Rina vs Nadia

201 24 0
                                    

"Bukan dari Hongkong tapi dari India, Oh my darling I love you," jawab Andrian sambil bernyanyi membuat Ara langsung tertawa sambil geleng-geleng.

"Dasar," gumamnya lalu kembali berbalik menatap ke luar kaca.

Dengan tergesa-gesa Andrian masuk ke ruangan Ayahnya, begitu ia membuka pintu melihat Ayahnya sedang berdiri sambil memandang ke keluar kaca.

"Ayah," panggil Andrian membuat Ayahnya langsung berbalik menghadapnya.

"Kamu tahu nggak kesalahanmu?" tanya Ayah membuat Andrian sejenak berfikir.

"Projec yang belum selesai 'kah," tebak Andrian, tapi Ayah langsung menggeleng lalu mendekatinya.

"Kamu menghamili Nadia?" tanya Ayah pelan.

"Hah!" seketika mata Andrian membola, bibirnya menganga tidak percaya, Ayah yang melihat Andrian kaget hanya menggeleng.

"Yang bilang sama Ayah siapa?" Andrian balik beratnya.

"Jangan mengalihkan pertanyaan, jawab pertanyaan Ayah dulu," lanjut Ayah membuat Andrian langsung menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya dengan kasar.

"Apa Ayah percaya gosip murahan itu?" tanya Andrian membuat Ayah langsung menggedikkan bahunya.

"Percaya nggak percaya, tapi masalahnya karyawan udah tahu semuanya," lanjut Andrian Ayah membuat darah Andrian naik di ubun-ubun.

"Sebentar Yah, Andrian punya bukti kok siapa yang menghamili, Nadia," ujar Andrian membuat Ayah langsung menatapnya serius.

Flashback

Sebelum menyuruh Bayu pergi ke hotel, Andrian sudah menyuruh pelayan hotel memasang kamera tersembunyi khusus di kamarnya, karena pemilik hotel tersebut adalah teman Andrian.

Tujuan Andrian pergi ke hotel bukan semata-mata karena mengambil berkas, tapi melainkan mengambil kamera tersembunyi tersebut. 

Andrian tahu Nadia bukan orang yang mudah menyerah, makanya ia berjaga-jaga, dan sekarang Nadia sudah melakukan aksinya lagi. 

Andrian sudah melihat isi video tersebut, di dalam mobilnya, bibirnya hanya menunggingkan senyum. Beruntung ia di ingatkan Rina diawal, sebelum ia yang kena.

"Thank you, Rina," gumannya di dalam mobil. Lalu ia menjalankan mobilnya menuju kantor, bibirnya tidak hentinya tersenyum.

***

"Nih Ayah, silahkan Ayah lihat sendiri, bukan Andrian pelakunya. Ya memang Nadia awalnya berusaha jebak Andrian, tapi beruntung Rina ngasih tau Andrian terlebih dahulu," terang Andrian, begitu Ayah memutar video itu. Jelas terlihat di situ jika Nadia 'lah yang selalu memaksa Bayu untuk menidurinya, hingga Bayu akhirnya tidak tahan melihat Nadia.

"Oke, jadi sekarang gimana?" tanya Ayah membuat Andrian langsung tersenyum.

"Nggak usah khawatir Ayah, kalo Nadia berani macem-macem, Andrian akan ancam sebar video ini. Nadia udah keterlaluan banget sama Ara, Yah," jawab Andrian, sekarang Ayah hanya mangut-mangut percaya pada Andrian.

"Lagian Yah, kalo Andrian mau kayak gitu juga ngapain sama orang lain, mending hamiili istri," lanjut Andrian lalu ia menghempaskan bobotnya di sofa. Ayah yang melihat itu langsung duduk di samping Andrian.

"Itulah, kamu kebanyakan teman perempuan. Mantan-mantan kamu waktu kuliah masih satu kontak nggak sampe sekarang?" tanya Ayah lagi membuat Andrian langsung menoleh.

