Kehilangan Kesucian

282 26 0
                                    

[Oke di tunggu, kamu tanya aja ntar sama petugas hotel kamarku di mana, bilang namaku aja] balasnya lalu ia mematikan ponselnya.

[Okey, segera]

Setelah selesai mengabari Nadia, Andrian langsung memindah semua berkas-berkas dan lap top nya ke kamar pribadinya, Ara yang bingung melihat Andrian terus bolak balik hanya acuh.

"Sayang kita di kamar aja ya," ajak Andrian membuat Ara kembali menoleh.

"Kok di kamar, Kak?" tanyanya tapi Andrian malah mengangkat lap topnya lalu menarik tangannya kemudian menuntunnya ke kamar.

"Sebentar aku ambil semua barang dulu, baru aku jelasin," jawab Andrian lalu ia mengambil tas Ara, kemudian ia mengunci pintu kamar dan benar saja belum lama mereka di kamar Nadia sudah datang ke ruangannya memastikan Andrian sudah tidak ada lagi.

"Andrian," panggil Nadia membuat Andrian langsung melihat Ara.

"It-" belum semua Ara berbicara mulutnya langsung di bungkam oleh tangan Andrian. Setelah merasa aman, Andrian langsung melepaskan tangannya.

"Kenapa sih, Kak?" tanya Ara bingung.

"Kakak nggak mau di ganggu sama wanita itu," jawab Andrian santai lalu ia berbalik meletakkan tas Ara ke sofa. Ara mendekati Andrian, tiba-tiba tangannya melingkar di pinggang suaminya tersebut.

Andrian yang merasakan itu langsung tersenyum lalu ia berlahan berbalik sambil memegangi tangan Ara agar tetap di pinggangnya.

"Kakak ngerjain cewek ular itu ya?" tebak Ara, seketika Andrian ingin tertawa mendengar Ara memanggil Nadia cewek ular. Dengan segera ia mengangguk lalu menagkup wajah Ara.

"Kamu suka, aku ngerjain wanita ular itu?" tanya Andrian balik membuat Ara langsung terkekeh.

"Suka," jawabnya seperti anak kecil membuat Andrian langsung mencium pipi Ara gemas.

"Sayangnya kamu lagi datang bulan, aku takut kelepasan terlalu romantis sama kamu," goda Andrian, Ara yang mendengar itu langsung menyeringai menatap Andrian.

"Jangn gitu ih ekspresinya, aku nggak kuat tar," lanjut Andrian membuat tawa Ara pecah melihat muka suaminya.

"Ye … diketawain," Andrian mulai ngambek hendak melepaskan tangan Ara dari pinggangnya, bukan melepaskan Ara malah mengalungkannya di leher Andrian.

"Ngambek ni ya … tunggu Ara empat hari lagi, soalnya aku datang bulan nggak lama-lama kok," bujuknya lembut membuat Andrian langsung tersenyum lalu ia menarik pinggang Ara lebih dekat.

***

Sore hari, sebelum ke hotel Nadia sengaja mabuk terlebih dahulu, biar ia tidak canggung pas ketemu Andrian di hotel, tidak lupa ia membawa minuman yang sudah di campur dengan obat perangsang.

Sampaikan di hotel Nadia langsung bertanya, setelah mengetahuinya ia langsung naik, kepalanya sudah sedikit pusing akibat pengaruh alkohol.

Sampai di kamar yang di tuju, Nadia langsung mengetuk-ngetuk sesering mungkin, beberapa menit kemudian pintu terbuka, belum sempat Bayu berbicara Nadia sudah masuk dengan sempoyongan.

Bayu langsung menutup pintu lalu mendekati Nadia yang duduk di tepi ranjang sambil melepaskan hak tingginya.

"Kamu kenapa, Nadia?" tanya Bayu, bukannya menjawab Nadia malah memberinya minuman botol, Bayu juga yang sedari tadi haus langsung meminum minuman tersebut.

Saat Nadia mendongak ia melihat wajah Bayu, beberapa kali ia menggeleng.

