Bucin

191 22 0
                                    

Detik kemudian Ara mencium bibir Andrian, mambuat Andrian kaget bukan main, matanya langsung celingak-celinguk melihat orang, ia tidak menyangka Ara sudah berani menciumnya sekarang.

Setalah melihat tidak ada orang di sekelilingnya, Andrian langsung memegang tengkuk Ara lalu membalas ciuman Ara.

Beberapa detik kemudian, Andrian melepasnya, Ara langsung menunduk malu, ia tidak menyangka dirinya bisa kelepasan. Andrian yang melihat itu langsung terkekeh.

"Kenapa? 'Kan yang mulai duluan kamu," ucap Andrian sambil menggoda Ara. Sedangkan Ara ia langsung menyeruput es dawetnya.

"Nggak apa-apa," jawab Ara datar membuat Andrian kembali tertawa.

"Kamu udah bersih belum?" tanya Andrian membuat wajah Ara langsung memerah.

"Hari ini udah nggak ada lagi, sore ini Ara mandi," jawabnya malu-malu membuat Andrian langsung tersenyum sambil menyenggol-nyenggol tangan Ara.

"Apa sih, Kak," ujar Ara lalu mengalihkan pandangannya, Andrian langsung terkekeh.

"Pak, benar nggak itu mobil yang mau di perbaiki?" tanya seseorang dari samping Andrian membuat Andrian seketika menoleh.

"Iya Pak, benar. Tolong di perbaiki ya, kayaknya bannya bocor," jawab Andrian yang di balasan anggukan oleh lelaki paruh baya itu.

Tidak berselang lama akhirnya mobil Andrian sudah bisa di bawa kembali. Andrian langsung mendekat lelaki paruh baya yang sudah memperbaiki mobilnya.

"Terima kasih ya Pak," ucap Andrian sambil menyodorkan dua lembar uang merah.

"Sama-sama Pak, ini kebanyakan 50ribu aja udah cukup," jawab pria itu.

"Gak apa-apa, ambil aja, Pak," lanjut Andrian tapi pria itu hanya mengambil satu lembar.

"Terima kasih, Pak," ucap pria tersebut yang dibalas anggukan oleh Andrian. Setelah pria itu pergi, Andrian langsung melihat Ara membuat Ara langsung salah tingkah.

"Yuk permaisuriku, kita pulang," ajak Andrian sambil membuka pintu mobil, membuat Ara langsung masuk.

Begitu Andrian masuk, ia melihat Ara belum memakai sabuk pengamannya, saat Andrin hendak mencondongkan badannya untuk menarik sabuk pengaman, Ara langsung buru-buru memasangnya sendiri membuat Andrian bingung.

Lalu ia duduk seperti biasanya, kamudian Andrian menjalankan mobil sampai ke rumahnya.

Setelah sampai mereka langsung turun dan Ara bergegas masuk ke rumah karena masih harus memasak untuk makan malam. Sedangkan Andrian langsung menghempaskan tubuhnya di sofa dan mulai memejamkan matanya karena capek seharian.

Cukup lama Ara berkutat di dapur, akhirnya semuanya selesai. Ara berjalan mencari Andrian karena dari pulang tadi, suara Andrian tidak terdengar lagi. Begitu ia sampai di ruang tamu, ia melihat Andrian sudah tidur nyanyak.

Tanpa membuang waktu, Ara langsung mandi dan melaksanakan sholat asar kerena sudah mau jam 5. Setelah selesai Ara langsung kembali ke ruang tamu dan mendekati Andrian

"Kak," panggil Ara, namun Andrian tidak bergeming sama sekali membuat Ara langsung mendengus kesal. Lalu detik kemudian ia mendekatkan wajahnya ke wajah Andrian.

"Sayang bangun yuk," panggil Ara lalu menciumi pipi Andrian membuat Andrian langsung terusik lalu bibirnya tersenyum karena merasakan bibir Ara di pipinya.

"Eugh," Andrian menggeliat membuat Ara kembali berdiri lalu ia hendak melangkah meninggalkan Andrian, tapi Andrian tidak ingin melewatkan momen sore romantis bersama istrinya.

