Bab 21

471 39 0
                                    

Pagi hari, Andrian tengah bersiap-siap hendak berangkat ke kantor, Ara yang dari semalam masih berusaha diam tentang Nadia yang sama sekali ia tidak pernah tahu.

"Kakak pulang jam berapa hari ini?" Ara membuka percakapan.

"Belum tahu sayang, kalo nggak lembur palingan sore, kenapa?" Andrian balik bertanya.

"Nggak apa-apa kok, cuma nanya aja,"

"Oh, kirain kamu kangen kalo aku pulang lama," goda Andrian menggoda membuat Ara langsung menatap tajam dirinya.

"Wow ... Singa betinaku mulai aktif," lanjutnya sambil tertawa membuat Ara langsung mendengus kesal.

"Ok-ok, kalo gitu aku minta maaf, berangkat dulu ya, sayang," ucap Andrian sambil mencium kening Ara.

"Hati-hati Kak, semangat kerjanya,"

***
Di kampus; Ara masih terus teringat dengan nama Nadia membuatnya tidak fokus mengikuti perkuliahan.

'Siapa wanita ini sebenarnya? Apa hubungannya dengan Kak Andrian? Ah, wanita ini membuatku gila!" umpat Ara dalam hatinya.

"Ra, kamu kenapa, sih? Dari tadi gelisah mulu kayak emak-emak yang banyak hutang," ledek Rina dengan santai.

"Nggak apa-apa. Eh, Rin kamu 'kan sering pacaran ya, kamu tahu nggak ciri-ciri kalo cowok itu selingkuh?" tanya Ara serius membuat Rina langsung menyergitkan dahinya.

"Kenapa emang? Kak Andrian selingkuh?"

"Eh, nggak kok, aku mau tahu aja hehe," jawab Ara cengengesan membuat Rina geleng-geleng kepala.

"Ok gini, cowok itu kalo udah selingkuh pasti banyak yang dirahasikan dari kamu, terus juga gelagatnya mulai aneh gitu kayak takut banget ketahuan gitu. Poin utamanya sih ponselnya otomatis udah nggak bisa di sentuh lagi, kalo di depan kamu nih, dia itu manis banget supaya kamu nggak curiga kalo dia udah selingkuh," terang Rina panjang lebar membuat Ara mangut-mangut.

"Ok, kalo misalnya dia beneran selingkuh apa yang kamu lakuin? Dan starategi apa yang kamu gunakan untuk mengatasinya,"

"Kepo amat dah Ra. Ok gini, sebelum kamu menuduh dia selingkuh ada baiknya kamu selidiki dulu bener nggak dia selingkuh dan kalo misalnya sudah benar, usahain melabrak dia ketika bersama si cewek biar ketangkap basah, kalo aku sih ujung-ujungnya putus," lanjut Rina.

"Iya juga ya Rin, harus nemu bukti duku yang kuat," ulang Ara yang dibalas anggukan oleh Rina.

***
Di kantor, Andrian sedang sibuk dengan berkas-berkas dihadapannya tiba-tiba ponselnya berbunyi.

[Halo, assalamualaikum]

[Waalaikumussalam, Andrian ini aku Nadia]

[Oh Nadia, kenapa Nad?]

[Punya waktu nggak Dri, aku mau ngobrol sama kamu langsung jangan dari ponsel]

[Yah, kalo sekarang aku kayaknya nggak bisa, kerjaanku numpuk banget ini, tapi kalo sore jam 4 nanti aku bisa]

[Ok deh, nanti sore aja ya kita ketemu di kafe Angkasa]

[Kafe Angkasa yang dekat perpustakaan umum ya?]

[Iya, sampai ketemu nanti, assalamualaikum]

[Walaikumusalam]

***
Di gerbang kampus, sudah hampir 15 menit Ara mencoba menghubungi Andrian tapi selalu sibuk, akhirnya ia pulang sendiri naik angkot.

"Sayang banget, kalo naik mesan driver online, mahal," gumamnya lalu menaiki angkot.

Selama perjalanan pulang Ara benar-benar gelisah, ia bingung harus berbuat apa, pangen nyari tahu siapa Nadia, rasanya sangat sulit.

***
Andrian melihat jam tangannya menunjukkan pukul 14.30, ia langsung teringat kalau Ara pulang dari kampus jam 14.00.

Dengan segera ia merogoh saku celananya dan menghubungi Ara.

[Halo, assalamualaikum kak]

[Walaikumusalam, sayang kamu dimana? Maaf, Kakak baru selesai ngerjain berkas]

[Nggak apa-apa kak, Ara udah di angkot kok, nggak usah khawatir Ara bisa jaga diri]

[Tapi sayang kenapa nggak mesan driver online, aja? Kakak nggak mau kamu panas-panasan dan sempit-sempitan di angkot]

[Nggak apa-apa kak, udah mau dekat rumah kok]

[Kamu bareng Rina?]

[Nggak kak, Ara sendiri, Rina tadi di jemput sama pacarnya]

[Sayang Kakak minta maaf, lupa nyuruh supir jemput kamu]

[Nggak apa-apa Kak, Ara udah biasa naik angkot, fighting Kak kerjanya, assalamualaikum]

[Waalaikumussalam, hati-hati sayang]

"Ya Tuhan, kenapa aku lupa terus jemput istriku," gumam Andrian sambil menjambak rambutnya pelan.

            Bersambung

Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now