BAB 57 - Ruang Bawah Tanah

1.3K 346 10
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

"Ayah bilang bahwa mereka akan segera menangkap pelakunya. Hanya perlu beberapa langkah." Andre tertawa kecil sambil melangkah di lorong.

"Kupikir nggak semudah itu." Andri menghela nafas panjang. "Dia meninggalkan petunjuk. Itu agak membingungkan bagiku. Bagaimana jika ini adalah pengecohan lagi? Seperti dia menjebak Kak Kenny."

Andre terdiam sejenak. Dia berfikir jika apa yang dikatakan oleh saudaranya itu ada benarnya. Tapi, jika ini memang benar pengecohan. Siapa lagi yang akan dijebak?

"Kau benar. Tapi tetap saja. Aku berharap banyak saat ini." Andre tersenyum kecut.

"Ngomong-ngomong, apakah bunga iris itu merupakan petunjuk?" tanya Andri.

Andre mengangkat bahu. "Entahlah. Sepertinya dia ingin menunjukkan sesuatu pada kita. Tapi, dia juga meninggalkan bukti di kabin. Dia meninggalkan botol-botol wine itu. Polisi akan melacak toko-toko yang menjual wine semacam itu. Jadi, setidaknya kita menemukan harapan untuk saat ini."

Mereka berdua terdiam sejenak dan terus melangkah menyelusuri lorong sekolahan itu. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah saat itu juga. Tidak ada gunanya melihat demo yang dipimpin oleh Vicky itu. Lebih baik mereka berdua beristirahat dan bermain. Setidaknya, itu lebih baik.

Langkah mereka berdua berhenti tepat di depan loker mereka. Andre segera membuka lokernya dan mengambil barang-barangnya yang masih ada di sana.

Andri masih terpaku beberapa saat. Dia menatap lokernya itu. Pintu lokernya terlihat sangat aneh. Ada lekukan di besi itu. Seakan ada seseorang yang mencoba membukanya.

"An," panggil Andri. "Ngomong-ngomong, siapa yang membobol lokerku?"

Andre menoleh. Dia memperhatikan loker Andri. Benar saja, loker itu tampak seperti habis dibuka secara paksa. Wajar saja, kunci loker diserahkan oleh si pemilik loker. Jadi, tidak akan ada pencurian di loker. Kalau-pun ada, maka si pelaku pasti akan melakukannya dengan pembobolan paksa.

"Kau menaruh apa di dalam?" tanya Andre.

"Hanya kaos olahraga dan topi," kata Andri.

Andri meraih gagang loker itu. Benar saja, loker itu sudah tidak terkunci lagi.

Setelah Andri membuka loker itu dengan sempurna, dia menemukan sesuatu yang membuatnya mematung. Andri membulatkan kedua bola matanya. Tubuhnya terasa dingin dan membeku.

Andre yang melihat tingkah aneh saudaranya itu segera melihat apa yang ada di dalam loker.

Setelah menatap benda itu, Andre langsung membulatkan kedua bola matanya.

"Ini... iris." Andre menelan salivanya. "Ba-bagaimana bisa?"

"Pelaku pembunuhan itu... dia ada di sini." Andri meraih bunga iris ungu itu dengan gemetar. "Dia menunjukkannya kepada kita. Siapa lagi yang akan menaruh bunga iris ini dengan iseng? Tidak ada! Tidak ada orang yang mau repot-repot membobol lokerku demi menaruh bunga iris di sini. Kecuali seseorang dengan tujuan tertentu. Tapi, siapa dia?"

"Masalahnya, saat ini State Lighting terbuka. Jadi, bagaimana jika orang luar yang menaruhnya?" tanya Andre.

"Mustahil!" Andri menyahut cepat. "Jika orang luar, tidak mungkin tahu lokerku!"

"Bagaimana jika dia bertanya dengan teman kita?!"

Andri terdiam senejak. Dia menghela nafas panjang. "Aku tidak mengerti. Yang pasti, dia ada di sini bersama kita. Sangat dekat."

Dark Angel [END]Where stories live. Discover now