BAB 60 - Pengungkapan

1.7K 339 42
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

"Jadi, Ivan ingin membunuhku, ya?" Dean membatin dalam keterpurukannya. "Padahal, aku ingin menganggapnya sebagai saudaraku, hidup sebagai keluarga dan saling menguatkan sebagaimana keluarga pada umumnya. Tapi, sampai kapan-pun, sepertinya Ivan tidak pernah menginginkan itu. Dia membenciku, entah karena apa."

Dean menatap lurus buku-buku yang dilemparkan oleh Ivan tadi. Dia meraih salah satu buku itu dengan lemah. Itu hanyalah sebuah buku modul fisika. Masih banyak lembar pekerjaan yang belum Dean selesaikan. Kalau-pun ada yang selesai, sebuah nilai yang hampir sempurna menghiasi salah satu halaman soal itu.

Keberadaannya di kelas sebelas masih sangat lama. Masih setengah tahun lebih---mengingat semester satu belum selesai. Dean ingat, tahun lalu dia berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan predikat murid terbaik. Lalu dia berhasil. Tapi, saat ini dia tidak ingin mempertahankannya lagi. Biar murid lain yang mendapatkannya. Lagi pula, Ivan akan membunuhnya, bukan?

"Kenapa... malah menjadi putus asa seperti ini?" tanyanya pada diri sendiri. "Bukankah aku harus menyelamatkan Eliza dari penjahat itu? Tapi, kenapa aku malah seakan menyerahkan diri seperti ini? Kenapa aku merasa bahwa apa yang dikatakan Ivan akan benar-benar terjadi?"

"Semudah itukah kehidupanku terenggut?" Dean kembali merebahkan tubuhnya di tanah.

"Ngomong-ngomong, untuk apa aku hidup? Selama ini, aku hanya ingin menjadi yang terbaik tanpa memiliki tujuan apa-pun. Aku memang serakah. Mungkin, karena itulah Ivan membenciku. Aku berbeda dengan Kenny yang selalu mengalah dan bersikap netral. Jadi, apakah keputusan Ivan untuk menghabisiku itu bertujuan untuk menghentikan ambisiku yang menyiksa diriku sendiri?"

"Namun, tetap saja. Aku manusia yang tidak ingin mati dengan cara seperti ini. Hanya saja, apakah aku bisa lari lagi? Ruangan ini tertutup rapat. Ruang bawah tanah ini tidak memiliki akses ke mana-pun kecuali pintu yang mengarah ke atas itu. Tapi, Ivan pasti menguncinya dari luar. Jika dilihat-lihat, itu adalah pintu besi yang tidak mungkin di jebol. Di atas pintu itu ada lubang udara yang sangat kecil. Apakah aku harus menjebolnya untuk lari dari sini?"

"Lalu, jika aku benar-benar bisa lari, apa yang akan aku lakukan?" Kalimat itu membuat Dean termenung beberapa saat. Pertanyaan itu benar, jika dia bisa tetap selamat dan membuat semuanya baik-baik saja seperti semula. Mau apa lagi dia? Selama ini, dia tidak memiliki tujuan apa-pun kecuali untuk menjadi yang terbaik di mana-pun. Tapi, tujuan itu malah menyiksanya secara tidak sadar. Dan dia merasa lelah saat itu juga. Dia berhasil menjadi dirinya sendiri ketika dia berusaha memecahkan kasus pembunuhan ini. Dia menjadi dirinya sendiri tanpa berpura-pura lagi, tanpa menunjukkan kehebatannya lagi.

Selama ini, kedua orang tuanya ingin dia menjadi yang terbaik. Menjadi anak yang cerdas dan penuh prestasi. Dean melakukan hal itu. Dia berusaha menjadi yang terbaik. Meski secara tidak sadar, dia merasa tersiksa dan tidak menyukai itu semua. Oleh karena itu Ivan memanggilnya sebagai orang yang munafik dan itu benar.

Dean pernah tidak sengaja menghabisi nyawa temannya di bangunan tua. Dia menutupi kesalahannya dan beruntungnya, kesalahan itu tidak terbuka sama sekali. Itulah alasan mengapa Ivan membencinya. Dean munafik. Tapi, bukankah Ivan juga sama?

Dia adalah seorang pembunuh berantai. Tapi, lihatlah dia. Dia begitu memesona dan memukau. Dia tipe pria dengan setelan elegan, humoris dan bersahabat. Bukankah harusnya Ivan juga membenci dirinya sendiri karena dia juga munafik?

"Untuk saat ini, aku hanya ingin tahu bagaimana jalan pemikiran Ivan. Apa yang dia inginkan? Apa dia memiliki tujuan? Apa dia memiliki perasaan? Aku hanya ingin memahaminya dan mengetahui alasan mengapa dia membenciku. Dan itu semua bisa dilakukan jika aku mencari tahunya sendiri---sama seperti sebelumnya. Lalu, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah : tetap hidup."

Dark Angel [END]Where stories live. Discover now