Bad Truth - 110

25 5 2
                                    

"I ... itu .... "

"Apa?" tanya Arul datar. Tidak suka berbasa-basi.

"T ... tadi ada tikus!"

"Beneran?"

Anna mengangguk kemudian mendelik. "Ngapain boong?"

Arul memandang Anna aneh, cowok itu bergerak untuk mendekati sela-sela lemari pakaian milik Anna. Kedua netranya sigap mencari hewan yang dimaksud. Cukup lama Arul berkeliling dan keluar masuk sampai terpengarah saat menemukan sesuatu yang tadi sedari tadi ditakutkan Anna, si cewek plastik. Cowok itu tanpa ragu lantas semakin mendekat. Anehnya, tidak ada reaksi sama sekali dari hewan yang disebut 'tikus' tersebut. Arul pun berusaha meraihnya dan memang tidak ada perlawanan sama sekali, lebih mengejutkannya karena hewan tersebut lentur-tunggu!-ini bukan hewan!

Sebuah ... tikus mainan karet. Arul menghela napas lalu menatap Anna datar. "Ini lo sebut tikus?"

"Eh? Ah ... ah itu ...." Anna yang sekarang kelabakan, kenapa bisa-bisanya ada benda semacam itu? Apa ini perbuatan Ervan? Kenapa cowok itu tega untuk menakut-nakuti Anna? Apa tujuannya?

Seakan bisa membaca pikiran Anna, Arul langsung bersedekap. "Gue itu cowok."

"Iya! Gue tau!" Anna mengegas. Apaan, sih? Tiba-tiba bergumam begitu?

"Karena gue cowok, gue paham pikiran cowok." Arul menjeda. "Pikiran cowok itu kotor."

Mendengarnya, wajah Anna otomatis memerah. Tidak menyangka Arul akan mengatakan hal seperti itu. Apa dia tidak malu?

"Udah gue duga, nggak mungkin dia gak ada niat buruk ngajak lo belajar berduaan gini." Wajah Arul juga memerah, tapi itu reaksi yang berbeda. Bukan malu, melainkan terdapat aura kemarahan yang membara dari sana. Anna tidak paham, dia menunduk. Merasa sudah melakukan sesuatu yang salah meski Anna tidak tahu apa.

Youka berjalan mendekat lalu menepuk bahu Anna. "Udah, Kak. Ayo kita makan?"

Anna masih tidak berkutik.

"Sebagai cewek, lo harusnya bisa jaga diri. Jangan mau dibego-begoin cowok."
Kata-kata Arul seakan menusuk, Anna refleks menutupi bagian dadanya padahal masih mengenakan baju. Anna sedikit merasa ... kotor. Apa benar Ervan seburuk itu? Kenapa? Bibir Anna gemetaran, kesal dan bingung mengetahui fakta bahwa orang yang mengajaknya berbicara pertama kali di tempat les tidak ayal dari seorang cowok mesum yang hanya mencari keuntungan dari gadis polos saja.

Mulai detik itu, Anna trauma berat. Entahlah, perasaan itu tidak dapat diungkapkan. Ada banyak rasa kesal, marah, dan benci sehingga memutuskan tidak akan kembali ke tempat les. Lebih baik dia belajar sendiri saja daripada harus bertemu cowok hidung belang itu lagi.

Satu fakta yang Anna benci namun terjadi; lagi dan lagi dia diselamatkan oleh seorang manusia kulkas yang paling Anna benci. Mengapa selalu Arul yang hadir di setiap Anna sulit? Seakan untuk dikatakan kebetulan itu hanyalah sebuah pengelakan yang tak berarti saja.

Padahal mereka saling membenci, padahal seharusnya Anna tidak bertemu lagi dengan Arul, padahal seharusnya hubungan mereka tidak pernah melewati 'garis' itu, padahal seharusnya mereka saling menjatuhkan, padahal seharusnya setiap bertemu Anna harus saling menghina, padahal seharusnya ....

Sial! Kenapa air mata Anna tumpah. Anna memeluk lebih dalam gulingnya.
Saat ini dia di rumah, kabur. Bolos les. Sepulang sekolah langsung di rumah. Tidak mengatakan pada siapa pun tentang perasaannya.

Terkadang, memang ada beberapa ungkapan hati yang memang hanya baik disimpan dan tidak dibagikan pada siapa pun.

Ternyata benar, tidak boleh untuk mudah mempercayai seseorang apalagi yang dirasa baru kenal. Tidak ada jaminan kalau orang itu baik, bahkan diri kita sendiri saja sering kita ragukan. Apakah kamu yakin kalau kamu adalah seorang yang baik?

-----
Halooo❤🥺 Ada yang kangen updatean Robot Sang Peri Cinta? Mau info lebih banyak? Bisa cek di instagram @storigga yaaa ❤❤🥰

Posted : 19 Oktober 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang