BAB 56 - Ambigu

1.3K 343 17
                                    

1895 kata. Mungkin lebih dikit. Jangan lupa vote dan komen, wkwkwk. Jangan lupa tandai kalau ada yang typo 😐

Happy reading.






"Orang itu, Ivan Michael... dia adalah Van?!" kata Dean setelah beberapa saat membeku. Dean menggigiti bibir bawahnya sambil meringis. "Dan Travkin adalah nama belakangnya, ya?" Dean menelan salivanya. "Ivan Michael Travkin. Pasti anak angkat Igrid dan anak kandung Ferida."

Dean memijati pelipisnya. Pantas saja, pria itu selalu bersikap seolah tidak menyukai Dean. Pria itu selalu menatap Dean dengan tatapan aneh dan selalu mengacuhkan Dean jika Dean menyapanya.

Namun, Dean berusaha untuk tidak berburuk sangka. Bisa jadi, posisi Ivan sama dengan Kenny atau-pun Pak Franz. Bisa saja, dia juga dibelenggu oleh sesuatu.

Pria itu pasti benar-benar operasi plastik. Tapi, Dean juga bodoh. Sangat bodoh. Namanya Van merupakan plesetan dari Vanya atau Ivan. Ivan-pun tidak pernah mengungkapkan nama aslinya di hadapan murid-murid. Harusnya, Dean mencurigainya! Harusnya Dean tidak boleh terpaku pada para tersangka saja.

Namun, selama ini Ivan tidak pernah terseret dalam kasus misterius yang sedang Dean cari benang merahnya ini. Jadi, bukankah wajar jika Dean tidak pernah mencurigai Ivan? Lagi pula, pria itu terlihat sangat ramah dan baik hati. Sangat berbeda seratus delapan puluh derajat dari Vanya yang Dean kenal dari perpustakaan.

"Apa benar-benar dia?! Tapi, bagaimana bisa? Mereka berdua sangat berbeda!" Dean kembali memijat pelipisnya. "Tidak ada cara lain. Satu-satunya orang yang bisa menjawab pertanyaan ini adalah dia sendiri."

Dean mencabut ponsel Andri dari kabel USB yang terhubung di komputer. Tanpa basa-basi lagi, Dean akan segera mencari orang itu, Ivan Michael. Meski Dean tidak yakin apakah Ivan akan berbicara tentang kasus pembunuhan itu, setidaknya dia ingin memastikan.

Dean keluar dari ruang komputer. Dia segera menghampiri si kembar dan menyerahkan ponsel Andri.

"Bagaimana, Kak? Kakak menemukan sesuatu?" tanya Andri setelah menerima ponselnya kembali.

Dean terdiam. Ivan Michael ada di sana. Pria itu berada di ujung lapangan bersama guru-guru yang lainnya. Pria itu menatap Dean dengan senyuman kecut seakan dia sudah tahu apa yang ada di pikiran Dean.

"Kak?" Andre menepuk bahu Dean.

"Nanti akan gue jelasin," kata Dean. "Untuk sekarang--"

Kalimat Dean terhenti. Dia melihat Ivan beranjak dari posisinya tadi. Akan gawat jika Dean kehilangan jejak pria itu. Jadi, Dean segera menyusulnya. Pemuda itu berlari mengejar Ivan tanpa menjelaskan apa-pun kepada si kembar.

Dean menuruni tangga. Dia melihat Ivan hampir keluar dari area sekolah. Tapi, pria itu menatapnya dengan tatapan aneh. Pria itu mencurigakan. Hal itu baru Dean sadari saat ini.

"Ivan!" seru Dean sambil berlari menuju pria itu.

Pria itu berhenti.

"Ivan!" Kini Dean sampai di hadapannya. "Namamu, Ivan Michael Travkin?"

"Hebat. Kau tahu namaku. Jarang ada murid di sini yang tahu itu." Ivan tertawa kecil.

"Kenapa kau menyembunyikan namamu?" tanya Dean.

Ivan menyipitkan matanya. "Aku tidak pernah menyembunyikan itu, van Lier. Aku hanya tidak menyukai nama palsu."

"Nama palsu?"

"Travkin. Aku merasa tidak layak menyandang nama itu."

"Sebenarnya... kau ini siapa?"

Ivan menghela nafas panjang. Dia terdiam sejenak sembari menatap Dean. Dean juga menatapnya. Pria di hadapannya ini memiliki tinggi di atas seratus sembilan puluh senti dengan badan berotot, rahangnya tegas, kedua bola matanya sayu tapi terlihat tajam, hidungnya lancip agak bengkok ke kanan dan dia memiliki bibir yang tipis.

Dark Angel [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora