07 - Zhiva & Ayahnya

145K 15.3K 1K
                                    

Kenapa jadi silent readers? Huhu:(

Tinggalin jejak napa:(

Kayak nggak ada yang baca tau gak sih

Tuh kan curhat:(

***

Acha yang sedang berada dikamarnya mengernyitkan dahi, ada apa sih sama anak laki-lakinya itu? Pake teriak-teriak segala.

Bukan hanya Acha, melainkan Rora yang sedang makan tersedak karna teriakan Aster itu. Dia segera beranjak sambil membawa pisau ditangan kanannya, pengen deh bunuh Aster.

"LO BISA GAK SIH JANGAN TERIAK KALO MASUK RUMAH?! "

"Kenapa? Masalah? " tanya Aster dengan tenangnya.

Rora menatap Aster kaget saat ia melihat Aster pulang membawa seorang gadis. Mata Rora terus tertuju pada tangan Aster yang menggenggam tangan gadis itu, bahkan Tania saja tidak pernah sekalipun Aster bawa ke rumah ini.

Karna bingung dengan respon kakanya yang hanya diam, Aster mengikuti kemana arah pandangan kakaknya itu. Seketika dia langsung melepaskan genggamannya pada Zhiva.

"O-obatin luka dia tuh, gue ke atas dulu. " sial, kenapa Aster jadi gugup sih?

Rora menatap kepergian Aster dengan senyum penuh artinya. Tak mau gadis yang dibawa adiknya itu menunggu lama, Rora berjalan lebih dekat ke arah Zhiva.

"NAMA DIA ZHIVAAAA." ingin rasanya Rora menyumpal mulut Aster itu, kenapa kalo dirumah Aster itu kayak toa sih?

"Duduk yuk Va, biar maid yang ambilin kotak p3k" ajak Rora menuntun Zhiva untuk duduk dengannya disofa.

"Gak usah kak, gue pengen pulang. " tolak Zhiva halus.

"Diobatin dulu baru boleh pulang, Zhiva gak usah tegang gitu astaga. Tenang aja, kakak tau harus gimana kok." ucap Rora mengedipkan sebelah matanya.

Zhiva tegang? Iya, dia tegang banget jika harus berurusan dengan orang-orang ini. Ingin rasanya Zhiva mengembalikkan waktu, pasti Zhiva tidak akan mau berurusan dengan Aster.

Tapi mau gimana lagi, bubur sudah menjadi nasi. Semuanya sudah terlambat, Zhiva sudah masuk kedalam dunia Aster. Dan akan sangat susah untuk keluar dari sana, nasib oh nasib.

Dengan telaten Rora mengobati luka dipelipis dan juga sudut bibir Zhiva, dia juga mengompres lebam dipipinya.

"Sakit banget ya? " tanya Rora dengan raut khawatir.

"B aja kak."

Rora mendengus, perempuan satu ini benar-benar ya. Sangat cocok jika bersanding dengan adiknya si kulkas hidup itu.

"Siapa Rora? " Rora menengok saat terdengar suara Acha dari belakangnya.

"Ini bun, pacarnya Aster." mata Zhiva mendelik, pacar? Dari mananya?

"Bukan kok tan, temen aja."

"Kalo pacar juga gapapa kok." jawab Acha tersenyum.

Dia duduk tepat disebelah Zhiva, meneliti kondisi anak itu yang sepertinya habis berantem. Acha menyunggingkan senyum, rupanya perempuan ini bukan perempuan biasa.

Kruyuk

Kruyuk

Rora dan Acha saling berpandangan, sedangkan Zhiva hanya menunduk malu. Ini kenapa perut Zhiva gak bisa diajak kerjasama sih? Malu Tuhannnnn.

ASTERLIO [SELESAI]Where stories live. Discover now