Mahar 100 juta

291 21 0
                                    

"Setidaknya dia mau menikah," gumam Andrian lalu ia kembali ke ruangannya.

Sampai di ruangannya, baru saja ia duduk, tiba-tiba pikirannya langsung melayang ke Ara. Tanpa membuang waktu, Andrian langsung menghubungi Ara lewat video call.

[Assalamualaikum, Kak] sapa Ara sambil merapikan jilbabnya, Andrian langsung tersenyum melihat istrinya tersebut.

[Walaikumsalam, gimana sayang, udah enakan belom badannya?] tanya Andrian , Ara hanya mengangguk sekilas lalu tersenyum.

[Kakak nggak kerja?] tanya Ara balik, Evan yang mendengar itu membalas dengan gelengan.

[Nggak bisa fokus, mikirin kamu terus] jawab Andrian membuat Ara langsung tersipu malu.

[Kakak mah, gombal terus] jawabnya sambil menahan-nahan senyum.

[Gak apa-apa lah, 'kan sama kamu kok nggak sama yang lain] lanjut Andrian, Ara hanya geleng-geleng.

Saat sedang asyik ngobrol, samar-samar Ara mendengar pintu depan di ketuk.

[Kak bentar ya, kayaknya ada yang datang] ucap Ara tiba-tiba, seketika kening Andrian menyergit.

[Jangan mudah percaya apa yang di bilang orang ya, hati-hati buka pintunya] nasehat Andrian yang dibalas anggukan oleh Ara. Kemudian Ara meninggalkan ponsel yang masih terhubung.

Sudah lima menit berlalu, namun Ara tidak kunjung datang membuatnya Andrian mulai resah, ia mencoba memanggil juga tidak ada balasan. 

Tanpa membuang waktu, Andrian langsung menyambar kunci mobil lalu melajukannya ke rumah dengan kecepatan tinggi, perasaannya tidak enak.

Hampir satu jam perjalanan akhirnya Andrian sampai di rumahnya, ia melihat pintu rumah terbuka, Andrian langsung turun dari mobil lalu masuk dengan tergesa-gesa.

"Assalamualaikum," ucap Andrian begitu ia sampai di pintu, tapi matanya langsung terbelalak melihat tamu yang datang, jantungnya hampir keluar dari tempatnya.

"Walaikumsalam," jawab Ara pandangannya terus ke Andrian yang masih kelihatan kaget.

"Ta--tania," ucap Andrian, Tania adalah mantan pacar Andrian waktu kuliah, setelah putus mereka menjalani hidup masing-masing. 

Andrian bahkan tidak tahu kabar Tania semenjak mereka putus hingga wisuda. 

"Hay Andrian, gimana kabarmu? Sudah hampir 3 tahun kita nggak pernah ketemu, begitu aku dapat kabar katanya kamu udah nikah, nggak undang-undang lagi," cecar Tania membuat Andrian langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Kemudian ia kembali melihat Tania, lalu Andrian berjalan ke dekat Ara, lalu duduk di sampingnya. Sedangkan Ara, ia hanya diam mendengarkan percakapan keduanya.

"Ya udah deh, aku pamit dulu ya kalo gitu, ini ada sedikit oleh-oleh buat kalian dari, Malaysia," ucap Tania setelah mengatakan semua tujuannya pada Andrian.

"Oh kamu kuliah di Malaysia, jadi pacar kamu yang di Indonesia gimana? jarang jauh dong kalian," tanya Andrian membuat Tania langsung terkekeh.

"Ya nggak lah, putus sebelum berangkat karena aku juga nggak yakin dia sabar nungguin aku S2, banyak yang udah nikah angkatan kita," jawab Tania, seketika Ara salut mendengar Nadia sudah S2, sedangkan dirinya S1 aja belum selesai.

"Insaf 'lah, udah cukup pacaran sering-sering yang terpenting sekarang nyari temen hidup sih lebih tepatnya," terang Andrian membuat Tania mangut-mangut.

"Iya sih bener, ya udah deh kalo gitu aku pergi dulu ya Andrian, Ara," lanjut Tania lalu ia berdiri.

"Iya, Kak," jawab Ara lalu ikut berdiri mengantarkan Tania ke depan.

Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now