Sunday Best (2) - 141

19 6 5
                                    

“Hah?” Anna heran dengan Youka yang bisa-bisanya mengucapkan hal itu dengan kekehan kecil lalu mulai menjulurkan lidah dan mengatakan bahwa dirinya hanya bercanda saja. Tidak sungguhan.

“Makanya, kan, gue bilang nggak usah dipikirin!” seru Arul lugas. Tampak sekali dia tidak suka bila Anna memikirkan hal-hal yang tidak penting. Anna mengangguk setuju, perjalanan mereka pun berlalu dengan singkat. Begitu banyak pemandangan yang Anna lihat tapi fokusnya tetaplah pada memikirkan seperti apa kiranya project cosplay couple nantinya. Yang jelas, Youka pasti senang.

Motor matic Arul dengan lincah membelah jalanan kota Jakarta, mengabaikan matahari terik yang seakan merongrong dan memaksa mereka menyerah. Pengemudinya sama sekali tidak terusik dan terus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Anna semakin merasa kepanasan di balik helm. Untung saja tidak ada polisi yang akan menghadang perjalanan mereka.

Akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang entah milik siapa. Mungkin salah satu teman Arul. Dari tampak depan, rumah tersebut terlihat wajar dan normal saja. Memiliki satu lantai dengan teras yang cukup luas dan menyimpan banyak sekali tanaman berbagi jenis yang tidak Anna hafal, beserta pagar tinggi menjulang berwarna hitam yang membuat rumah tersebut sedikit menguarkan aura ngeri. Anna menoleh pada Arul yang sibuk menekan klakson tanpa ampun seakan tidak sabar dan memaksa si empunya membukakkan pintu. Anna tidak tahu di mana dirinya sekarang, mungkin sudah sampai di Jakarta Selatan.

Pintu bercat putih terbuka, cukup kontras antara cat pintu pagar yang hitam dan cat pintu utama yang justru putih. Entah apa yang dipikirkan pemilik rumah saat membangun rumah tersebut. Begitu sudah tak ada lagi yang membatasi rumah dengan dunia luar, seseorang keluar. Postur tubuhnya cukup Anna kenal, seperti tidak asing. Ditambah dengan penampilan yang cukup eksentrik; laki-laki memakai piyama panjang mirip gamis berwarna pink dan sepatu berbulu yang senada membuat Anna terngaga. Yang bersangkutan berjalan ke arah mereka dan membuka pintu pagar. Arul berdecak emosi.

“Lama banget sih buka pagernya!” sungut Arul emosi. Lelaki di depannya hanya terbahak kecil sampai menyadari wajah Anna yang membatu, shock berat.

“Wah! Wah. Ada Lia-chan rupannya!” Lelaki tersebut menunjuk ke arah wajah Anna yang terhalang dengan helm, meski begitu kaca helm tersebut membuat rupa Anna terlihat jelas dan transparan.

Anna balas menunjuknya. “K-Kak Koikun?”

Youka berganti menatap Anna, Arul, dan Koikun bergantian. Wajah Youka nampak serius, ada hubungan apa di antara mereka bertiga? Jangan-jangan Koikun ini adalah saingan Arul? Dia ingin merebut Anna dari Arul, kah?
Duk!

“Aw!”

Lagi-lagi Youka dihadiahi sentilan maut dari Anna tiap kali dia memikirkan hal macam-macam. “Jangan mikir macem-macem!” ancam Anna.

“E ... eh? Kak Anna tau darimana, sih? Aku nggak mikir apa-apa, kok,” bela Youka sambil mengelus-elus dahinya pelan. Anna terlalu sadis sebagai kakak, berbeda dengan Arul yang kelihatan sangat menyayanginya.

“Nggak percaya! Mukamu itu jelas banget!” omel Anna lagi. Koikun yang melihat adegan itu hanya dapat terkesima dan ngeri di dalam hati. Tidak menyangka bahwa cewek yang sempat diselamatkannya tatkala event Jejepangan di salah satu Universitas Negeri di Jakarta adalah seorang penindas loli.

“Jelas gimana?” Youka mulai terisak. Arul menepuk dahi keras-keras, sekali lagi pemandangan rutinitas yang sudah berulang kali dilihatnya itu tidak pernah berubah. Koikun memandang heran lalu memilih bersikap hangat dan menyambut mereka semua.

“Yuk, masuk ke rumah saya,” ucapnya tulus sambil membuka pagar lebar agar motor Arul dapat masuk ke dalam.

-----
Aku lepas dua chapter dulu yaa❤🥰 Mau tidur hihi! Oyasuminasai minna❤

Posted : 18 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang