34 - Kiss

68.2K 6.4K 400
                                    

Jangan lupa share, vote, dan comentnya gengs ❤❤

Jangan lupa share, vote, dan comentnya gengs ❤❤

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***

"Kamu ada rencana mau ninggalin aku?"

Glek

Zhiva meneguk ludahnya sendiri, jantungnya semakin berdegub kencang karna posisi Aster yang sangat dekat dengan dirinya. Ditambah pertanyaan yang keluar dari mulut cowok itu cukup membuat Zhiva terdiam kaku.

"Bu—bukan gitu, tapikan takdir gak ada yang tau." jawab Zhiva dengan nada gugup.

"Pulang sekarang."

Nada bicara cowok itu berubah dingin, tanpa menatap Zhiva lagi dia mulai melangkahkan kaki menjauh dari gubug. Mood-nya hancur karna perkataan perempuan itu, rasanya kini ia hanya ingin cepat pulang sebelum amarahnya membludak.

Sedangkan Zhiva dengan segera mengikutinya dibelakang, dia juga tidak berani memanggil. Dia takut jika perkataannya akan semakin membuat cowok itu marah, padahal apa yang ia katakan bukanlah hal yang salahkan?

"Aster, tungguin." panggilnya berharap cowok itu akan berhenti.

Dan ternyata cowok itu memang berhenti, tapi tubuhnya sama sekali tidak mau menghadap ke arah Zhiva. Perempuan itu menggigit bibir bawahnya, dia menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

Dengan berani dia berlari dan berdiri tepat didepan Aster, wajah cowok itu sangat datar menatapnya. Zhiva berjinjit dan segera meraih kepala cowok itu, kejadiannya begitu cepat sampai Aster saja hanya diam tak dapat mencerna.

Satu kecupan lolos Aster dapatkan di bibirnya, entah mendapat keberanian darimana Zhiva mencium bibirnya.

"I am sorry."

Tidak, Aster tidak menjawabnya, cowok itu masih syok dan tangannya masih berada di bibir yang sedetik lalu mendapat kecupan dari perempuan didepannya ini.

"Va?" ucapnya masih tak percaya.

"Kenapa? Aku yang mau itu."

Aster menghela nafas pelan, "Lo nggak dengerin apa kata gue? Gue gak mau ambil first kiss milik lo. Gue ngerasa belum pantas dapetin itu, tapi tadi? Aghhh gue gak abis pikir sama lo." ucapnya terlihat frustasi.

Zhiva diam menundukkan kepalanya, tak terasa air matanya lolos dari sudut mata perempuan itu.

"Tapi itu bukan first kiss aku."

Aster diam, bibirnya seketika tersenyum kecut. "Siapa yang pertama? Pacar lo itu?"

Kepalanya mengangguk mengundang tawa datar Aster, entah kenapa ada perasaan aneh saat Zhiva mengatakan itu bukan first kiss-nya. Bukankah harusnya Aster sudah menebaknya? Karna nyatanya Aster bukanlah laki-laki pertama yang membuat perempuan itu jatuh cinta.

ASTERLIO [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora