40 - Bandara dan Rora

53.9K 6K 429
                                    

Gimana kabarnya hari ini?

Kalian tim baca Aster dari jalur mana? Tau dari temen or baca cerita bapaknya, atau kalian ada alasan sendiri?

Kalian tim baca Aster dari jalur mana? Tau dari temen or baca cerita bapaknya, atau kalian ada alasan sendiri?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hari dimana Zhiva akan berangkat ke luar negri sudah tiba, hari ini ia dan Aster sudah berada didalam bandara. Lebih tepatnya berada di ruang tunggu keberangkatan.

Zhiva melingkarkan tangannya di lengan Aster, menyandarkan kepalanya di pundak cowok itu. Sedaritadi Zhiva tidak mau melepaskan tangannya dari lengan sang pacar, wajahnya juga terlihat menyiratkan kesedihan.

"Jangan lupa jaga diri." bisik Aster dengan wajah tenang.

"Jaga hati juga." sambungnya.

"Selalu kabarin aku, dan kamu harus pulang sesuai waktu yang kamu janjiin."

"Salam buat nenek kamu."

"Inget disini aku nunggu kamu."

Aster tak berhenti-hentinya mengatakan sesuatu pada Zhiva, meskipun yang di ajak bicara hanya diam tanpa menjawab. Tak terasa air mata Zhiva lolos dengan sendirinya.

Ada perasaan tak rela saat ia harus pergi meninggalkan sosok yang selalu menjaganya, apalagi ia pergi dengan di dasari dengan kebohongan.

"Maafin aku harus pergi." cicit Zhiva menghapus air mata yang mengalir dipipinya.

"Asal kamu kembali."

Zhiva mempererat pelukannya, menyembunyikan wajahnya di dada bidang Aster. Dia bukan takut Aster akan berpaling, yang ia takutkan adalah dirinya yang tidak akan kembali.

Tapi Zhiva harus berpikir positif, dia pasti akan sembuh. Setelah pulang nanti, dia akan sehat dan bisa hidup dengan normal lagi.

"Bentar lagi aku berangkat." ucap Zhiva dengan serak.

Jujur saja perasaan Aster tidak enak, tapi dia harus terlihat tegar demi Zhiva. Karna nyatanya perempuan itu benar-benar terlihat sedih, padahal dia sendiri yang memutuskan untuk pergi.

"Panggilan kepada penumpang dengan nomor penerbangan...."

Zhiva meremas baju Aster, apalagi saat cowok itu sudah mulai bangkit dari duduknya. Bukankah seharusnya Asterlah yang mencegah dirinya pergi? Tapi kenapa sekarang sepertinya Aster malah mempersilahkan untuk cepat-cepat pergi.

Langkah Aster di cegah saat ia hendak mengantar Zhiva, air mata petempuan itu lolos lagi tanpa bisa di cegah. Dia memeluk tubuh Aster sangat erat, Aster membalasnya dan mencium puncak kepala perempuan itu berkali-kali.

ASTERLIO [SELESAI]Where stories live. Discover now