Bab 24

402 36 3
                                    

Keesokan harinya, Ara sedang di kantin menunggu Rina. Sedangkan Rina, ia masih di toilet merapikan dandanannya, karena merasa sangat lama Ara menyusul Rina ke toilet. Begitu sampai di depan toilet Ara langsung menepuk jidatnya kesal.

"Oles terus!" bentak Ara membuat Rina terkejut.

"Apaan sih, Ra? Datang-datang langsung marah, salam dulu, kek," cerocos Rina membuat Ara langsung melongo.

"Sejak kapan islam mengajarkan masuk toilet itu pake salam, hah?" kesal Ara lalu menjitak kepala Rina.

"Hehe iya ya, lupa," cicit Rina membuat Ara geleng-geleng.

"Ya udah yuk balik, udah siang nih," ajak Ara.

"Em ... Lu duluan aja ya Ra, aku mau pacaran dulu," jawab Rina berbohong membuat Ara langsung mendengus kesal.

"Bilang kek dari tadi 'kan nggak capek banget nunggu kamu yang kayak siput itu," kesal Ara membuat Rina langsung terkekeh.

"Maaf ya,"

"Tahu ah, aku balik duluan, bye,"

"Naik apa Ra?"

"Angkot, sepertinya Kak Andrian sibuk," jawab Ara yang sudah mulai menjauh.

Setelah memastikan Ara sudah pergi, Rina langsung membuka mapsnya untuk melihat jalan ke kantor Andrian.

Hampir setengah jam Rina diperjalanan, akhirnya ia sampai juga. Begitu ia sampai perutnya malah keroncongan karena dari pagi ia belum makan.

"Isi bensin dulu kali ya, baru lanjut ke misi berikutnya kalo nggak bisa pingsan aku ini melakukan pekerjaan yang tidak di gaji," gumam Rina lalu masuk ke cafe depan kantor Andrian.

Begitu ia masuk ia langsung memilih tempat duduk yang di dekat kaca agar bisa melihat-lihat. Saat Rina sedang asyik memilih menu makanan yang ada ditangannya, Andrian datang ke kafe tersebut dengan seorang gadis.

Begitu Rina mendongak, ia langsung kaget melihat Andrian di seberang mejanya, dengan segera Rina menutupi wajahnya dengan kertas menu yang di tangannya.

'Sial! Misi belum juga dimulai, kenapa orangnya udah disini aja,' umpat Rina dalam hati.

Dengan ekstra hati-hati Rina mengintip dibalik kertasnya memastikan siapa wanita yang bersama Andrian.

'Loh, itu bukannya wanita yang kemaren juga, ya ampun Kak Andrian benar-benar cari mati kalo udah begini,' batinnya.

"Mbak, mau pesan apa?" tanya salah satu pelayan mengagetkan Rina.

"Em ... Pesan makanan dan minuman yang paling murah," jawab Rina ngelantur membuat pelayan di depannya bingung karena Rina terus menutupi wajahnya.

"Sudah jangan berdiri terus disini, nanti aku bisa ketahuan, buat aja apa yang enak, sana, sana," suruh Rina dengan suara yang sangat pelan.

Jarak antara meja Rina dan Andrian cukup jauh, membuat Rina kesulitan mendengarkan percakapan mereka.

"Dri, gimana kalo kamu temenin aku ziarah ke makam Nenekku, abis itu kita jalan-jalan, udah lama 'loh aku nggak jalan-jalan disini dan udah banyak perubahan juga," ajak Nadia.

"Em ... gimana, ya? Kalau ada waktu luang 'lah ya aku telpon kamu, soalnya sekarang ini kerjaan aku numpuk banget di kantor ditambah lagi semenjak kamu datang terus ke kantor," jawab Andrian sambil terkekeh.

"Oh, berarti aku pembawa sial ya?" tanya Nadia sambil tertawa.

"Ya nggak 'lah haha," mereka berdua tertawa dengan riang membuat Rina yang menyaksikan adegan itu dari jauh langsung emosi.

'Tertawalah sepuasmu tuan sebelum semuanya berubah menjadi air mata, aku akan cari bukti yang kuat, sebelum aku memberitahu Ara aktivitas menyenangkanmu ini, dan aku pastikan Ara tidak akan terjebak dengan cinta bodohmu ini," batin Rina sambil tersenyum licik.

Dari kejauhan Rina terus memperhatikan gerak-gerik keduanya, setelah mereka selesai. Rina juga buru-buru menghabiskan makanannya lalu mengikuti mereka dengan pelan-pelan dari belakang.

Sampai di kantor Andrian, Rina terus mengikutinya dengan alasan ingin bertemu dengan Pak Andrian karena ia keluarganya.

Sampai di ruang karyawan, ia melihat banyak karyawan yang sedang bekerja, terutama Andrian yang berada di barisan paling depan. Jangan salah Rina masuk setelah mengubah penampilannya dan memakai masker.

Dari kejauhan ia melihat Nadia berjalan menghampiri Andrian yang sedang berkutat di lap topnya.

'Ternyata gadis ini karyawan juga, tapi kenapa begitu nempel dengan Kak Andrian udah seperti lem aja, mana si cewek gatal banget lagi pake acara gangguin orang yang lagi bekerja,' batin Rina.

Tidak mau ketahuan dengan Andrian, Rina langsung memoto keduanya kemudian keluar dari kantor Andrian.

"Ara mungkin polos, tapi tidak dengan Rina yang Andrian," gumam Rina di depan kantor Andrian kemudian ia pulang dengan perasaan senang karena misi pertamanya berhasil.

Setelah ketemu dengan Andrian, ternyata Nadia meminta tolong kepada Andrian agar bisa bekerja di kantornya.

Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now