5 : 5 + 10 - 6

204K 33.9K 5.9K
                                    

.

"Le?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Le?"

Pukul 11 malam. Jendela Kenan masih terbuka lebar. Gorden putih jaring-jaring berkibar karena embusan angin. Dingin.

"Ngapain sih lo malem-malem ganggu?"

Suara galak menjawab di ujung telepon. Seolah emosi karena sudah tidur dan terpaksa kembali bangun. Kenan menatap rumah no. 22 yang lampunya sudah padam.

"Gapapa," sahutnya pelan. "Lo kebangun ya?"

"Menurut lo?" Ale mendengus di seberang. "Kenapa? Lo mau pamer besok akhirnya jadi peringkat pertama?"

Kenan ikut mendengus. "Apa yang mau dipamerin kalo gue jadi peringkat pertama gara-gara Re alpha?"

"Daripada nggak sama sekali."

Kata-kata Ale seolah menusuk ke ulu hatinya. Laki-laki itu menghela napas. "Udah sana tidur aja lo."

"Lo yang bangunin gue, njing."

"Jangan kasar-kasar sama gue."

"Iyaaa, ampun deh soft boy."

Cibiran Ale mengakhiri percakapan itu. Kenan menekan tombol merah di tengah layar ponselnya dengan sedikit kesal.

Oke, mungkin menelepon di jam-jam segini memang salah. Tapi setidaknya Ale bisa bertanya ada apa dengan Kenan, kan? Cowok itu juga bukan tipe yang asal telepon kalau tidak ada yang penting.

Ini bukan pertama kalinya Kenan dibuat sebal dengan tingkah laku Ale. Tentu saja tidak, sejak lahir juga mereka berdua sudah saling berseteru.

Tapi Ale adalah teman seumur hidupnya. 18 tahun Kenan hidup di dunia dan 18 tahun pula dia mengenal cewek barbar yang tinggal di depan rumahnya.

Memangnya aneh kalau Kenan berharap Ale bakal sedikit lebih peduli padanya?

.

bab lima

chaos

.

Hari Jumat datang sekedipan mata.

Kai tahu dia tidak seharusnya gugup, karena teman-temannya benar-benar santai menghadapi hari ini. Tapi kata-kata Karin dan Thalia tempo hari seolah merasuki pikirannya. Gadis itu tidak bisa berhenti membayangkan kesulitan macam apa yang akan dihadapi Mama kalau sampai peringkatnya benar-benar jelek.

Kai memang tidak merasa kesulitan saat mengerjakan try out, tapi itu bukan jaminan, kan? Lagipula saingannya di sini juga anak-anak jenius yang kelewat ambisius. Besar kemungkinan murid baru sepertinya bakal terlempar ke peringkat bawah.

A+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang