BAB 5 - Petunjuk Pertama

2.9K 525 10
                                    

Eliza ikut pergi dari kantin. Dia segera bergegas untuk masuk ke ruang kelas. Dia tahu bahwa pelajaran sudah di mulai. Saat ini di kelasnya sedang di ajar oleh Pak Tomo---guru killer yang paling ditakuti di sekolahan. Beliau mengajar mapel kimia, itu merupakan mapel yang sangat tidak disukai oleh Eliza.

Pak Tomo akan marah-marah apabila ada murid yang telat masuk saat jam pelajarannya. Lebih baik tidak masuk dari pada telat, itulah yang di katakan oleh Pak Tomo. Jadi mungkin sesekali Eliza akan membolos. Itu juga tidak akan mempengaruhi nilai di mapel yang lainnya. Lagi pula dari dahulu sampai sekarang, nilai kimia Eliza selalu pas-pasan, tidak seperti mapel lainnya yang selalu hampir sempurna.

Eliza berjalan melewati lorong. Dia ingin kembali ke perpustakaan karena perpustakaan adalah tempat yang paling menyenangkan baginya. Saat melewati kamar mandi, dia melihat si kembar Andri dan Andre. Seperti biasa, Andri dan Andre sedang membersihkan kamar mandi.

"Hai si kembar!" Eliza menyapa mereka sambil berjalan mendekatinya.

Tiba-tiba Pak James muncul. Eliza menelan ludah. Ternyata ada Pak James di sana. Matilah Eliza, pasti dia akan mengikuti jejak Andri dan Andre untuk membersihkan kamar mandi.

"Wah ada si cerdas Eliza! Apa yang kau lakukan, membolos?" Pak James melotot.

"Ummm... Anu Pak, saya mau ke kamar mandi," kata Eliza.

"Loh, kamar mandi cewek 'kan di sebelah sana, ngapain kamu masuk ke sini? Nggak bener nih kamu!"

Jantung Eliza berdebar kencang. Pak James pasti akan menghukumnya. Harusnya dia tidak pernah membolos meskipun sekali. Sekarang ini dia akan repot. Apalagi Pak James adalah guru konseling yang paling mematikan di SMA State Lighting. Perawakannya yang besar dan tinggi dapat menambah kegarangannya.

"Sekarang, kamu ikut kedua bocah bodoh ini membersihkan kamar mandi. Harus bersih! Kalau tidak, aku akan menghukum kalian lebih berat lagi!" Pak James melemparkan pel pada Eliza. Setelah itu dia pergi sambil mencatat nama Eliza sebagai murid yang sedang bolos. Itu pertama kalinya bagi Eliza dihukum.

Kedua bocah kembar itu kegirangan.

"Asik, ada Kakak," kata Andri. Sedangkan Andre hanya tersenyum kecil sambil terus bekerja.

Eliza menghela nafas panjang.

"Kenapa kalian bisa dihukum?" tanya Eliza.

"Kami sedang menjalankan misi, Kak. Tadi kami sudah menginterogasi tiga guru, Bu Nuri, Bu Elin dan Bu Fina, dan kami yakin mereka nggak terlibat." Andri berhenti bekerja. Dia duduk di lantai. Dia kelelahan. Lagi pula sekarang tugasnya akan menjadi ringan karena dikerjakan Eliza.

"Kenapa kalian yakin?" tanya Eliza.

"Karena pembunuhan sepuluh tahun lalu terjadi pada saat hari terakhir MOS, sedangkan saat itu Bu Nuri bilang bahwa dia sedang berada di aula untuk menyiapkan pidato penutupan. Dia di sana bersama Bu Elin, Bu Fina dan Pak Joya. Kemudian kami mendatangi Bu Elin dan dia bilang bahwa dia berada di ruang aula saat penemuan mayat dan beberapa jam sebelumnya. Pernyataan Bu Nuri dan Bu Elin sama persis. Bahkan aku sempat menanyakan detail kegiatan yang mereka lakukan, dan itu juga sama persis. Bu Fina juga memberi keterangan yang tidak ada bedanya. Artinya mereka sedang nggak berbohong. Aku yakin itu. Lagi pula mereka nggak terlihat gugup atau ngegas saat kami bertanya," jelas Andri dengan panjang lebar.

"Lalu bagaimana dengan Pak Joya?"

"Saat kami sedang mengikuti Pak Joya, Pak James memergoki kami. Jadi dia menghukum kami. Jadi seperti inilah." Andri mengangkat bahunya.

Eliza tertawa kecil. Kemudian dia segera mengepel lantai kamar mandi. Dia tidak ingin ketika Pak James kembali, kamar mandi belum bersih.

"Jadi kita masih memiliki sebelas orang lagi yang ada di list, mereka semuanya adalah guru senior yang nggak terlalu akrab dengan murid. Tapi aku yakin kalau kita bisa melakukannya," kini Andre yang bicara.

Dark Angel [END]Where stories live. Discover now