Gentleman - 165

17 7 2
                                    

Sejak hari itu, hubungan Ririn dan Anna sedikit merenggang. Tak lagi selengket dan seakrab sebelum terjadinya insiden di kantin. Ririn sendiri nampaknya masih belum berani mengambil keputusan bahkan meski seharian kemarin Anna sudah memarahinya. Anna akhirnya memilih tempat duduk yang berbeda, membiarkan Ririn duduk sendirian. Begitu pun dirinya. Netizen kelas 11-A tidak ada yang berani mengusik, mengganggu, atau meledek. Mereka semua juga terkejut dengan emosi Anna yang berhasil meluap kemarin. Nama Anna menjadi sorotan tajam. Bagaimana tidak? Seorang siswi berprestasi sang pemilik juara 1 paralel di kelas 11 IPA yang dikenal pendiam secara terang-terangan memarahi sahabat karib yang diketahui kedekatan mereka sudah seperti lem dan prangko. Mengerikan sekali, bukan? Mungkin itulah kemarahan terbesar Anna yang dilihat teman sekelas di kantin kemarin. Keysha juga mungkin lain kali tidak akan berani menyuruh Anna untuk piket sendirian kalau tidak mau menjadi sasaran berikutnya.

Seorang yang pecinta damai, sabar dimanfaatkan, dan pendiam kini telah menunjukkan taring dan kebuasannya. Marahnya orang sabar memang berada di level yang berbeda.

Tangan Ririn menggenggam erat benda yang terdapat di dalam kolong mejanya. Wajahnya pucat dan sedikit penuh rasa bersalah. Suasana canggung kelas perlahan terobati karena kehadiran Pak Romi, Guru Bahasa Inggris yang selalu ceria. Pelajaran akan dimulai.

***

Jam istirahat tiba. Anna tidak ada minat pergi ke kantin,  begitu juga Ririn. Anna takut bahwa akan ada yang menggosipinya karena insiden kemarin sementara Ririn malu kalau harus ke kantin sendirian. Jadilah mereka sama-sama di kelas meski tidak duduk bersama.

Tangan Ririn masih menggenggam erat benda di kolong mejanya. Dia harus melakukan sesuatu untuk ini. Anna sedang sibuk mencoret-coret bukunya demi merancang strategi dan rencana untuk mencari pasangan lain yang sekiranya bersedia bergabung dalam misi penyelamatan Youka. Bagaimana pun, hanya Youka yang Anna punya.
Tebersit dua nama seseorang dalam kepala Anna.

Reno dan Sintia, pasangan rese SMA Cattleya.

Apakah mereka bisa?

Kalau tidak dicoba pasti tidak akan tahu, kan?

Anna bangkit dari tempat duduknya, sambil membawa catatan analisisnya Anna langsung berjalan ke kelas 11-B IPS untuk menemui Reno dan Sintia. Namun, baru melangkah melewati koridor IPA, tangan Anna dicekal seseorang.

Saat Anna menoleh, betapa terkejutnya bahwa ternyata orang yang menahannya adalah Zealdy. Zeal melirik Anna dengan wajah datar, Anna memiringkan kepala tidak mengerti lalu memberi tatapan ‘lepasin gue’.

“Makasih udah bela gue, tapi jangan sakitin Ririn,” sergah Zeal membuat Anna memutar bola mata. Anna sudah tidak ada waktu. “Ririn gampang sakit hati, lo sahabatnya, kan?”

“Sorry, gue nggak ada waktu buat basa-basi kayak gini. Gue ada urusan yang harus gue kejar!” bentak Anna dengan nada ketus. Zeal tidak melepaskan Anna sama sekali dan berbisik pelan.

“Lo mau cari adek lo? Ririn setuju lakuinnya. Dia mau nerima gue,” imbuh Zeal membuat Anna memandangnya tidak percaya. Kenapa pula Ririn memberitahu Zeal sampai perihal yang seperti itu? Memang Zeal cowok yang baik, tapi tidak harus dibeberkan padanya mengenai misi penyelamatan Youka, kan?

Zeal yang sadar bahwa Anna memandangnya murka lekas mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi bak polisi yang menyergap maling. “Gue nggak suka ikut campur urusan orang. Berhubung lo Anna, sahabatnya Ririn, itu berbeda.”

Anna mengerjap, bingung.

“Gue bakal bantu lo buat nemuin adek lo.”

-------
Gimana gimana?🤭 komen chapter ini wajib yaa🤭

Posted : 28 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz