((32 + 8) ÷ 20) ^ 5

168K 28K 12.4K
                                    

.

"Reeee.."

"Hmmm?"

"Mau tanyaaa.."

"Iyaaa, kenapa?"

"Ihhh, taro dulu pensilnyaaa!"

"Udah nih, udah."

"Menurut lo.. kenapa jadi peringkat satu itu penting?"

"Karena kalo gue ranking satu, jatah uang jajan Jo seminggu bakal dikasih ke gue?"

Tawa pelan terdengar.

"Sesimpel itu ya?"

"Emangnya kalo buat lo, kenapa jadi peringkat satu itu penting?"

"Karena.. peringkat dua atau tiga artinya gagal?"

Keheningan merayapi perpustakaan yang nyaris kosong.

"Jujur aja, gue takut gagal. Gue takut kalo nanti gagal.. ayah bunda nggak bakal sayang sama gue lagi."

"Tapi kan lo anak kesayang-"

"Iya, anak kesayangan cuma karena peringkat gue lebih tinggi dari Kenan, kan?"

Tawa kecil lagi-lagi terdengar.

"Makanya.. jadi peringkat satu itu penting banget buat gue."

Kiala Amerta menatap mata Re Dirgantara dengan senyum terlampau polos.

"Lo.. mau ngalah kan, Re?"

.

bab 32

adalah bom waktu

.

"Happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday, happy birthday.." Kai menyenggol lengan Re, membuat laki-laki yang sedang menyalakan lilin dengan pemantik itu tersadar.

"Hah?"

"Nyanyi kek!"

"Nyanyi kan tugas lo!"

"Ya semuanya aja tugas gue! Yang belanja gue, yang bikin kue gue-"

"Gue yang nyetirin-"

"Nyetir doang-"

"Ya emang lo bisa bawa motor?"

"..HAPPY BIRTHDAY TO ME!" Jo menyelesaikan lagunya sendiri dan tertawa lepas. "Yeaayyy, sini Jo mau tiup lilin!!!"

Kai melempari Re tatap galak sementara cowok itu mendekat ke arah adiknya dan menyodorkan kue tar warna cokelat dengan hiasan krim serta ceri.

"Selamat ulang tahun yaa, cantikk.."

"Makasihh banyakk, Kak Kaii yang lebih cantikk!"

"Doa dulu,"

Jo otomatis menangkupkan kedua tangan di depan wajah dan memejamkan mata begitu mendengar titah Re. Kai bisa menangkap sekilas sudut bibir laki-laki itu terangkat.

"Udah?"

"Udah!" Jo membuka mata dan nyengir lagi. Ditiupnya lilin berbentuk angka 12 itu. "YEAYYY!"

Kai tertawa lepas. "Kadonya kak Kai nyusul yaa?"

Jo mengacungkan jempol tinggi-tinggi sebelum kembali menoleh ke arah kakaknya. "Eh ini kuenya siapa yang bikin, Mas?"

A+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang