BAB 55 - Deklarasi

1.3K 371 38
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

Tempat itu indah---teramat indah. Angin-angin kecil terasa menyejukkan, menggesek ranting-ranting pohon dan meniup rambut. Rumput-rumput panjang di sana juga ikut bergoyang pelan. Bau tahan setelah hujan masih terasa samar.

Suasana yang meneduhkan itu ditambah dengan indahnya cakrawala yang dipenuhi dengan bintang yang bergemilang. Rembulan juga bersinar terang di sana. Langit yang gelap itu terlihat begitu memukau malam ini. Atau mungkin selalu seperti ini? Eliza tidak tahu itu. Baru kali ini dia memijakkan kaki di tanah ini.

Tempat itu dipenuhi dengan rumput-rumput hijau yang terlihat segar. Tepat di depannya, terdapat sebuah danau yang sangat luas. Eliza duduk di bawah pohon besar di salah satu sudut tempat itu. Dia sangat terpukau dengan pemandangan langit malam ini.

"Indah," bisik Eliza pelan.

"Kau tidak tahu tempat ini sebelumnya?" tanya Ivan.

Eliza menggeleng. "Tempat ini agak terpencil. Lagian, saya tidak suka terlalu banyak berkeliaran mencari tempat-tempat yang tidak pernah saya kunjungi sebelumnya."

"Jadi, kau tidak suka berpetualang?" tanya Ivan.

"Yeah. Untuk apa?" Eliza balik bertanya.

"Untuk menemukan tujuan hidup." Pria itu tersenyum. "Aku ingin menjadi pengelana suatu saat nanti, meninggalkan profesiku sebagai seorang guru dan mungkin meninggalkan kota ini pula."

"Untuk apa?" Pandangan Eliza teralihkan ke arah gurunya itu.

"Entahlah. Aku hanya ingin mengelilingi dunia. Menemukan hal baru, merasakan kesepian di luar sana, mencicipi secangkir kopi di Berlin. Atau mungkin, menemukan tujuan hidup." Ivan menjelaskan secara panjang lebar.

"Anda perlu banyak uang untuk melakukannya, Ivan." Eliza tertawa kecil.

"Aku punya." Ivan menyeringai.

Eliza terdiam sejenak. Dia kembali mengalihkan pandangannya ke arah langit. "Untuk saat ini, tujuan hidup saya sederhana. Saya ingin hidup bahagia. Mungkin bersama seseorang yang mencintai saya dan saya juga mencintainya."

"Ketika aku masih muda, tujuanku juga seperti itu. Tapi, pada akhirnya aku tahu bahwa hidup tidak hanya tentang cinta saja. Dan ya, tidak semua orang mendapatkan cintanya. Jadi, aku memilih tujuan yang lebih spesifik lagi."

"Jadi, Anda ingin berkelana tanpa menikah?"

"Aku tidak akan menikah, Eliza."

"Mengapa?"

"Karena pernikahan yang tidak berlandaskan cinta hanya akan menjadi racun kehidupan saja."

"Lalu, mengapa tidak menikah dengan orang yang Anda cintai saja?"

"Aku tidak bisa. Meski pada akhirnya dia juga akan mencintaiku, aku tetap tidak bisa melakukannya."

"Mengapa?!" Eliza tersentak.

Setiap kalimat-kalimat yang diucapkan Ivan itu benar-benar membuat Eliza terpancing. Bagaimana bisa orang sepertinya berfikir untuk tetap melajang seumur hidupnya? Bahkan, dia adalah tipe buaya yang sebenarnya harus Eliza hindari.

"Pokoknya tidak bisa," jawab Ivan. "Tapi, di kehidupan selanjutnya, mungkin aku akan melakukannya."

"Maksud Anda reinkarnasi?" Eliza menaikkan alisnya.

"Ya. Jika ada." Ivan menghela nafas panjang. "Jika aku bisa terlahir kembali."

Eliza terdiam. Ternyata, pria yang duduk di sampingnya itu memiliki hati yang cukup lembut. Dia paham bagaimana kehidupan yang sesungguhnya. Sepertinya, dia sudah mengalami banyak gejolak di dalam jiwanya. Dia ingin menjadi pengelana tanpa peduli cinta lagi.

Dark Angel [END]Where stories live. Discover now