(4 - 16) : 4 + 7

206K 34.3K 4.4K
                                    

.

Kai mengelilingkan pandangannya dengan sedikit waswas. Benar dugaannya, karena hari ini ada try out, kelas 12 IPA 3 di lantai 2 kosong. Sayangnya gadis itu belum tahu dimana ruang pelaksanaan try out-nya.

Ditambah dengan area SMA Bina Indonesia yang luasnya tidak kira-kira, belum apa-apa Kai sudah cemas duluan. Bagaimana kalau nanti gadis itu kesasar, lalu terlambat masuk?

Sebenarnya dia sudah tahu kalau sekolah barunya terdiri dari 4 gedung: gedung utama, gedung IPA, gedung IPS, dan gedung Bahasa. Kantor guru, gimnasium, dan kantin ada di gedung utama. Gedung IPA sendiri hanya berisi kelas-kelas IPA dan toilet siswa. Tapi selain itu, Kai benar-benar buta.

Gadis itu masih menengok kanan-kiri untuk mencari murid yang bisa ditanyai, ketika akhirnya ketiga temannya muncul dari salah satu ujung koridor.

"KAI!"

"Kan, apaaa gue bilang? Dia pasti nyariin ke kelas."

Thalia yang pertama mencapainya dengan senyum lebar. "Ternyata lo di sini. Labkom-nya di sebelah sana, sayaangg."

Karin dan Saski ketawa. "Ayo ih, keburu telat."

Kai cuma bisa nyengir.

"Lo udah belajar, yaaa?" selidik Karin tiba-tiba. "Ya iya lah, murid baru tuh biasanya masih rajin-rajinnya, kan?"

"Iya, belom kena racun males kaya lo." ledek Saski.

"Yee, kurang ajar!"

"Emangnya kalian nggak belajar?"

Ketiga cewek itu saling bertukar pandang sebelum meledak dalam tawa. "Nggak pernah, lah!"

"Udah nggak ada harapan juga. Anak sini kan ambis semua."

"Nah iya. Bener banget."

Kai hanya mengangguk-angguk. Thalia menggandeng lengannya, dan mereka berempat segera menuju laboratorium komputer.

.

bab empat

kursi kosong

.

Kekacauan itu bermula saat presensi diadakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kekacauan itu bermula saat presensi diadakan.

Laboratorium komputer di gedung IPA ini luar biasa besarnya. Mungkin ukuran 3 kelas yang dijadikan satu, sehingga cukup untuk menampung sekitar 100 orang lebih.

Try out ini dibagi jadi 2 sesi, pagi dan siang. Tidak ada sesi susulan, jadi mau tidak mau setiap murid harus hadir. Menurut Thalia, ini satu-satunya hal yang bisa menekan angka siswa-siswi tukang bolos.

Kai sendiri menempati barisan komputer tengah karena namanya diawali huruf K. Tempat duduk Karin berjarak dua komputer darinya. Dan lebih jauh tiga komputer lagi, adalah tempat duduk Kenan.

A+Where stories live. Discover now