The Forbidden Area - 56

62 11 3
                                    

Yihaa! 🐙
Cumi is back!
Nah Robot Sang Peri Cinta ini bakal .... wahahaha! Baca sendiri aja.
Kalian siap?

1 ....
2 ....
3 ....

-----

"KYAAAA!"

Setelah menjerit nyaring bersamaan, kini Anna tanpa rasa dosa langsung refleks mendorong kepala si pelaku yang dengan enaknya mencemburkan tubuhnya tadi ke dalam air sedalam-dalamnya sampai orang tersebut kesusahan bernapas. Bahasa gampangnya, menenggelamkan.

"Blub! Blub! Woi! Blub!"

Saking panik berlebihannya, Anna sendiri tidak sadar kalau kelakuannya sudah keterlaluan. Tentu saja karena makhluk tersebut sampai kesusahan bernapas. Karena kesal, makhluk itu lalu menendang kaki Anna agar menjauh. Upaya itu rupanya berhasil karena Anna jadi terlempar jauh darinya. Untung tubuh Anna cukup ringan.

Setelah berhasil mengangkat kepala ke permukaan, sosok makhluk itu kini menghirup napas sebanyak-banyaknya. Hampir saja dia kehabisan oksigen. Kini dia menatap tajam Anna.

"Oi, plastik! Lo mau bunuh gue?"

Benar saja.

Itu Arul si bawang!

Anna menutup bagian dadanya dengan kedua tangan. Wajahnya merah padam bahkan meski dia masih mengenakan handuk yang menutupi sekujur tubuhnya. Dia heran, bingung, malu, dan kesal karena bisa-bisanya ada cowok yang masuk ke dalam pemandian air panas cewek. Mana cowok itu rivalnya yang paling dibenci, pula!

Meski begitu Anna juga sedikit malu karena melihat dada bidang dan sedikit roti sobek milik Arul, cowok itu hanya mengenakan celana pendek. Sial, ini memalukan! Kenapa Arul malah keliatan biasa aja?

Arul memilih tidak peduli lalu mengalihkan pandangannya. Anna makin sebal! Bisa-bisanya dia sesantai itu setelah mereka bahkan berada dalam satu kolam pemandian air panas yang sama! Dengan pakaian yang sama-sama minim, pula.

"Dasar, bawang najisin! Mesum!" Anna tanpa pikir dua kali langsung melontarkan kata-kata sadis terpendamnya membuat Arul kini menarik kedua alisnya, bingung kenapa si Anna tiba-tiba ngamuk tak jelas.

"Gue nggak mesum, ya, plastik," bantah Arul.

"Mesum! Kalo nggak, buktinya ngapain lo di pemandian air panas cewek, hah?"

Arul nge-flat. Detik berikutnya menggeleng.

"Gue nggak salah, tuh."

"Hah?" Anna membulatkan bibir.

"Ini pemandian air panas cowok, kok. Yang cewek, kan, sebelah kiri."

"Boong, lo!" Anna tidak terima. Kedua pipinya makin memanas. Seriusan, ini Anna yang salah? Atau Arul yang boong? Atau gimana, sih? Kok jadi awkward, gini?

Arul bergerak menjauh lalu mengangkat bahu santai. "Ngapain gue boong. Wong, yang punya nih pemandian ini om gue."

Anna makin menganga lebar. Lalu buru-buru mendorong tubuh Arul kasar agar memberinya jalan. Arul mendesis kesakitan, meski Anna cuman demen belajar tapi ternyata tenaganya dalam mendorong lumayan juga. Meski saat Arul pernah merangkulnya pada malam keakraban itu, Anna tidak dapat mengelak banyak.

"Udah, awas, bawang! Gue mau keluar! Nanti lo mesumin gue, lagi!"

"Oh, gitu, ya." Arul mengangguk lalu menarik tangan Anna membuat cewek itu tertahan. Rasanya kesabaran Arul mulai habis.

"Lepasin!" pekik Anna ketakutan. Masalahnya mereka ini sekarang cuma berdua. Bagaimana ... bagaimana ini? Wajah Anna memucat parah. Arul sama sekali benar-benar dingin, dasar tidak berperasaan!

"Gue nggak ada pikiran mau mesumin lo, sih. Tapi kalo lo bilang gitu ... lucu juga, ya." Arul menjeda sebentar. "Atau jangan-jangan lo sendiri yang berharap gue ngelakuin sesuatu ke lo, gitu?"

Dengan tangan satunya Anna memilih menampar Arul, tidak terlalu keras tapi cukup membuat Arul tertegun. Arul teringat kejadian waktu itu, saat Anna menamparnya dalam insiden buku dan bola basket yang tertukar dan entah siapa yang menaruhnya di tas mereka.

Jujur, Anna merasa dipermalukan. Memang, memang awalnya dia yang salah karena sembarangan masuk ke pemandian air panas cowok. Tetapi ... kenapa malah jadi begini?

Arul mendengkus lalu melepaskan tangan Anna membuat cewek itu keluar dari pemandian.

"Gue cuma bercanda, gue gak tertarik sedikit pun sama lo, plastik."

Anna memilih setengah berlari meninggalkan Arul. Ada beberapa kata yang rasanya ingin Anna ucapkan namun tertahan di kerongkongan. Meski pun Arul menyebalkan, tetapi dia yang telah memberitahu Anna bahwa memang cewek itu yang salah karena sembarangan masuk. Selain itu, Arul sendiri juga bisa menahan diri dan memang sepertinya dia pun tidak ada niatan untuk macam-macam padanya. Wibu itu rata-rata nolep, mana berani berbuat aneh?

Anna hampir ingin mengucapkan terima kasih tetapi gengsinya tinggi. Baru saja ingin melangkah lagi tiba-tiba Arul memanggil.

"Oi, plastik!"

Anna dengan sewotnya menoleh. "Apa?"

Arul memasang senyum remeh. "Inget, lo udah pernah meluk gue pas pesta dansa! Lo udah ngerasain tuh tubuh gue meski katanya lo jijik sama gue!"

Wajah Anna semakin memerah padam, dia langsung membuang muka. Arul menyebalkan!

Anna menguatkan tekadnya untuk segera pergi dari pemandian itu.

Argh! Baru saja Anna berpikir empat hari yang lalu mengenai persoalan wajah apa yang akan dia tunjukan pada Arul kalau mereka bertemu lagi dan Tuhan sudah mengabulkannya, meski pertemuan itu sungguh mengejutkan. Bayangkan, berada dalam satu pemandian air panas bersama dan lagi Anna hanya bermodalkan handuk. Arul sendiri ... cuma memakai celana pendek. Ini benar-benar kampret moment. Dan lagi kenapa? Kenapa? Kenapa dada Anna berdebar-debar?

-----
Gimana? Tadi udah aku peringatin, kan? Coba kelyen tulis komentar setelah baca ch yang menurut aku, spesial parah ini wkwkwk🤣 Eh btw ini hari Pramuka, ya? Salamin ya buat yang anak-anak Pramuka 🥺

Posted : 14 Agustus 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Where stories live. Discover now