His Friendship - 90

44 7 1
                                    

Annandita dalam bahaya.

Baru saja menikmati waktu senggangnya di sela-sela istirahat sehabis latihan untuk menghadapi turnamen selanjutnya, sebuah pesan asing muncul di gawai Arul. Dia mengerutkan dahi, sebuah nomor yang tidak dikenal.

Arul mengedik bahu tidak peduli lalu kembali memasukkan benda pipih tersebut ke dalam tas, detik berikutnya Arul mengambil sekotak bekal. Nasi dan ayam goreng dari restoran cepat saji. Arul memang menyukai makanan-makanan semacam begitu. Terenak!

Sudah beberapa hari ini, Arul dan Anna benar-benar seperti orang asing. Lantas kenapa sebuah ketenangan kecil harus diganggu dengan pesan tidak penting barusan?

Belum berhenti sampai situ. Satu surel masuk. Arul membaca satu kali lewat. Sebuah pengingat konfirmasi bahwa besok salah satu boyband Korea yang fenomenal itu mengadakan konser besar.

Arul tidak merasa aneh. bukan, bukan karena dia mendadak menjadi kpopers. Amit-amit kalau menurutnya, mah. Tapi karena alamat surelnya yang telah digunakan Anna untuk melakukan verifikasi pembelian tiket tersebut.

Sekali lagi, Arul kembali teringat Anna.

Teringat pula akan nilai ujiannya yang tetap buruk.

Tersadar pula akan sesuatu. Mau sampai kapan Arul lari dari masalah?

"Woi!" Fariel menepuk bahu Arul. "Gue perhatiin belakangan ini lo bengong terus, kenapa dah?"

"Banyak pikiran."

Cepat-cepat Fariel membelah rambut Arul membuat cowok itu histeris. "Lo ngapain?"

"Mana? Gak ada uban, tuh."

"Banyak pikiran nggak harus ubanan, Riel." Itu bukan suara Fariel mau pun Arul, itu suara milik Yugha. Penampilannya hari ini lebih terlihat fresh karena kulit wajahnya yang lebih cerah. Entah dia memakai produk skincare apa yang bahkan meski harus panas-panasan di matahari tetapi tetap glow. Tidak ada tanda-tanda kegosongan sama sekali. Berbeda dengan Arul dan Fariel yang kulitnya sedikit menggelap.

Yugha menghampiri mereka berdua lalu memberikan masing-masing minuman kesukaan. Arul mendapatkan kopi hitam pahit, sedangkan Fariel mendapatkan kopi cappucino.

"Apaan, nih? Tumben cappucino," protes Fariel sambil melirik minuman di hadapannya.

"Lho? Di informasi karakter kan dijelasin kalo lo minum apa aja, asal bukan air got. Nggak salah, dong?"

"Oh iya juga, ya. Lupa gue. Nanti gue revisi lah."

"Ganteng-ganteng bloon," balas Arul lalu menyeruput minuman favoritnya.

Yugha hanya terkekeh kecil sambil menikmati jus buah jambu biji miliknya. Yugha suka semua jenis buah, dia bukan tipe cowok pemilih. Berbeda dengan Arul yang sukanya hanya makanan yang disuka. Fariel pemilih dalam hal harga, tidak terlalu suka dengan sesuatu yang murah. Maklumlah ya, dia kan ... ya gitulah.

"Rul ...." Kali ini Fariel memanggil dengan wajah serius.

Arul menaikkan satu alis.

"Lo kenapa?"

"Emang ada yang salah sama gue?" Arul menatap Yugha. "Ada yang aneh, bro?"

Yugha menggaruk tengkuk. Dia memandang Arul dan Fariel bergantian. Sekarang dia bingung harus berdiri di sisi siapa. Dengan perlahan, cowok itu mengangguk. Menyetujui.

Arul membatu. Fariel merangkulnya. Persahabatan mereka sudah sedalam itu. Fariel bersahabat dengan Arul sejak SMP, sedangkan Yugha baru dekat dengan mereka sejak di SMA ini. Sehingga tentu saja intensitas keakrabannya berbeda.

"Gue nggak masalah kalo lo nggak mau cerita." Fariel mengembus napas sekali. "Tapi kalo lo jantan, selesaikan masalah lo sendiri bro. Jangan lari dari masalah. Lo mau seumur hidup dikejar masalah terus?"

Perkataan Fariel benar-benar menohoknya.

"Rul." Sekarang Yugha yang memanggil. "Pelan-pelan aja, ya. Gue yakin kok lo bakal nemuin solusinya kalo emang beneran kayak yang Fariel bilang lo ada masalah. Semangat!"

-----
ASEEEEEK LIMA BULANAN? KUDU NGAPAIN NIH?🤣🤤
CIE ROBOT SANG PERI CINTA UDAH 5 BULAN🥺

Posted : 20 September 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Where stories live. Discover now