55-For This, I'm Different With Him

109 30 2
                                    

Zelick Braxlie.

Tangannya membanting kasar satu map kertas ke atas mejanya, membuat map dan berkas lainnya yang tertumpuk menjadi goyah dan jatuh berserakan ke lantai. Pangeran itu sama sekali tidak memedulikan berapa banyak lembar kertas yang berserakan di sekitar mejanya sekarang ini, padahal biasanya dirinya tidak pernah membiarkan barang-barangnya berantakan sedikit pun. Mungkin, kali ini adalah pengeculian untuk dirinya sendiri, sebagai apresiasi karena pikirannya berhasil jauh lebih berantakan lagi dibanding kondisi mejanya.

Semuanya omong kosong.

Awalnya Zac berpikir dia akan segera gila ketika menemukan berjubel nama itu di berkas-berkas dokumen dalam kurun waktu dua bulan ke belakangーatau lebih tepatnya dipaksakan berjubel. Di segala berkas yang ia korek sedalam-dalamnya, sedalam-dalamnya itu pula nama 'Zelick Braxlie' memenuhi tiap lembar yang bertajuk prestasi berlingkup kerajaan dan bangsawan. Tetapi begitu ia menguatkan diri untuk mengorek lebih jauh dan lebih dalam lagi, nama itu mendadak tidak pernah tertulis lagi. Bagaikan menghilang begitu sajaーatau seolah-olah Zelick Braxlie itu baru hidup dua bulan lalu.

Selanjutnya Zac merasa dirinya akan segera gila ketika memindai baris-baris dokumen lama demi menemukan nama itu. Mustahil seorang wanita berintelegensi tinggi yang disebutkan berhasil membongkar konspirasi koruptor lewat kesaksiannya yang amat tersusun dalam pengadilan tidak pernah disebutkan pernah mendapat nilai tinggi dalam ujian bangsawan di umur remajanya. Tidak mungkin pula seorang wanita berfisik tangguh yang disebutkan memimpin penumpas pemberontak di jajaran terpilih tidak pernah disebutkan namanya sebagai pemenang dalam duel pedang di masa transisi bangsawannya.

Jelas-jelas itu nama dan identitas palsu, batin Zac seraya berusaha mencari ruang di mejanya untuk meletakkan kepalanya yang berat sejenak. Baru sekejap ia merebahkan kepalanya di antara tumpuan sebelah lengannya, matanya menangkap selembar kertas di ujung siku kanannya, begitu ia mengambil dan menelusuri gurat tinta di dalamnya, kepalanya kepalanya kembali terdongak tegak dalam satu sentakan. Diiringi kepalan tangannya yang menghantam meja dengan segenap kekuatan dan emosi yang mendadak meledak ketika matanya menemukan stempel Atlantix dan gurat tanda tangan sang Raja di ujung kertas.

Tapi kenapa stempel Atanltix selalu mengiringi dokumen-dokumen itu? Kecuali otak pria tua itu mulai keropos dimakan usia, Ayahanda tidak cukup bodoh untuk mau repot-repot mengesahkan laporan dokumen palsu ke dalam berkas dengan stempel kerajaan dari tangannya sendiri, Zac menggeram dalam hati. Setumpuk dokumen yang ia pisahkan di sisi meja dengan isi penuh oleh nama seorang Zelick Braxlie juga semuanya ditutup dengan stempel Atlantix.

Tidak, pemuda itu menghela napas sembari memperhatikan lekat-lekat stempel di ujung kertas dokumen di depannya itu, cuma ada satu penjelasan kenapa pria tua itu sudi menjejalkan dokumen prestasi omong kosong ini ke dalam berkas calon pegawai istana-

Sekejap kemudian Zac menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengusir jawaban yang menjalar di pikirannya. Namun karena bukti-bukti yang kini tepat berada di depannya itu menjelma bak kunci yang membuka gembok tua, seketika semuanya menjadi terlalu masuk akal untuk dibantahnya.

Ayahanda ... jangan-jangan kau masih terbutakan oleh bayangan kebencian konyolmu itu?

"Pa-pangeran?"

Zac menangkat kepalanya, detik berikutnya matanya bersitatap dengan mata elang Fyn yang berdiri mematung di depan pintu, bahkan tangannya masih menggenggam pegangan pintu. Segaris senyum kaku dipaksakan pemuda itu tersungging di wajahnya demi menutupi keringat dingin yang mengalir di dahinya.

"Ah, masuk saja, Fyn." Zac bangkit berdiri dan tersenyum tipis secara otomatis seolah otot-otot wajahnya memang sudah dilatih untuk tersenyum tanpa diminta ketika berpapasan dengan orang lain.

RIE [Revisi Mayor On-Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang