The Truth - 12

149 25 8
                                    

Anna masih keheranan dengan bocah yang mengaku bahwa dia tahunya tempat duduk Arul dan tidak mengetahui di mana posisi tempat duduk Anna padahal jelas-jelas cokelat pemberiannya itu ada di bawah meja Anna dan bukan meja Arul.

"Lhow lawh gwimanah?"

Arul manggut-manggut mendengar penjelasan Youka. "Mungkin kamu salah kelas."

"Eh? Iya?" Youka mengerjap. "Bukannya Kak Anna di kelas 11-B dan Arul-nii 11-A?"

Mendengar itu, Arul malah cekikikan. Dengan gemas, dia menoyor dahi Youka pelan.

"Kebalik, tauk!"

"Heee? Jadi Kak Anna di kelas 11-A dan Kak Arul di 11-B?"

Arul mengangguk. Anna cuma menghela napas mengetahui fakta barusan, jadi meski pun mereka berbeda kelas tapi posisi tempat duduknya sama persis? Ya ampun!

Cowok itu kemudian bangkit lalu mengelus surai Youka lembut. "Udah agak sore nih, Nii pulang dulu ya?"

Youka memasang wajah tidak rela. "E-eh? Ini masih siang kok, kenapa buru-buru?"

Arul tersenyum kecil lalu mengedipkan sebelah mata. "Singa rumahnya galak, Nii gak berani lama-lama."

Youka kebingungan. "Tapi di sini nggak ada singa. Kak Anna, apa kakak pelihara singa?"

Anna mendengus. "Udah sana pergi lo, nggak usah ngajar yang aneh-aneh ke adek gue!"

Arul memasang senyum remeh. "Ya elah galak banget si singa plastik, iya gue balik." Arul kembali memandang Youka, "ya udah aku pulang ya."

"Iya, nii."

Usai percakapan singkat nbarusan, cowok tampan itu segera mengenyahkan diri dengan melangkah keluar rumah. Tak lama kemudian suara deru motor pun terdengar menjauh walau pun rasanya tak rala. Anna masih memasang wajah masam, sekarang Youka melototi Anna dari atas sampai bawah.

"Kenapa kok liatin aku kayak gitu?" tanya Anna karena merasa tatapan Youka cukup aneh.

"Kakak itu keturunan singa atau siluman singa?" Youka balik bertanya dengan wajah polosnya yang membuat Anna gemas sekaligus bingung mau menjawab apa.

"Hah?" Akhirnya Anna malah memasang wajah bego nan dongonya.

***

"Aku bukannya gak berusaha kok, ini juga aku lagi berusaha!" rengek suara seorang bocah.

"Hahaha, terus hasilnya apa? Yakin kamu musuh bebuyutan kayak mereka bisa jadi satu? Bisa mereka saling mencintai?" Suara berat entah milik siapa itu terdengar meremehkan.

"Iya, aku yakin banget! Tunggu aja sih, kamu bawel banget!"

Anna berusaha bangun dari tidurnya, dia mengucek-ngucek kedua mata lalu menguap pelan. "Hoam!" Kini dia tengah mengenakan sebuah piyama pink muda dan bawahan yang senada, rambut yang awut-awutan itu tak dipedulikannya sama sekali. Maklum, baru bangun. Anna berusaha meraih gawai yang ada di sebelahnya, sekadar untuk mengetahui jam berapa sekarang ini. Dari gawainya dia bisa tahu bahwa sekarang jam dua pagi. Lantas siapa yang tengah berbincang-bincang malam-malam begini?

Cewek itu berusaha mengedarkan pandangan, lalu bangkit dari kasurnya. Dia berjalan menuju balkonnya, dilihatnya Youka, adik barunya yang datang misterius tengah berbincang entah dengan siapa.

"Iya, aku bakal berusaha!" teriak bocah itu gondok.

Anna mengerjap lalu memutuskan memanggil makhluk imut yang masih asyik berbicara sendiri. "Hei, Youka!"

Mendengar namanya dipanggil, sontak Youka gelagapan lalu mengakhiri pembicaraannya. Kini dia menoleh ke arah Anna yang masih dengan wajah bantalnya itu.

"Kak An ... na?" tanya Youka gugup.

"Kamu ngapain ngobrol sendiri? Malem-malem gini dingin tauk, ayo masuk! Nanti kamu masuk angin, lho!" cerocos Anna panjang lebar antara sadar dan tidak sadar, yang jelas cewek itu benar-benar berusaha menahan kantuk yang terus-menerus menyerang.

"I ... iya, kak," jawab Youka sambil mengangguk. Bocah itu pun menuruti nasehat Anna dan memutuskan masuk ke dalam rumah, tak lupa mengunci pintu balkon. Anna yang memang masih mengantuk hanya geleng-geleng kecil lalu kembali merebahkan diri ke atas kasur, tidur lagi.

------
Hai, guys! Aku up lagi yahh RSPC 😘 Gimana gimana udah ch 12 nih🥺? Semoga kalian makin suka ya><
Yuk votes, comments, dan tambahkan ke reading listmu😘❤
Posted : 14 Mei 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Where stories live. Discover now