Andrian langsung menarik Ara hingga jatuh di atasnya, Ara langsung kaget dan berusaha berdiri namun Andrian malah memeluk erat pinggangnya. Detik kemudian pandangan mereka beradu, ntah apa yang terjadi pada Ara, ia langsung mencium bibir Andrian.

Setelah sadar Ara langsung melepasnya dan berusaha bangkit dari tubuh Andrian, tapi Andrian malah menguncinya membuat Ara langsung mendengus kesal.

"Kakak sholat dulu udah mau habis waktunya, ayo cepat," kesal Ara lalu Andrian melepas pelukannya. Dengan segera Ara bangkit yang diikuti dengan Andrian.

"Jangan lupa nanti malam ya," ucap Andrian mengedip-ngedipkan matanya sebelah lalu mencium bibir Ara sekilas kemudian ia berlalu ke kamar mandi.

"Mesum," gumam Ara sambil bibirnya tersenyum.

Saat Ara hendak melangkah tiba-tiba ia mendengar suara ponsel Andrian berbunyi, Ara langsung mencari ponsel tersebut lalu ia melihat di bawah bantal. Ara segera meraihnya lalu melihat siapa yang menelepon, tertulis di situ namanya Nadia.

"Wah … ganggu momen romantis aja," gumam Ara lalu ia mengangkat telpon tersebut.

[Halo Dri, kamu dimana?] tanya Nadia tanpa basa-basi membuat Ara langsung memutar mata malas.

[Lagi di rumah romantisan sama istrinya, kenapa?] tanya Ara balik membuat Nadia langsung kaget mendengar suara Ara.

[Bocah rupanya yang angkat, mana Andrian?] ledek Nadia membuat Ara langsung menyunggingkan senyum.

[Jangan ganggu orang lagi romantis bisa nggak, Andrian 'kan suami saya, jadi dia nggak boleh kemana-mana tanpa saya] jawab Ara tidak kalah remeh membuat Nadia langsung mendengus kesal.

[Kamu tahu 'kan kalo Andrian sudah menghamili saya?] tanya Nadia membuat mulut Ara langsung menagnga, ia mengalihkan pandangannya, ternyata Andrian sedang memperhatikannya sambil bersandar di dinding. 

Andrian mengambil pulpen dan kertas lalu ia menulis dan menunjukkannya pada Ara.

"Itu fitnah, supaya aku menikahinya," tulis Andrian membuat Ara langsung tersenyum.

[O iya, benarkah? Coba kita cek bener nggak itu Kak Andrian yang nanam benih atau laki-laki lain] ancam Ara membuat Nadia langsung kaget.

Saat melihat arah melihat Andrian, Andrian kembali mengangkat kertas.

"Saya punya video bukti siapa yang menghamilinya," tulis Andrian membuat Ara langsung mengangguk.

[Jangan ancam-ancam saya, cuma Andrian yang sudah meniduri saya katanya kamu nggak mau melayaninya] lanjut Nadia membuat Ara langsung terkekeh.

[Ah masa, sekarang aja kami mau melaksanakan sunah rosul kok, masa di bilang nggak mau melayani, gimana sih kamu?] ledek Ara tiba-tiba Nadia langsung memutuskan sambungan membuat tawa Ara langsung pecah.

Andrian langsung mendekati Ara, lalu ia mengambil ponsel dari tangan Ara dan membuangnya ke sofa, lalu ia menatap lekat istrinya itu.

"Bener nih, sekarang kita lakuin sunah rosul?" tanya Andrian menggoda membuat Ara langsung bergidik ngeri.

"Iya tapi nggak sekarang, malam," jawab Ara lalu ia berlari ke dapur sambil tertawa. Tanpa membuang waktu Andrian langsung mengejarnya dan

"Hap," ucap Andrian sambil menangkap Ara, membuat Ara langsung berhenti lalu menghadap belakang karena Andrian menangkapnya dari belakang.

"Cium," lanjut Andrian membuat Ara menggeleng.

"Nanti aja, yuk kita makan dulu," ujar Ara lalu melepas pelukan Andrian dan menariknya ke meja makan.

Baca di aplikasi Joylada sudah part 86, gratis

Baca di aplikasi Joylada sudah part 86, gratis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now