The Attention - 62

58 12 1
                                    

"Demi apa?" Histeris Anna kemudian.

"Beneran, ih!" Ririn memanyunkan bibir sementara Anna meneguknya dalam-dalam. Tak lama kemudian Pak Andre memasuki kelas dan dengan gaya mengajarnya yang langsung tanpa babibu menerangkan.

"Hari ini kita kita akan belajar membuat proposal," ujar beliau yang membuka penjelasan lalu bergerak menuju papan tulis. Dalam hitungan menit, papan tulis yang dasarnya putih tersebut berubah menjadi penuh coretan hitam.

Ririn melirik Anna sekali, awalnya dia berpikir bahwa Anna akan kepikiran atau tidak fokus dengan informasi yang telah dia berikan sebelumnya. Tetapi ternyata dia salah dugaan, Anna sangat fokus seperti biasa. Jari jemarinya aktif meliuk-liukan pulpen hingga menimbulkan beberapa goresan membentuk paragraf di buku tulisnya. Cewek itu memang terlampau rajin kuadrat. Kadang-kadang Ririn sering berpikir, orang pinter itu makannya apa sih? Kalo nasi ... boong banget kayanya! Tiap hari Ririn makan nasi tapi tetep aja tuh nggak pinter-pinter, amat.

Tuk!

"Aw!" Ririn mendesis akibat Anna sembarangan menyentil pipinya sekali, antara kesakitan dan keheranan ternyata Anna sadar kalo sedang diperhatikan.

"Jangan bengong aja, mau gue contekin gak?"

Ririn nyengir lalu ngangguk.

"Yeh, dasar."

***

Ternyata informasi yang tadi disampaikan Ririn bukannya hanya sekedar angin lewat semata, bukan kebohongan dan main-main pula. Itu sungguhan! Beneran! Tubuh Anna sedikit gemetaran, cenderung bengong. Wajahnya memanas karena sedari tadi banyak pasang mata yang memerhatikannya sepanjang perjalanan dari kelas sampai sini. Mereka terus saja men-julid ngomong hal yang aneh-aneh tentang Anna dari pagi sampai sesore ini. Ya, sekarang jam pulang sekolah.

Sekali lagi kedua pasang pupil Anna melirik papan sana, memastikan kebenaran kata demi kata yang tersusun. Tapi meski pupil Anna menetes juga, tulisan tersebut tidak akan semudah itu menghilang. Kan tidak ada mantranya pula, sih.

Pengumuman!

Yo warga Cattleya, kalian tao gak?

Hehe pasti gak tao!

Sebenarnya ya ... sebenarnya nich ... kemaren tuh pas Makrab, kita niatin mau bikin Pesta Dansa sebagai ajang lomba. Yap! Kita nyari pasangan mana yang paling romantiezzz.

Eh terusnya karena duo kampret yang nggak usah kita sebutin deh namanya, jadi gagal deh guys. Gimana mo bikin lomba, wong suara petasannya aja gede bet! Walau gak segede congor tetangga sich.

Jadi ya udah deh kita milih berdasarkan pandangan kita aja. Nah! Kita udah paling memutuskan untuk memilih pasangan ini sebagai juara pesta dansa soalnya mereka itu fenomenal banget!

Yoi! Mereka adalah ...

[Foto]

Nah kira-kira menurut kalian gimana guys kalo kita daftarin mereka ke lomba pesta dansa untuk cast film terbaru Robot Sang Peri Cinta?

Mereka mau, gak ya?

Hmmm ....

Doain aja, ya!

Salam manis tanpa kencing manis,

OSIS SMA Cattleya

"Oi, plastik!"

Deg! Dada Anna berdebar-debar. Anna menarik tali tas sekolahnya, berusaha mengendalikan diri. Suara itu entah kenapa jadi terdengar mengerikan, Anna berusaha menarik napas dalam-dalam lalu menengok. Dia dapat melihat sosok rivalnya memasang wajah sinis. Tampak sedikit emosi yang ditahan hampir membuncah di sana.

Arul sedikit berjalan mendekat. Siapa yang sangka beberapa hari setelah malam keakraban terjadi malah akan ada pengumuman seperti ini? jujur saja, Arul lelah merasa didesak sana sini untuk mengajak cewek di hadapannya ini menerima tantangan berpesta dansa sekali lagi.

"Kenapa?" Anna memasang wajah jutek, kesal banget lagi dan lagi berhadapan dengan Arul. Mana sekarang majalah dinding sekolah sudah ditempeli pengumuman macam itu? Apa yang akan terjadi kalo Anna kembali melangkah ke kelas 11-A? Pasti akan menjadi bahan ejekan lagi!

Arul tidak menjawab sepatah kata pun. Dia menarik tubuh Anna mendekat, membuat beberapa cewek histeris melihatnya. Semua orang mengira bahwa Arul akan mendekap Anna, tetapi kenyataannya cowok itu tampak berbicara sesuatu. Lirih. Mungkin sengaja biar hanya cewek yang bersangkutan saja mendengarnya. Anna hampir marah, tapi mendengar kata-kata Arul dia mematung di tempat. Usai melakukan haltadi, Arul buru-buru berlari. Ririn menghampiri Anna lalu membawa Anna ke tempat sepi.

"Tadi Arul bilang apa, Na?"

"Dia bilang ... dia mau bahas ini di rumah gue."

"Hah?" Ririn shock. "Dia tau rumah lo?"

"Tau," jawab Anna polos.

"Ya udah buruan pulang!" Ririn mendorong tubuh Anna dari belakang agar cewek itu mau tidak mau melangkah. Anna bingung. Di sisi lain dia penasaran, di sisi lain dia takut. Takut. Arul itu sosok manusia yang paling susah ditebak meski dia selalu mengutarakan apa yang dirasakan. Dapatkah Anna kembali menjadi partner pesta dansa dengan cowok tipikal begitu?

-----
Yihaa! Sobat cuuumiii🐙😜
Hari ini adalah resmi 4 bulannya Robot Sang Peri Cinta. Ga kerasa ya :") Dari April sampai sekarang Cumi ngeup up terus terusan cerita ini :)
Huwaaaa!

Kapan tamatnya, mi?

LOL BELOM TAOOO /Dipentunk

Posted : 20 Agustus 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Where stories live. Discover now