Bab 7

526 50 5
                                    

Di kelas, Ara masih saja memikirkan siapa cewek yang bersama Andrian sambil mengetuk-ngetuk keningnya pelan dengan pulpen. Sedangkan Rina yang melihatnya hanya geleng-geleng tidak mangarti apa yang dipikirkan Ara.

"Ra, kamu kenapa? Setelah dari toilet, kamu kayak orang lagi banyak masalah?" tanya Rina.

"Eh, gak kok, gak apa-apa," jawabnya.

'Gak biasanya Ara diam, pasti ada apa-apa tadi pas dia ke toilet, apa aku ke toilet aja kali, ya?' batin Rina.


"Em, Ra. Aku ke toilet dulu ya," ucap Rina yang hanya diangguki oleh Ara.


Rina pun bernyanyi-nyanyi tipis sambil berjalan ke toilet, hingga netranya tidak sengaja menangkap dua orang yang lagi duduk berhadap-hadapan di taman, karena Andrian menghadap ke arah Rina, otomatis terlihat jelas oleh Rina.

'Kak Andrian ngapain, sih? Dengan cewek itu, kemudian Rina melanjutkan langkahnya melewati mereka, sampai di toilet Rina teringat tentang sikap Ara tadi.

''Apa mungkin Ara cemburu ya?" gumam Rina pelan.

Setelah selesai melakukan ritualnya di toilet, tidak lupa sebelum keluar Rina berhadapan dulu dengan kaca ajaib untuk membenarkan posisi hijab kemudian Rina melanggeng keluar.

Baru saja Rina hendak berjalan ke kelas, sudah dihadang oleh Andrian dengan menarik tangannya ke taman, Rina hanya mengikuti tanpa berkomentar sedikitpun.

Disisi lain, Ara merasa Rina sangat lama sehingga ia takut Rina kenapa-kenapa.


'Rina mana, ya? Kok lama sih?' batin Ara kemudian beranjak dari kursi menyusul Rina toilet.

Namun, Ara memutuskan untuk tidak melihat arah taman dan terus berjalan seolah-olah tidak mau melihat hal yang tadi ia lihat.

Sampai di toilet Ara mengedarkan pandangannya mencari Rina, tapi hasilnya nihil, akhirnya Ara berkaca sejenak lalu melangkah keluar.

Baru saja Ara keluar, ia sudah disuguhkan dengan pemandangan yang membuatnya makin sakit hati, di mana Rina dan Andrian lagi di taman dengan posisi hadap-hadapan.

'Apa yang terjadi denganku ya allah? Kenapa aku mau menangis melihatnya? Harusnya aku bahagia di saat Rina bahagia. Egoisnya diriku, apa aku suka dengan Kak Andrian, ya? Ah, mungkin tidak karena kak Andrian lebih cocok dengan Rina yang tidak suka marah-marah sepertiku,' batin Ara lalu pergi meninggalkan pemandangan tersebut.

Bersambung

Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now