Photoshoot? - 145

17 6 5
                                    

“Itu ... karena gue dipaksa sama Arul!” keluh Anna dengan wajah menyedihkan, membuat Airin prihatin mendengarnya. Tidak menyangka cowok seperti Arul adalah tipe pemaksa. Airin mengajak Anna meninggalkan kamar dan menemui teman-teman yang lain. Arul berdecak emosi. “Lama amat, sih!”

“Santai, Rul. Namanya juga cewek,” cerocos Iluna menanggapi ucapan Arul. Arul membuang muka, sebenarnya dirinya sendiri cukup terkesima pada perubahan yang terjadi pada penampilan Anna. Anna benar-benar dibuat bagai Erina hidup. Cantik, elegan, berkharisma dan kelihatan sangat tsundere.

“K ... kenapa liatinnya gitu?” tanya Anna merasa aneh dengan wajah penuh parno. Dia semakin mirip dengan Erina saja. Arul menyeringai kecil lalu menggeleng.

Prosesi pemotretan keenam orang itu mulai berjalan. Dalam project cosplay couple kali ini, Arul berpasangan dengan Anna sebagai Yukihira Souma dan Nakiri Erina. Viki dan Iluna sebagai Isshiki Satoshi dan Kinokuni Nene. Terakhir, Langit dan Iluna sebagai Aldini Takumi dan Tadokoro Megumi. Anna merasa canggung karena tidak tahu harus bergaya apa, tetapi Viki mengarahkan agar Anna tampil dengan natural selayaknya diri sendiri karena kepribadiannya dengan Erina pun tidak begitu jauh.

Pencahayaan berkali-kali di-setting agar sempurna oleh Viki, sebagai pemilik studio pribadi tentulah yang berkuasa dalam lighting, kamera, dan bahkan pemilihan pose adalah dirinya. Arul agak kesulitan untuk berpose layaknya Souma, kepribadian Arul yang dingin dan Souma yang cenderung usil dan ramah itu memang tidak sesuai. Meski begitu, Viki berusaha mengarahkan Arul agar bisa mencapai titik yang sempurna. Arul dan Anna tidak bisa saling menyatu dan berdekatan, tapi karena dalam anime-nya pun Souma dan Erina tidak pernah melakukan hal romantis hal ini jadi kelihatan wajar.

“Senyumnya, mana?” tegur Viki pada Arul membuat cowok itu menyunggingkan senyum selebar-lebarnya. Anna bisa tahu bahwa itu senyum terpaksa. Pasti sulit bagi seorang kulkas berjalan menjadi seorang yang asyik seperti Souma.

“Anna! Jangan jelalatan matanya! Fokus! Liatin Arul!” tegur Viki lagi. Anna tidak menyangka saat sedang serius seorang Koikun yang ramah bisa berubah drastis. Berkali-kali kegagalan terjadi untuk pasangan mereka.

“Arul! Ikatan tangan Soumanya itu kendor! Astaga! Bisa ngiket nggak, sih?” tegur Viki bete. Entah sudah ke berapa kalinya. Anna melihat Arul agak kesulitan mengikat hanya dengan satu tangan. Karakter Souma yang memiliki ciri khas diperban putih melilit di bagian salah satu lengannya tentu saja menjadi poin penting yang akan tampil dalam pemotretan. Anna berbisik, menawarkan bantuan. Arul terdiam tidak menjawab, Anna dengan gesit menyelesaikan ikatan tersebut.
Sekarang Iluna yang berkomentar. “Kependekan, tuh! Souma kan ikatannya sisa cukup panjang!”

Arul meringis, lengannya berkontraksi mengindikasikan sesuatu yang salah. Dengan lengan satunya, Arul menepuk kepala Anna kecil membuat cewek itu menatapnya penuh tanya.

“Jangan kekencengan! Sakit!”

Anna baru menyadari bahwa dirinya terlalu keras mengikat, pastilah menimbulkan rasa sakit di lengan Arul. Buruknya lagi, ternyata itu ikatan setengah mati. Belum mati parah, tapi hampir mustahil dilepas. Anna membasahi bibir bawahnya merasa bersalah. Arul berdecak, kesal. “Kalo nggak bisa ngiket, jangan dipaksain kek!”

Hati Anna sedikit nyeri, padahal niatnya hanya untuk membantu. “Maaf.”

Airin yang mengawasi hal itu dan melihat wajah Anna mendung, memilih maju dan langsung mengangkat lengan Arul. Entah apa yang dilakukannya, tidak kelihatan karena menutupi lengan tersebut dan yang lain hanya bisa melihat punggungnya saja.

“Tara! Selesai!” serunya sambil menyunggingkan senyum seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi. Anna terkesiap, padahal ikatan itu sangat kencang tapi bisa dengan mudah dibukanya.

Iluna bahkan bertepuk tangan dan berkata. “Emang Airin doang, dah.”

“Ya udah, Airin tolong iket lagi lengannya. Jangan terlalu keras dan dikasi sisa yang panjang!” komando Viki kembali terdengar. Airin mengangguk lalu mulai melaksanakan tugasnya. Arul tidak berkomentar apa pun, dia sudah tahu bahwa Airin adalah cewek serba bisa mengubah sesuatu yang sulit menjadi mudah. Tidak ada yang harus dikhawatirkan. Anna menunduk, merasa tidak berguna. Lagipula apalah arti dirinya dibandingkan Airin?

Airin selesai mengikat lengan Arul lalu berbalik, melirik Anna penuh arti. Setelahnya Airin mendekati cewek itu. “Anna hebat, kok. berani mengambil keputusan itu langkah yang baik. Asal jangan ceroboh, kita harus bisa memperhitungkan sesuatu. Jangan sungkan minta bantuan kalo lagi susah, ya?”

“Eh?” Anna mendongak mendengarnya. Bibir Airin melengkungkan senyum tipis lalu berjalan meninggalkan Anna dan Arul di stage khusus photoshoot. Airin sempat memberi jempol pertanda Anna harus sudah siap dengan sesi fotonya sekarang.

Anna beradu pandang dengan Arul.
“Kenapa?”

“Ayo kita bertarung!” tantang Anna.

“Huh?”

Anna semakin bersemangat. Dadanya bergemuruh, panas dan bergairah. “Siapa aja yang peran, aura, dan posenya maksimal di foto bakal jadi pemenangnya. Gimana?”

Arul menyeringai. “Oke! Gue ini Souma banget!”

Anna kembali memandang Viki yang sudah mengeluarkan raut lelah. “Udah selesai diskusinya?”

“Udah!”

“Kalo gitu, gue mulai potret ya. Kali ini kalian yang bener! Jangan bikin salah terus!” hardik Viki lalu kembali memegang kameranya dari tadi tidak diacuhkan. Anna menarik napas dalam-dalam lalu berusaha mengeluarkan raut wajah gengsi agar mirip seperti Nakiri Erina. Begitu pun Arul, senyumnya tulus dan tidak lagi dipaksakan. Memang harus ada kompetisi dulu baru cowok itu akan serius, ya! Dasar atlet.

-----
Bayangin mereka jadi Erina dan Souma kok cocok banget sih😭 Mo nangisss😭😭😭

Posted : 20 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Where stories live. Discover now