Cool Become Noisy - 133

20 6 19
                                    

"Udah gue duga, lo itu plastik."

Sontak wajah Anna memerah, sial! Rahasianya sudah terbuka. Anna merasa sudah 'ditelanjangi' habis-habisan. Anna menggerutu sambil memasang wajah sewotnya. "Apaan sih lo bawang! Gak sopan banget buka-buka masker orang!"

Saat ini mereka hanya berdiri berdua di pinggir jalan tepat di samping tukang nasi goreng yang geleng-geleng memerhatikan perseteruan mereka. Biasalah, anak muda sedang kasmaran, begitu pikir mang nasi goreng tersebut. Semoga saja habis berantem mereka lapar lalu mau mampir.

"Lah nggak sopanan buka masker lo atau ninggalin cewek kayak lo di pinggir begini? Kalo lo kenapa-napa gue nggak bisa tanggung jawab! Lagian nggak usah sok alay deh minta turunin di pinggir, biasanya juga lo sering sampe rumah!"

Anna terskakmat. Buruk! Membiarkan Arul berbicara lebih dari tiga kata memang sangat berbahaya. Tidak ada cewek lain yang akan akan memiliki kesempatan seperti Anna mendapatkan kalimat panjang dari Arul. Sayangnya itu bukan pernyataan suka atau memuji, melainkan memarahi habis-habisan.

Anna kehabisan kata-kata. Arul seperti racun yang tidak memberi ampun untuk membalas sama sekali. Anna melangkahkan kaki melewati Arul lalu naik ke atas motor. Mamang nasi goreng memerhatikannya sedih, kehilangan calon pelanggannya begitu saja. Tempias sudah angannya.

Tanpa Anna sadari, Arul memasang senyum kecil. Anna teringat sesuatu begitu sudah di atas motor Arul. Rasanya dia wajib mengetahui hal satu ini, karena Anna benar-benar tidak tahu bahasa aliennya wibu. "Oh, ya! Kawaii itu apa?"

Kerongkongan Arul serasa tersedak makanan hingga refleks batuk-batuk berat. Gawat! Arul menyesal melayangkan kata seperti itu pada Anna! Begitu dirinya sudah mendingan, Arul langsung menjawab sambil mengerucutkan bibir. "Serem, jelek, galak!"

Anna terpana. "Itu arti kawaii?"

"Gue nggak pernah ngomong kawaii, gue bilang kowai! Kowai! Lo tuh budeg! Cuman salah denger! Gue bilang kowai ya kowai!"

Anna membeo. Terkejut melihat Arul yang benar-benar banyak bicara hari ini. Apa cowok itu baik-baik saja dengan membuang aura dan kebiasannya yang selalu dingin menjadi super panas begini? Serta cenderung nyolot, padahal Anna tidak menekan lho tapi kenapa Arul sendiri harus sebegitunya coba menjelaskan. Kan, Anna hanya tanya artinya. Tidak berhenti sampai di situ, Arul kembali menjadi sosok nyolot.

"Lagian ngapain pake seifuku? Ganti aliran? Murtad dari Kpop?" Pertanyaan Arul benar-benar membuat Anna ingin menyumpalinya dengan puluhan kapas. Arul terlalu banyak bicara dan cenderung menyebalkan! Sumpah! Anna sendiri tipikal yang mudah kepanasan apabila berkaitan dengan Arul, lah terus malah dipancing! Ya pecah perang dunia keempat!

"Emang kenapa sih? Suka-suka gue dong! Lagian gue cuma mau nemenin sahabat gue yang tadi foto sama lo doang!"

Arul melipat tangan di dada. Percakapan mereka sepertinya berlanjut, Anna tidak akan segera pulang ke rumah.

"Yang mana? Gue nggak tau."

Anna gregetan, dia menahan kedua tangannya yang ingin meninju wajah tampan Arul. "Emang ada berapa banyak sih orang yang foto sama lo?"

"Banyak banget," tutur Arul santai.

"Nggak ada yang lo inget sama sekali? Dia itu pake Nezuko, lho! Adeknya Tanjirou!" Anna geleng-geleng. Bagaimana cara mendekatkan Sharon dengan idolanya, Teddy Boy kalo si idola bahkan tak mengingat rupa cewek itu sama sekali? Parah banget! Padahal Sharon yang memakai kostum Nezuko itu cute overload!

Arul memutar bola mata lemah. "Apalagi yang pake Nezuko, banyak banget! Lagi pasaran!"

"Terus apa nggak ada seorang pun yang lo inget?"

Arul mengangkat bahunya tinggi-tinggi dan menjawab super santai. Kepribadian Arul sepertinya sudah mulai kembali ke asal. Super cuek, si kulkas berjalannya SMA Cattleya. Sang ketua basket yang sudah menolak sadis cewek-cewek bahkan Kiara. "Nggak ada." Detik berikutnya Arul langsung meralat. "Eh tunggu! Kayaknya ada!"

Anna merasa ada secercah harapan. Anna akan memutus rantai rival di antara mereka kalau Arul benar-benar mau PDKT dengan Sharon. "Siapa?" tanya Anna berbinar-binar.

"Cewek alay musuh gue yang selalu ngehina wibu tapi sendirinya dateng ke event terus pake seifuku dan nangis di pojokan terus kepergok Iki."

Anna hampir saja meraih batu jalanan dan melempar benda tersebut ke kepala Arul saking gemasnya namun ternyata ucapan itu masih berlanjut.

"Terus gak ada bosennya nambah beban baru ke gue, harusnya ... harusnya gue udah sampe rumah dari tadi terus nonton Shokugeki no Souma season 5, eh malah segala harus nganterin lo pulang!"

Anna mengganti strateginya, dia tidak jadi mengambil batu jalanan dan memilih memukul bahu Arul dengan tangan dan tenaganya sendiri.

"Aduh, sakit!" rintih Arul.

"Sumpah lo tuh nyebelin banget! Sok-sokan jadi Teddy Boy, jijik banget tau nggak?" Anna menggigit bawah bibirnya, air mata hampir menetes. Sekali benci, tetap benci!

"Lah lo nggak sadar? Sok-sokan nyebut Lia, Lia, padahal mah bilang aja Anna. Atau lo malu kalo ketawan pergi ke event bawang, ya?"

"Argh!" Anna merutuki diri sendiri dalam hati sambil mengacak-ngacak surainya. Hari ini benar-benar hari terburuk. Anna berjanji, meski Sharon mengemis sekali pun Anna tidak akan ikut ke event Jejepangan lagi!

Arul yang banyak bicara ... benar-benar berbahaya! Lebih baik selamanya dia jadi kulkas berjalan saja!

------
Hai guys! Maaf ya baru sempat update lagi ;) aku abis UTS ^^ Bagaimana pendapat kalian ttg chapter ini?

Posted : 12 November 2020

Robot Sang Peri Cinta✔Where stories live. Discover now