"Kok wajahmu berubah jadi wajah Bayu, Dri?" tanyanya membuat Bayu langsung menyergitkan keningnya.

"Aku memang Bayu Nadia, kamu kenapa kayak gini? Kamu mabuk ya?" tanya Bayu detik kemudian ia marasa kepanasan yang amat sangat.

"Kok panas ya? Padahal Ac nya nyala," gumam Bayu lalu melepas kemejanya dan menyisakan kaos putih, tapi tetap saja ia masih kepanasan.

"Kamu memang menggoda, Dri," ucap Nadia kembali sambil matanya merem seperti menahan kantuk, sedangkan Bayu yang sudah tidak tahan dengan panas tersebut tiba-tiba matanya menjelajah di tubuh Nadia lalu ia membuang kaosnya begitu saja.

Nadia yang melihat Bayu sekarang sudah seperti Andrian, tiba-tiba ia menanggalkan semua pakaian kantornya dan menyisakan tank top dan hotpants yang membentuk semua tubuhnya.

Bayu langsung mendorong Nadia supaya telentang di ranjang, detik kemudian ia menindih Nadia, napasnya mulai memburu, dadanya naik turun.

"Nadia, aku minta maaf tapi aku sudah tidak tahan. Setelah ini aku akan tanggung jawab," ucap Bayu dengan napas memburu, Nadia yang mendengar penuturan itu hanya tersenyum karena yang ia lihat sekarang adalah wajah Andrian bukan wajah Bayu.

"Lakukan apa yang kamu mau, asal kamu tetap bersamaku," lirih Nadia menggoda membuat Bayu langsung melancarkan aksinya karena sudah mendapat izin dari Nadia.

***

Pagi hari, cahaya matahari mulai menerobos masuk dari sela-sela gorden, tiba-tiba Nadia menggeliat namun anehnya kali ini ia merasa sekujur tubuhnya sakit.

Perlahan ia mulai mengumpulkan kesadarannya, tiba-tiba bibirnya tersenyum mengingat kejadian kemaren sore hingga malam hari, ia mulai menoleh ke samping.

Ia tidak bisa melihat wajah Bayu karena Bayu tengkurap dan kepalanya menghadap tembok. 

"Andrian," panggilnya dengan suara khas baru bangun tidur, detik kemudian Bayu mulai menggeliat sedikit demi sedikit. Terakhir ia mengubah posisi kepalanya menghadap Nadia.

"Kamu udah bangun?" tanya Bayu lembut membuat Nadia langsung kaget, ia mengucek matanya berkali-kali, namun hasilnya tetap sama, ia melihat wajah Bayu.

"Kok kamu di sini?" tanya Nadia dengan panik, ia langsung berusaha duduk dan menutupi tubuhnya dengan selimut, tiba-tiba Bayu malah tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Kok nanyanya gitu sih? Dari kemaren sore loh kita udah memadu kasih masa kamu nggak ingat," ujar Bayu masih setia dengan posisinya, tiba-tiba tangannya menjalar ke perut Nadia.

Nadia yang merasakan itu langsung menghempaskan tangan Bayu, ia masih bingung sekarang, bukannya kemaren ia bersama Andrian memang sesekali ia melihat wajah Andrian berubah menjadi Bayu.

"Andrian mana?" tanyanya lagi membuat Bayu yang hampir saja tidur kembali lalu dengan cepat membuka matanya.

"Sejak kapan Andrian di sini? Dia di rumahnya, kamu mimpi kali," lanjut Bayu, seketika Nadia mulai panik.

"Bukannya ini kamar, Andrian?" cecar Nadia membuat Bayu langsung berusaha duduk di sampingnya lalu mengangguk.

"Iya ini kamar yang di pesan Andrian, tapi aku yang dia suruh di sini untuk menunggu tamu mengantar File, apa kamu sudah bertemu duluan dengan tamu itu?" tanya Bayu, seketika pikiran Nadia berputar kemana-mana.

Baca di Joylada sudah part 77, gratis

Baca di Joylada sudah part 77, gratis

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Musuhku Penyelamat HidupkuUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum