Baper

218 30 2
                                    

"Iya ini kamar yang di pesan Andrian, tapi aku yang dia suruh di sini untuk menunggu tamu mengantar File, apa kamu sudah bertemu duluan dengan tamu itu?" tanya Bayu, seketika pikiran Nadia berputar kemana-mana.

'Apa Andrian menjebakku, tapi bagaimana ia bisa tahu kalo aku ingin berbuat seperti ini? Apa jangan-jangan, R--rina,' batin Nadia mulai bertanya-tanya.

"Aku akan nikahi kamu," ucap Bayu seketika karena melihat Nadia melamun, membuat Nadia langsung kaget lalu menggeleng.

"Aku nggak mau, aku maunya nikah sama Andrian," tolak Nadia mentah-mentah membuat Bayu langsung menyergit, bukannya setiap orang berharap di tanggung jawabin sama pelaku, tapi ini malah nolak.

"Kok Pak Andrian sih? 'Kan aku yang lakuin kesalahan, tapi terserah," lanjut Bayu datar lalu ia bergegas ke kamar mandi membersihkan dirinya, setelah ia selesai gantian dengan Nadia.

Sekitar satu jam kemudian mereka sudah kembali rapi, memakai kembali pakaian kantornya, saat mereka sedang beres-beres tiba-tiba pintu kamar di ketuk. Tanpa membuang waktu Bayu langsung membuka pintu, begitu pintu terbuka menampilkan Andrian.

"P--pak Andrian," sapa Bayu dengan gugup sekaligus kaget melihat Andrian datang. Sedangkan Andrian hanya melempar senyuman, Andrian tahu pasti Bayu kaget melihatnya.

"Mana berkasnya? Saya perlu hari ini," tanya Andrian pura-pura lalu ia menerobos masuk begitu saja, Bayu hanya diam mengikutinya dari belakang.

"Loh Nadia, ngapain kamu disini?" tanya Andrian saat ia melihat Nadia sedang beres-beres.

"Kamu sengaja'kan lakuin ini," bukannya menjawab Nadia malah balik menuduh membuat Andrian langsung menyergit.

"Sengaja? Apa yang aku sengaja?" tanya Andrian lagi.

"Jangan pura-pura bodoh Dri, aku tau ini pasti akal-akalan kamu 'kan jebak aku?! pekik Nadia membuat gendang telinga Andrian langsung bising, tangannya terulur menutup telinganya.

"Akal-akalan apa? Aku hanya menyuruhmu mengantar file ke sini, tapi karena aku ada urusan lain  sorenya, makanya Bayu yang kusuruh menunggu di sini, dimana letak akal-akalannya?" terangku panjang lebar.

"Ingat Dri, aku nggak akan nyerah gitu aja," ucapnya memberi peringatan, sedangkan Andrian, ia hanya menggedikkan bahunya, lalu tangannya terulur mengambil berkas dan sebuah benda kecil di atas meja.

"Kalo gitu saya pergi ya Bayu, istri saya nunggu di kantor soalnya," lanjut Andrian lalu ia meninggalkan mereka berdua di dalam, tidak lupa bibirnya menyunggingkan senyum.

Sampai di kantor, Andrian langsung buru-buru ke ruangannya, tapi begitu ia masuk ia tidak menemukan Ara. Tanpa membuang waktu ia langsung masuk ke kamar pribadi, bibirnya langsung tersenyum saat melihat Ara sedang memandang ke bawah sambil melipat kedua tangannya.

Perlahan Andrian mendekati, detik kemudian ia langsung memeluk Ara dari belakang membuat Ara sedikit kaget lalu menoleh ke samping. Ia tersenyum saat melihat yang datang adalah Andrian, Ara langsung menyandarkan kepalanya di dada Andrian.

"Kak, aku boleh nanya sesuatu nggak?" ucapnya tiba-tiba membuat Andrian langsung mempererat pelukannya.

"Boleh dong, tanya aja sesukamu," jawab Andrian.

