BAB 48 - Setitik Asumsi

1.3K 345 24
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

Mayat itu terduduk di sebuah kursi yang menghadap di cermin rias. Kaca di cermin itu sudah terpecah. Tangan dan kakinya ditali menggunakan dasi seragam State Lighting, seragam yang dipakainya tadi.

Itulah hal janggal pertama yang ditemukan si kembar. Bukankah harusnya Elly hanya memiliki satu dasi? Lalu, milik siapa dasi yang satunya lagi?

Dia sudah tidak nampak seperti Elly. Wajahnya terlihat babak belur. Darah segar masih menetes dari mulutnya. Lengan-lengannya lebam dan juga tersayat. Yang paling mengerikan adalah matanya. Kedua bola mata itu terlihat berlubang dan mengeluarkan darah dari dalamnya.

Ada satu hal lagi yang mencolok di mayat Elly. Yakni rambutnya yang terpotong. Padahal tadi Elly masih memiliki rambut panjang. Namun, rambut itu menjadi sebahu sekarang. Potongannya-pun terlihat cukup rapi seperti benar-benar diniatkan untuk dipotong. Apakah Elly pergi ke salon saat si kembar terlelap tadi?

Namun, itu benar-benar salah. Elly tidak pergi ke salon. Si kembar melihat dengan jelas bahwa potongan rambut Elly berada tepat di bawah kursi yang dia duduki. Sangat jelas bahwa dia habis memotong rambut, atau mungkin lebih tepatnya dipotong orang lain.

Itu adalah pertama kali si kembar menemukan mayat. Awalnya, mereka selalu datang telat. Baru kali ini dia menemukan bukti-bukti sebelum ada pihak lain yang memasuki TKP.

"Aku akan memanggil polisi," kata seorang pria yang bersama mereka.

Si kembar maju beberapa langkah. Dia tidak melihat jendela di kamar Elly. Jadi si pelaku dipastikan tidak membobol rumah. Artinya, Elly sudah mengenal si pelaku sebelumnya. Jadi, Elly membiarkan si pelaku masuk.

Itu dia! Elly sudah mengenal si pelaku sebelumnya. Jadi tidak ada tanda pembobolan rumah karena Elly membiarkannya masuk tanpa menaruh rasa curiga.

Sepertinya, si pelaku sudah mengenal banyak orang di State Lighting. Tapi, siapa dia?

Si kembar mengamati tanpa menyentuh apa-pun. Mereka melihat dengan jelas bahwa luka-luka di tangan Elly disebabkan oleh kaca dari cermin di depan Elly. Di atas meja riasnya juga terdapat gunting yang terpercik darah.

Wanita yang menggendong balita itu menyerobot masuk. Dia-pun terkejut dan langsung menutup mata anaknya.

"Ini... bagaimana bisa?" Wanita itu mundur perlahan. "Oh ya, kunci pintu depan tidak ada. Jadi, kupikir rumah ini dikunci dari luar dan kuncinya dibuang atau dibawa oleh seseorang."

Andri menatapnya dengan serius. Baru kali ini dia bisa menyimpulkan kronologi pembunuhan Dark Angel.

Menurutnya, si pembunuh masuk bersama Elly. Atau mungkin dia berkunjung ke rumah Elly beberapa saat setelah Elly pulang. Karena Elly mengenalnya, jadi Elly mengizinkannya untuk masuk. Di saat itulah Elly dihabisi. Setelah selesai, si pembunuh dengan santai keluar rumah dan menguncinya dari luar.

Bisa disimpulkan orang ini mengenal Elly, Anastasya dan yang lainnya sekaligus Eliza.

Tidak lama setelah itu, polisi datang dan mengamankan TKP. Si kembar terpaksa harus keluar dari rumah itu. Tempat itu sudah mulai ramai dikerumuni warga. Beberapa polisi sudah berusaha untuk mencari bukti dan saksi. Memang ditemukan banyak bukti di TKP. Tapi, tidak ada satu-pun yang melihat jika ada yang aneh di sana.

Lingkungan sekitar rumah itu memanglah padat. Tapi, tetap tidak ada yang melihat siapa-pun masuk ke dalam rumah Elly. Bahkan tidak ada yang mengaku kalau melihat Elly masuk ke dalam rumah setelah pulang sekolah. Semesta-pun seakan mendukung tingkah biadab si pembunuh itu.

Dark Angel [END]Where stories live. Discover now