Sunday Best - 140

15 7 2
                                    

Predator? Apa maksudnya? Anna melemparkan pandangan heran yang membuat Arul membalaskan tatapan penuh arti. Barulah Anna memahami arti ‘predator’ tersebut pastilah mengarah ke arah negatif yang di luar pemikirannya.

“Lah lo sendiri emangnya bukan predator? Lo tuh mesum dan najisin!” cerca Anna dengan tatapan kilat penuh penghinaan membuat Arul merasa harga dirinya diruntuhkan tanpa ampun.

“Lo gak liat gue kalo di sekolah kayak gimana?”

“Gimana emang? Ngapain gue meratiin lo, lo kan musuh gue!”

Benar juga sih, ngapain memperhatikan musuh sendiri? Arul mengatupkan bibir, baru sadar bahwa dirinya tidak jelas. Namun meski Anna tidak pernah memerhatikannya, pastilah tahu seberapa dinginnya sang manusia kulkas tersebut.

“Gue nggak pernah ngomong sama cewek lebih dari tiga kata, Annandita,” keluh Aruk akhirnya karena kesal.

“Lah tapi lo selalu ngomong panjang sama gue, kok!”

Arul gemas melihatnya, cowok itu mengacak rambut Anna gemas dan berkata sesuatu yang membuat Anna merinding seketika. “Karena lo itu beda.”

Dada Anna berdebar kencang dan pipi Anna memerah begitu saja mendengarnya. Anna mengulas sebuah senyum manis yang ditujukan untuk Arul.

“Gue nggak nganggep lo cewek soalnya,” lanjut Arul yang membuat Anna cemberut seketika lalu menampol pinggang Arul tanpa ampun.

“Aduh! Kenapa lo? Baper ya sama gue? Cie!” goda Arul pada Anna yang sudah tersipu malu.

Anna mendengkus emosi lalu berkata emosi. “Najis!”

Arul terkekeh kecil lalu memperingatkan keras pada Anna. “Inget ya Annandita plastik, lo tuh musuh gue selamanya.”

“Iya, Syahrul bawang.”

“Tapi gue nggak mau tau kalo lo nggak kasi nomornya, gue nggak mau jadi partner lo. Titik!”

“Lo minta apa aja, yang lain, bakal gue kasi, Na. Please jangan minta nomor dia, tolong banget ini mah. Ya?” Untuk seorang yang dingin macam Arul, bukankah sangat jarang dia memohon seperti ini? Apalagi Anna adalah musuhnya lho? Apa seperti ini perlakuan pada musuh?

“Ya, kan, gue mau lo kasi nomornya Kak Koikun. Udah, itu doang kok gak ribet. Lo aja yang memperibet!”

Arul menghembuskan napas berat tanda ketidak setujuannya namun mau bagaimana lagi. Bernegosiasi dengan Anna yang terkenal sebagai juara satu paralel kelas sebelas SMA Cattleya pastilah harus mengorbankan sesuatu. Anna yang dikenal cukup tenang, tidak pendendam, dan tidak tegaan ternyata memiliki sesuatu yang tidak terduga yaitu keras kepala. Tentu saja hal itu hanya ditujukan untuk sang musuh yakni Arul saja. Pada orang lain mana mungkin, haha.

Pada akhirnya, kesepakatan mereka hari itu berhasil. Anna berhasil mendapatkan nomor Kak Koikun dan yang berarti Anna akan menjadi partner cosplay Arul walau awalnya memang sangat susah mencapai kesepakatan yang diinginkan itu.

***

Seminggu berlalu begitu cepat. Rutinitas Anna hanyalah bersekolah, mendengarkan cerita menye asmara milik Ririn yang tetap saja menggantung bagai jemuran karena tidak juga Ririn menerima atau menolak. Katanya dia masih butuh pertimbangan yang matang, kenyataannya Ririn sendiri yang galau pada perasaannya. Sisanya Anna berkutat pada buku-buku novel atau buku pelajarannya, dan menonton drakor tentunya.

Hari ini Anna sudah berjanji akan ikut Arul berprojek pasangan, memakai kostum Nakiri Erina. Itu saja Anna tidak tahu Arul akan menjadi siapa, pastilah karena Anna tidak ada waktu untuk menonton anime yang memang tidak meningkatkan rasa daya tariknya. Sampai sekarang Anna bingung, mengapa wibu sebegitu menggilai animasi Jepang tersebut? Keseruan apa yang ada di dalamnya?

Anna mendapatkan nomor Kak Koikun tapi tidak ada sedikit pun tekad dalam dirinya untuk sekadar menyapa atau mengungkapkan terima kasih yang dalam, karena kalau tidak ada Koikun saat itu mungkin Anna akan menggelandang dan tidak tahu kapan sampai rumah. Anna betulan ditinggal Sharon karena anemia cewek itu kambuh. Berat, tapi begitulah kenyataannya. Anna juga tidak berani berkata pada Sharon bahwa Teddy Boy-nya mengajak berprojek pasangan. Entah apa yang akan dipikirkan Sharon.

Youka? Tentu saja memaksa ikut. Jika Youka ditinggal, pasti dia akan mencari tahu lokasi tempat mereka melakukan photoshoot dan nekat datang tanpa diundang. Jadilah Youka ikut.

Minggu ini cukup panas, matahari tepat di atas kepala Anna membuat keringat menetes di pinggir pelipis. Anna sedang dalam perjalanan bersama dengan Arul dan Youka menaiki motor matic Arul tentunya. Ini cukup ilegal, bepergian bertiga dalam satu motor yang kalau kata orang-orang namanya cengtri. Namun karena Youka bertubuh mungil pastilah akan dimaklumi.

“Astaghfirullah, jeng liat tuh! Anak-anak punya anak,” celetuk seorang ibu-ibu sambil melemparkan pandangan hina ke arah Anna. Anna mengerjap, Arul tidak peduli dan terus melajukan kendaraannya. Anna sadar pasti kalimat itu ditujukan untuknya. Maksudnya apa? Anak-anak punya anak?

“Nggak usah dipikirin.” Seakan tahu apa yang Anna pikirkan, Arul langsung menyela. Anna tidak mengerti lagi apakah Arul itu seorang cenayang atau apa, karena seringkali Arul dapat menebak isi hati dan pikirannya.

“Emangnya maksudnya apa? Anak-anak punya anak?” tanya Anna tidak paham. Untuk seorang pemegang peringkat satu, kadangkala Anna akan menjadi sosok yang superlemot seperti sekarang ini.

“Itu artinya lo udah punya anak.”

“Hah? Lah darimana?”

Youka tersenyum dan mendongak, menatap Anna lekat. “Aku anaknya Kak Anna dan Kak Arul.”

“Hah?”

-----
Halo! Ada yang kangen cerita ini nggak? Atau kangen penulisnya? Wkwkwk🥺🥰 Komen yuk! Barangkali aku jadi semangat buat update banyak lagi kayak kemaren🥰🥰❤

Posted : 18 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang