No Expectation - 41

65 13 1
                                    

Mentari mulai menaikkan sinarnya, tatkala menyadari bahwa ini adalah hari kedua malam keakraban. Sabtu pagi. Khusus hari ini, para anak OSIS sudah menyiapkan macam-macam sarapan untuk mengisi stamina murid-murid SMA Cattleya sebelum disiksa. Eits! Bukan disiksa dalam arti kata jelek, melainkan mereka akan menjalani games yang cukup seru.

Anna tidak begitu nafsu melihat sepiring nasi goreng di hadapannya, Ririn menyadari hal itu lalu segera menegurnya.

"Na! Makan! Gue denger-denger seharian ini kita bakal capek banget, jadi gue harap lo jangan pingsan," tukas Ririn yang disambut dehaman kecil. Anna merasa malam keakraban ini tidak seindah ekspektasinya, dari kemarin dia tidak merasakan keseruan sedikit pun.

Ririn yang mulai gondok buru-buru menarik piring milik Anna lalu segera melangkah ke dapur untuk menambahkan nasi goreng tersebut menjadi banyak. Setelahnya dia kembali menemui Anna sembari menyerahkan piring yang isinya sudah jauh lebih banyak itu. "Gue nggak mau tau, lo harus makan yang banyak."

Anna memutar bola mata, malas berdebat.

"Argh!" Ririn kehabisan kesabaran lalu mulai mengambil sesendok nasi goreng tersebut dan menyodorkan ke dalam mulut Anna, mau tidak mau Anna memakannya. Walhasil, Ririn menyuapkan sesendok demi sesendok sampai tak terasa sarapan tersebut selesai.

***

"Oke, jadi buat mulai games menariknya, kalian akan dicampur dan dijadikan satu kelompok. Tentunya kalian masih inget kan sama kelompok kalian yang pernah diumumkan di sekolah dulu? Nah, jadi kalian bisa diacak nih. Entah bisa kelas 10 yang sekelompok sama kelas 11, atau 11 sama 12 atau 12 sama 10. Gitu deh, paham kan?"

"Nggak," jawab murid SMA Cattleya serentak membuat Friska sebagai salah satu pengurus OSIS memasang wajah badmood.

"Guys, kalian bisa pindah sekolah aja nggak? Cattleya nggak nerima murid lemot, sumpah."

"Huuu." Akibat dari ucapan barusan, Friska pun lantas disoraki. Menurut murid-murid, dirinya terlalu songong mentang-mentang seorang OSIS yang disegani sekolah. Oke, abaikan poin barusan. Singkatnya, pengacakan kelompok dimulai. Tiap kelas mendapatkan kode kaus masing-masing. Kelas 11-A diwajibkan memakai kaus berwarna oranye. Anna, Dian, Ririn, Indra, dan Septa yang menjadi satu kelompok kini dihadapkan pada murid kelas 10-B; Gusti, Verel, Aini, Wanda, dan Zaki. Omong-omong Anna dkk bisa tahu kalau mereka dari kelas 10-B karena memakai kaus berwarna ungu yang menjadi kode warna kelas tersebut.

"Misi, Kak! Mohon bantuannya," sapa Wanda malu-malu. Dia melirik-lirik ke arah Indra, memang sih Indra itu menyebalkan tapi tidak bisa dipungkiri bahwa wajahnya termasuk jajaran good-looking. Makanya Wanda langsung kesemsem dalam sekali lihat.

"Ketuanya siapa nih? Jangan gue ya pokoknya!" Verel, seseorang dari kelas 11-B yang berwajah songong tersebut menghindari perkenalan dan basa-basi yang tidak penting. Dirinya fokus pada permainan yang sebentar lagi akan mereka jalani. Anna mendesah kecil, sepertinya kelompok ini tidak akan normal.

Satu lagi yang harus diingat dan ditanamkan dalam otakmu, Na; jangan berekspektasi tinggi! Ini hanya malam keakraban, bukan waktunya untuk terlalu fokus berkompetisi!

-----
Kalian bosen nggak sih baca bagian Makrab? Sabar ya, dikit lagi bakal ada yang seru kok :V *spoiler
HAHAHAHAHA
ABIS ITU RSPC BAKAL SERU BANGET! BUKAN SERU DOANG😝😝
Posted : 23 Juli 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Where stories live. Discover now