BAB 54 - Masa Lalu Itu

1.3K 352 15
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 🌟🙌

***

"Tidak! Tidak! Hentikan! Maafkan aku!"

Pria itu meringkuk di sudut ruangan. Bibirnya terus bergumam dan kedua tangannya mengepal. Dia terlihat sangat ketakutan.

"Apa yang terjadi?" Wanita berambut bergelombang panjang itu hanya bisa tertegun dan menatapnya dari kejauhan.

"Pergilah!" seru pria yang ketakutan tadi.

"Apa?! Kau menyuruhku pergi?!" Wanita tadi memprotes. "Apa salahku, Russel?!"

"Bukan! Bukan kamu! Kamu di sini saja." Pria itu, Russel. Dia terus meringkuk di sudut ruangan itu dan membuat Namira, istrinya merasa kebingungan.

Setelah menatap tingkah aneh suaminya selama beberapa menit, dia mendengar suara bayi menangis. Dengan segera, dia berlari keluar kamar tanpa peduli dengan Russel yang tengah bertingkah aneh itu.

Di saat yang bersamaaan, Russel membuka kedua bola matanya. Sepertinya, sesuatu yang membuatnya ketakutan telah berlalu pergi. Dia bangkit dari posisinya. Kepalanya terasa sangat pusing sehingga dia harus memijat pelipisnya sendiri.

"Ini gawat," gumam Russel. "Rima akan menuntut balas atas kematiannya. Di-dia menjadi hantu."

Russel menatap ke arah cermin. Ternyata benar, sudah tidak ada apa-apa lagi di sana. Sudah tidak ada lagi arwah dari mendiang istrinya yang baru saja dia habisi.

"Ta-tapi... dia masih di sini. Di-dia pasti akan mengatakan pada Mirai dan Harada kalau aku yang membunuhnya. Ba-bagaimana, apa yang harus aku lakukan?!" Russel mengacak-acak rambutnya sendiri.

Kalimatnya tadi memang benar. Dia yang membunuh Rima. Saat itu, Rima tahu bahwa selama ini perusahaan orang tuanya hanya dimanfaatkan oleh Russel. Jadi, sebelum Rima mengatakan yang sebenarnya kepada orang tuanya, Russel membunuhnya. Dia mencampurkan sesuatu ke dalam minuman Rima saat malam hari. Wanita itu ditemukan telah tewas keesokan paginya.

Masalahnya, saat ini Russel merasa bahwa hantu Rima sedang menggentayanginya. Wanita itu selalu terlihat berada di belakang Mirai atau di samping Harada. Hal itulah yang membuat Russel selalu ketakutan setiap saat. Jadi, terlintaslah dipikirannya untuk membuat anak-anak dari Rima pergi jauh darinya. Dia berfikir jika hal itu akan membuat arwah Rima juga menjauh darinya.

"Panti asuhan?! Tidak! Itu bukan pilihan yang tepat." Russel menggigiti kukunya.

Tiba-tiba, dia baru ingat kalau teman lamanya, Richard dan Ayane baru saja kelihangan anak perempuan mereka karena sakit. Mungkin, mereka mau menampung anak bayinya di sana.

Lalu, bagaimana dengan Mirai?

Sepertinya, dia tidak memiliki kenalan lain untuk mengasuh anak sulungnya itu. Dia tidak bisa membiarkan Mirai tetap bersama adiknya. Bagaimana jika mereka akan bersekongkol untuk membalaskan kematian ibunya? Hal itu tidak akan dibiarkan oleh Russel. Jadi, Russel akan memisahkan mereka.

Tiba-tiba Russel teringat dengan bandar narkoba yang tinggal di ujung kota. Mereka adalah sepasang suami istri yang aneh. Mereka sangat gila harta. Wanita itu pernah bilang kepada Russel, jika Russel memiliki masalah, maka dia akan membantu. Ya! Itu dia! Dia pasti akan membantu. Tentu saja dengan imbalan yang banyak.

"Ya. Aku sudah menemukan orang itu lagi."

~~~

"Nah Mirai, sekarang kamu tinggal di sini." Russel membawa koper-koper besar itu masuk ke rumah Ferida, wanita yang akan mengasuh Mirai setelah ini.

"Tapi..." Mirai hampir menangis di sana.

"Dengarkan aku! Aku... aku akan... aku akan pergi dari negara ini. Aku tidak bisa membawa siapa-pun." Russel berbohong. Dia memalingkan wajahnya.

Dark Angel [END]Where stories live. Discover now