03 - Jangan Takut, Rora

152K 15.4K 315
                                    

Happy reading ♥

🐻🐻🐻

Perempuan itu menangis, menatap Aster dengan sendu. Wajahnya lebam karna pukulan dan tamparan cowok keparat yang tengah memegang lengannya, kilatan mata Aster benar-benar tajam melihat siapa perempuan yang disiksa itu.

"BERANINYAAA LO!!!!!" Aster tidak lagi memikirkan apapun, dia dengan ganasnya menghadiahi cowok itu dengan pukulan.

"MATIII LO ANJINGGGG!!!"

Tanpa ampun Aster terus menerus menerus memukuli lawannya itu, bahkan sampai lawannya jatuh tersungkur dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya.

Aster mencengkeram kuat kerah baju lawannya itu.

"Siapa yang nyuruh lo?!" tanya Aster tajam dengan deru nafas memburu.

"Gu-gue disuruh Erick"

"Shit, bajiangan! "

SRASHH

Pisau kecil Aster kini telah nenemukan korban baru, bahkan tak sampai disitu. Aster menambahkan beberapa luka sayatan pada tangan, kaki, dan perut orang itu.

Seakan masih tak puas dengan hasil karyanya, tak tanggung-tanggung dia kembali menancapkan pisau itu pada paha lawannya yang sudah tidak bernyawa.

Selang beberapa waktu entah datang darimana, sekelompok orang berjas hitam datang dan langsung menunduk ke arah Aster.

"Urus dia! "

Aster menghampiri perempuan yang ditolongnya tadi, dengan cepat cewek itu memeluk After sangat erat. Menyembunyikan kepalanya didada bidang milik Aster, tangisannya masih terdengar.

Begitu juga Aster yang membalas pelukan itu, dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti orang yang ia jaga mati-matian selama ini. Semua yang berani menyentuhnya sejengkal saja, akan bernasib sama dengan orang yang tadi dibunuh olehnya.

"Gue takuttt hikssss"

"Lo nggak perlu takut lagi, sekarang gue ada disini"

"Tapi Ter nan-"

"Shutttt, Rora gue nggak akan biarin siapapun nyakitin lo"

Iya benar, perempuan itu adalah Aurora.

"Mendingan lo ikut gue ke base camp dulu, daddy sama bunda bisa khawatir liat keadaan lo"

Rora hanya mengangguk pasrah, benar juga kata Aster jika dia pulang dalam keadaan seperti ini bisa-bisa bundanya akan sangat khawatir. Apalagi daddynya yang sudah bisa dipastikan akan sangat marah.

Dengan perlahan Rora mengikuti Aster menaiki motornya. Jika biasanya dia tidak akan mau jika disuruh untuk memeluk Aster supaya tidak jatuh, kali ini dengan sendirinya Rora melingkarkan tangannya pada perut Aster.

Dalam perjalanan Rora bahkan masih menangis mengingat apa yang terjadi pada dirinya, jika saja Aster tidak datang entah bagimana nanti nasibnya.

Melihat Rora yang terus menangis Aster mengelus pelan tangan Rora yang melingkar diperutnya, dia yakin sesuatu telah terjadi pada kakanya ini. Karna jika diingat Rora bukanlah tipe perempuan yang gampang menangis.

ASTERLIO [SELESAI]Where stories live. Discover now