selimut yang menutupi tubuh ayahnya

Rega, laki laki itu masuk dan langsung memeluk Naya dari belakang, laki laki itu berusaha menenangkan sang sahabat yang masih saja meronta ronta menangisi  ayahnya

"lo masih punya gue Nay, jangan berfikir lo sendirian" ucap Rega tepat ditelinga Naya

~~~o0o~~~

Hallo hallo guys
Updatenya malem nih
Kira kira masih ada yang nungguin nggak?
Part ini kesannya gimana?
Aku nulis ini kok nangis ya? Kalian juga nggak?
Kasian banget si Naya
.
.
Semoga Rega bisa tepati apa perkataannya ya, semoga Naya bisa tabah atas kepergian sang ayah

Jangan lupa vote and comment guys

26 oktober 2020

ReNa [TAMAT]Where stories live. Discover now