"Kenapa Kakak menikahiku? Secara'kan Kakak orang terkenal banyak fansnya, banyak cewek cantik yang suka sama Kakak, sedangkan aku hanya orang biasa dan kayaknya nggak ada yang kenal selain teman kelasanku," tanya Ara membuat Andrian sedikit melonggarkan pelukannya.

"Nyari yang cantik gampang di tepi jalan juga banyak, yang susah itu nyari yang kayak kamu ke ujung dunia juga susah nyari yang galaknya sama kayak kamu," jawab Andrian membuat Ara langsung memicingkan matanya.

"Kak Tania mantan Kakak waktu kuliah  itu apa kabar? Apa dia masih menghubungi, Kakak?" tanya Ara membuat Andrian langsung berfikir kalo Ara sedang mengujinya.

"Em … buat apa aku nyari tahu kabar cewek lain, aku 'kan udah punya bidadari sendiri yang bisa aku liat setiap hari," lanjut Andrian membuat Ara langsung mendengus kesal.

"Ish … bukan itu, Kak," kesal Ara, Andrian langsung terkekeh lalu membalikkan Ara mengahadapnya.

"Gini-gini, aku cuma butuh kamu di sampingku suka dan duka, menjadi Ibu dari anak-anakku dan menjadi bidadari untukku. Ya, walaupun kadang kalo marah mirip singa betina yang membuatku takut di terkam jika ketahuan selingkuh," terangnya membuat Ara sedikit kesal, tapi baper juga.

"Gombal!" teriaknya lalu memukul dada Andrian membuat Andrian langsung terkekeh.

"Kok gombal sih, itu pengakuan yang harus ada surat kepastian," lanjut Andrian.

"Surat kepastian apaan?" tanya Ara bingung.

"Surat kepastian kalo kamu juga tidak bisa hidup tanpaku," jawab Andrian sambil mengedipkan matanya sebelah. 

"Gila!" ketus Ara lalu ia kembali berbalik melihat ke luar kaca.

"Aku akui aku memang gila," lanjutnya membuatku Ara langsung menyergit.

"Kalo gila, sana ke tepi jalan ngomong-ngomong sendiri," suruh Ara jutek lalu kembali melipat kedua tangannya.

"Aku 'kan tergila-gila sama kamu, ngapain ke jalan disini aja menggilaimu," goda Andrian lalu tangannya mulai nakal. Ara langsung berbalik lalu menatapnya tajam.

"Tuh 'kan kamu udah tergila-gila samaku, buktinya tatapannya gitu," lanjut Andrian lalu mencubit pipi Ara gemas.

"Andrian," panggil Ayah dari luar.

"Ayah manggil, sana buka dulu," suruh Ara.

"Nggak mau, maunya sama kamu terus," ucap Andrian lebay membuat Ara langsung melotot sambil berkacak pinggang. Andrian yang melihat itu langsung menangkupkan kedua tangannya seolah-olah minta maaf.

"Oke oke, aku buka dengan syarat kekuatan cintamu di tahan dulu, soalnya aku lihat kamu nggak sabaran," ledeknya lalu ia berlari membuka pintu, sedangkan yang di tinggalkan langsung mendengus kesal.

"Iya Yah, kenapa?" tanya Andrian setelah membuka pintu.

"Ikut Ayah ke ruangan," ajak Ayah, Andrian meras aneh dengan Ayahnya, nggak biasanya secuek ini.

"Iya Yah, sebentar," ujar Andrian, Ayah langsung melangkah keluar terlebih dahulu sedangkan Andrian, ia masuk menemui Ara.

"Darling, Aku ke ruangan Ayah dulu ya," ucapnya tiba-tiba lalu mencium pipi Ara. kemudian ia melangkah keluar.

"Darling dari Hongkong," jawab Ara cuek membuat Andrian kembali berbalik.

"Bukan dari Hongkong tapi dari India, Oh my darling I love you," jawab Andrian sambil bernyanyi membuat Ara langsung tertawa sambil geleng-geleng.

"Dasar," gumamnya.

Baca di aplikasi Joylada sudah part 84, gratis'

Baca di aplikasi Joylada sudah part 84, gratis'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now