Bab 15

627 53 1
                                    

***

5 hari berlalu; artinya besok Andrian pulang. Ara sangat semangat ingin menyambut suaminya pulang, sama halnya dengan Mak yang bahagia melihat kegirangan putrinya.

"Mak, besok kita masak apa?" tanya Ara, membuat Mak menyergit.

"Memangnya kenapa?" tanya Mak balik.

"Hehe, gak apa-apa, Mak. 'Kan, besok Kak Andrian pulang," jawab Ara cengengesan.

"Ya sudah, Mak telpon Andrian dulu ya,"

"Iya, Mak," jawab Ara sambil mengikuti Mak dari belakang.

Mak langsung mengambil ponsel dan menghubungi Andrian lewat video call, sedangkan Ara ia di belakang Mak.

Assalamualaikum, Mak,]

[Walaikumusalam, Nak.]

Andrian tersenyum melihat Ara, Mak menoleh ke belakang melihat Ara, yang sedang menunduk mendengarkan percakapan mereka.

[Mak, mau ke kamar mandi dulu ya, kamu bicara sama Ara dulu] ucap Mak, lalu pergi meninggalkan Ara dan Andrian.

Ara sangat gugup ingin memulai percakapan dengan Andrian, ia hanya menunduk sambil memilin ujung bajunya.

[Ara] panggil Andrian membuat Ara langsung mendongak.

[I--iya, Kak.] jawab Ara gugup, Andrian tersenyum melihat Ara sangat lugu, ia pun berniat menjahili Ara.

[Em ... besok sepertinya Kakak nggak jadi pulang,]

[Ke--kenapa, Kak?] tanya Ara kaget.

[Yah, sepertinya Kakak di perpanjang di sini, sebulan lagi,] jawab Andrian, membuat Ara langsung menunduk menahan air matanya, namun sia-sia.

Andrian yang melihat Ara menangis langsung kaget, ia hanya berniat menjahilinya, tapi kenapa Ara malah menangis.

[Ra,] panggil Andrian, namun tidak di jawab oleh Ara, ia malah berlari ke atas meninggalkan video call yang masih terhubung.

Mak yang baru saja keluar dari kamar mandi, langsung bingung, kenapa Ara menangis. Dengan segera Mak menghampiri ponselnya.

[Nak, Ara kenapa?]

[Andrian nggak sengaja Mak, tadi Andrian niatnya cuma mau jahili Ara, Andrian bilang gak jadi pulang besok. Eh, nyatanya Ara nangis beneran Mak,] jawab Andrian membuat mak langsung tersenyum.

[Pulanglah, Nak. Kasihan Ara, ia selalu nanyain kamu, Mak yakin Ara sudah benar-benar berubah Nak,] bujuk Mak yang dibalas senyuman oleh Andrian.

[Iya, Mak. Besok Andrian pulang,] Jawab Andrian, membuat Mak tersenyum, kemudian mengacungkan jempol ke arah Andrian.

***

Keesokan harinya, Mak sedang memasak di dapur, karena hari sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Ara turun menghampiri mak di dapur.

"Loh, kamu belum mandi?" tanya Mak yang melihat Ara masih mengenakan baju tidur hello kittynya.

"Belum, Mak. Ara malas," jawab Ara, yang langsung dapat pelototan dari Mak.

"Mandi sekarang," usir mak membuat Ara langsung mendengus kesal.

"Gak mau, Mak. Lagian hari ini ada nggak kemana-mana," gerutu Ara.

"Baiklah, kalo kamu nggak mau mandi, palingan Andrian nggak mau dekat-dekat sama kamu," sinis Mak membuat Ara langsung kaget.

"Emangnya Kak Andrian jadi pulang hari ini?" tanya Ara yang dibalas anggukan oleh Mak. Ara yang melihat itu langsung tersenyum, kemudian berlari ke atas.

"Mau ngapain Ra?" goda Mak.

"Mandi!" teriak Ara, membuat Mak langsung terkekeh.

10 menit Ara di kamar mandi, ia langsung memilih gamis yang paling cantik menurutnya, kemudian memoles wajahnya dengan sedikit make up.

Setelah selesai Ara turun menghampiri Mak, Mak yang melihat Ara sangat cantik hanya tersenyum.

"Mak, Kak Andrian nyampe jam berapa?" tanya Ara.

"Setengah jam lagi juga nyampe," jawab Mak.

Ara membantu Mak menyiapkan makanan, kemudian menyusunnya dengan rapi, Mak yang melihat sikap Ara sudah berubah hanya tersenyum.

Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil di depan rumah, dengan segera Mak dan Ara menghampirinya.

Andrian yang baru saja turun dari mobil, langsung tidak bisa mengalihkan pandangannya pada Ara, sedangkan Ara hanya tersenyum.

Andrian mendekati Ara dan Mak, Ara mengira Andrian akan memeluknya seperti di tempat wisuda kemarin. Namun, harapannya sirna saat Andrian melewati dirinya dan langsung memeluk Mak yang di belakang Ara.

'Ara tahu Kakak pasti sangat kecewa dengan Ara, makanya Kakak benar-benar menghindari Ara,' batin Ara, kemudian ia berlari ke kamar dengan air mata yang sudah terjun bebas.

Andrian yang melihat Ara berlari ke kamar langsung menyergit, sedangkan Mak yang sudah paham dengan perasaan Ara hanya tersenyum.

"Jangan membuatnya semakin merasa bersalah, Nak. Temui Ara, ia sudah sangat rindu padamu, maafkan kesalahannya, Nak," nasehat Mak, membuat Andrian langsung merasa bersalah.

Memang awalnya Andrian hanya ingin menguji Ara, tapi dugaannya salah, ia malah membuat Ara semakin sedih, Andrian langsung melihat Mak, kemudian mengangguk.

Andrian naik ke atas, kemudian membuka pintu dengan sangat pelan, Andrian melihat Ara sedang berdiri di balkon sambil memegang erat kedua tangannya seperti orang kedinginan.

Ia melihat bahu Ara bergetar dan sesekali dia dengar Ara berbicara.

"Ara terlalu jahat sama Kak Andrian, kemungkinan Ara nggak bakalan di maafin. Apa jika aku bunuh diri, Kak Andrian akan maafin?" gumamnya, membuat Andrian langsung kaget, lalu menggeleng.

"Ara," panggil Andrian, membuat Ara langsung berbalik, Ara menahan napasnya untuk tidak menangis, tapi air matanya semakin deras.

"Sini sayang," panggil Andrian sambil merentangkan kedua tangannya.

Ara yang mendengar panggilan itu, seketika lututnya lemas, Ara hampir luruh ke lantai, Andrian langsung berlari lalu meraih tubuh istri mungilnya itu, kemudian memeluknya dengan erat, terdengar hembusan nafas yang sangat lega dari Ara.

Tanpa membuang waktu, Ara membalas pelukan Andrian tidak kalah eratnya, membuat Andrian langsung tersenyum, kemudian mencium ubun-ubun istrinya, Mak yang dari tadi melihat adegan itu langsung tersenyum, kemudian menutup pintu dengan pelan.

"Ma--maafin Ara, Kak," ucap Ara tebata sambil menangis, membuat Andrian semakin mempererat pelukannya.


***Bersambung***

Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now