"Nggak ada Ayah, palingan juga nggak sengaja ketemu di jalan," jawab Andrian jujur lalu menyandarkan kepalanya.

"Ganteng mah udah takdir, tapi nggak semua orang ganteng hidupnya bahagia karena banyak ceweknya dan Ayah pesan sama kamu cukup genit sama istri sendiri nggak usah sama yang lain, ribet urusannya," nasehat Ayahnya Andrian hanya mangut-mangut mendengar itu.

"Iya Yah," jawab Andrian.

"Besok-besok bawa Ara main ke rumah, Ibumu kangen sama dia," lanjut Ayah, kali ini Andrian cengengesan karena ia jarang membawa Ara ke rumah orang tuanya.

"Ya udah kalo gitu Andrian ke sebelah dulu," 

Disisi lain, Nadia sedang mondar-mandir di rumahnya memikirkan bagaimana cara agar Andrian yang manjadi tersangka dan Andrian yang harus menanggung jawapinya.

Tanpa membuang waktu, Nadia langsung mengambil ponselnya dan menelpon Rina.

[Halo] sapa Rina datar.

[Munafik!] satu kata itu keluar dari mulut Nadia, membuat Rina langsung tersenyum miring.

[Kenapa, Nad? Tumben marah-marah] lanjut Rina membuat Nadia semakin emosi.

[Nggak udah pura-pura bodoh, kamu 'kan yang bocorin semua rencanaku ke Andrian? Ngaku kamu!] bentak Nadia berapi-api.

[Kalo iya emang kenapa? Ada masalah?] tanya Rina balik membuat Nadia tersenyum miring.

[Baiklah, rupanya kau mau main-main samaku, siap-siap aja di rumahmu] ancam Nadia membuat Rina terkekeh.

[Siap-siap gimana, aku nggak mau pergi kemana-mana loh, apalagi ke hotel sama cowok, anti banget aku tuh, aku masih suci soalnya] sindir Rina dengan lebay.

[Shit!] umpat Nadia.

[Jangan ngomong kasar, dosa kamu udah banyak jangan nambah lagi, cukup dosa zina aja sih yang paling besar] ledek Rina.

[Penghianat kamu, liat aja aku akan buat Andrian bertanggung jawab semua ini] lanjut Nadia.

[Semua ini gimana? 'Kan yang bersenang-senang semalaman kamu dan temen kantornya Kak Andrian, masa Kak Andrian yang di suruh tanggung jawab 'kan goblok namanya] ucap Rina dengan remeh.

[Yah nggak bisa gitu dong, 'kan yang mau aku jebak awalnya Andrian. Gara-gara aku percaya sama penjilat bodoh kayak kamu akhirnya seperti ini, mau nggak mau Andrian tetap harus tanggung jawab] bantah Nadia tidak mau kalah.

[Caranya?] tanya Rina lagi.

[Orang bodoh kayak kamu nggak bakalan paham permainan orang dewasa, bocah kayak kamu nggak usah ikut campur sana main masak-masak sama istri Andrian yang norak itu] mulut Nadia semakin menjadi-jadi.

[Wow … orang dewasa ya, baiklah mari kita lihat siapa yang menang, bocah yang polos 'kah atau orang dewasa yang udah rusak] jawab Rina juga semakin menjadi-jadi.

[Malas ngomong sama orang goblok kayak kamu nggak ada faedahnya sama sekali] ketus Nadia.

[Sama aku juga nggak ada untungnya ngomong sama dewasa yang bodoh kayak kamu, dengan mudahnya memberikan kehormatan demi kesenangan semata. Oke orang dewasa, saya pamit dulu, assalamualaikum. O iya kalo kan nggak bisa jawab salam, itu wajar kok] sambung Rina lalu ia mematikan sambungan begitu saja.

"Kena batunya juga rupanya," gumam Rina.

Bersambung

Baca di aplikasi Joylada sudah 83 bab, gratis.

Baca di aplikasi Joylada sudah 83 bab, gratis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now