Relationship is Not Easy - 125

21 6 0
                                    

“Udah, udah. Yuk kita ke toilet.” Anna memapah tubuh Ririn dan membawanya ke toilet. Sepertinya hari ini cukup berat untuk cewek bawel itu. Sesampainya di depan toilet, Anna menutup pintunya agar tidak ada yang mendengar pembicaraan duo sahabat itu. Ririn menangis dengan deras, sambil berusaha menyeka air mata yang terus mengalir tanpa ampun. Anna mendesis, telinganya tetap tidak tahan mendengar tangisan Ririn yang disertai raung-meraung bak ditimpa masalah seberat ribuan ton.

Anna membiarkan Ririn terus saja mengalirkan air mata di antara kedua pelupuk maniknya sampai Ririn capek dengan sendirinya dan berhenti. Namun nyatanya, Ririn cukup kuat untuk terus menangis. Mungkin bila air matanya mengering, tangisan itu akan terhenti. Untung saja sekarang free class sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sekarang Ririn menunduk sambil sesunggukan, bahunya naik turun berkali-kali berusaha merilekskan tubuhnya yang masih berat. Anna memandang Ririn rapat-rapat, mengunci cewek itu dalam fokusnya. Merasa sudah memberikan Ririn waktu untuk menangis sepuas-puasnya, sekaranglah waktunya interogasi berlangsung.

“Sebenernya alasan lo nggak nerima Zeal itu apa, sih?” tanya Anna akhirnya. Pertanyaan ini sedari tadi berputar-putar dalam kepalanya. Semoga saja sekarang Ririn dengan senang hati akan menjelaskan hal tersebut. Sayangnya, Ririn hanya memandang datar pada dinding toilet. Berusaha bertahan meski sebenarnya lelah, ternyata menangis pun mengerahkan banyak sekali tenaga.

“Bukannya gue nggak mau nerima Zeal, gue takut dia nggak sungguhan suka sama gue,” jawab Ririn akhirnya.

“Kenapa lo mikir gitu?” tanya Anna lagi, sewot. Masih tidak paham.

Ririn mencebikkan bibir lalu memperbaiki posisi poninya yang sudah lepek bercampur tangisan. “Gue takut, Na. Gue takut. Secara dia itu cowok cuek dan udah beberapa hari nyuekin gue terus. Baru PDKT aja gini, gimana pacaran?”

“Ya kenapa lo nggak coba aja? Itung-itung trial, gitu? Kalo nggak pas kan bisa putus.”

Ririn mendekatkan wajahnya kepada Anna lalu menoyor dahi Anna kencang. Anna mendesis lagi, menahan sakit lalu mengelus dahinya tersebut seraya melemparkan pandangan ‘kenapa lo toyor gue, sih?’

“Lo pikir menjalin hubungan semurah itu yang kalo nggak cocok langsung putus?”

“Hah? Lah kan logikanya gitu, kalo nggak cocok ya putus!”

“Nggak segampang itu!” sembur Ririn keras-keras. “Hubungan itu komitmen, komitmen menerima dan menjaga sesulit apapun, intinya harus tetep bersama. Semua kesalahan boleh dimaafin, kecuali selingkuh!”

Anna terdiam. Tidak menyangka bahwa orang receh yang dianggap Anna hanya bermulut besar dan tidak terlalu serius dalam melakukan apa-apa ternyata mempunyai sisi idealis dalam perkara sebuah hubungan. Sebaliknya, Anna malah merasa kalau disakiti untuk apa melanjutkan? Benar-benar pemikiran yang tak sama.

“Tapi kalo nggak bahagia gimana? Masa diterusin?” sentak Anna yang malah dibalas kekehan ringan oleh Ririn. Habis bermuram durja lalu terbahak tanpa beban, sangat di luar dugaan.

“Ya itu udah risiko, makanya dari awal pun harus udah dipikir mateng-mateng.”

“Jadi intinya lo sendiri ragu sama Zeal? Nggak usah bertele-tele.” Skak mat Anna padahal Ririn baru saja bisa tertawa, malah kembali dijatuhkan. Bahkan dijatuhkannya begitu dalam dan kejam.

“Iya, gampangnya gitu.” Ririn berpasrah akhirnya. “Meski gue suka sama dia, tapi buat ngejalin hubungan sama dia, jujur aja gue pesimis banget, Na.”

Rumit. Hubungan itu memang rumit. Anna dalam hati berjanji akan menghindari hal-hal semacam itu dan berharap menjadi jomlo sampai halal saja! Biar dia bisa fokus belajar dan mengejar cita-citanya seperti yang dijadikan foto wallpaper gawai! Ya, benar! Hubungan kekasih itu hanya akan menghambatnya saja!
Sekarang Anna merangkai kata untuk menghibur Ririn agar tidak terlalu sedih.

“Ya udah gini, sekarang kita pulang dulu terus lo pikir-pikir dulu. Kalo ada apa-apa telepon gue. Okay?”

------
Baru keenam guys, hehehe ❤❤🤗 Yuk baca RSPC marathon❤ Doain author ya hari ini UTS🤗

Posted : 9 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora