(48 ÷ 2^3 + 6) × 4

174K 28.7K 30.1K
                                    

a/n:

halooo! apa kabar? ^^

maaf ya baru bisa update karena aku udah masuk kuliah lagi jadi agak ASHAJSHJK gt lah guys T___T

seperti biasa mau ngucapin makasih banyak buat semua penantian, pengertian, dan dukungan kalian <3

selamat membaca!

.

"IBUUU!"

Ada panggilan riang yang terdengar di antara bunyi alat pendeteksi detak jantung, tetes cairan infus, dan keheningan khas bilik rumah sakit.

Nadia tersenyum sembari menutup pintu. Langkah kakinya mendekat ke arah tempat tidur Jo, membiarkan dua lengan mungil itu bergerak memeluknya sekuat tenaga. Sang ibu perlahan mengangkat jemari untuk membelai lembut rambut putrinya. Tenggorokan Nadia sedikit tersekat ketika melihat beberapa helai tersangkut di sana.

"Adek udah makan malam?"

"Udah! Tadi disuapin suster!"

"Yah... padahal Ibu bawa kue. Yaudah Ibu bawa pulang lagi, ya?"

Jo melepas pelukannya dan cemberut lucu, membuat Nadia tertawa. "Iya, iya, ini. Sebentar yaaa..."

Wanita itu akhirnya meletakkan tas yang dibawa, duduk di kursi, dan membuka belanjaan dari toko kue seberang jalan dengan hati-hati. "Cokelatnya habis tadi, sisa stroberi... gapapa, kan?"

Jo mengangguk-angguk semangat. "Nggak apa-apa, yang penting makannya sama Ibu."

Nadia tersenyum lagi. Suapan pertama segera saja dilahap oleh mulut kecil Jo.

"ENAAAK! Ini namanya kue apa, Bu? Kak Kai pasti suka, deh."

Sendok kue itu terhenti di tengah jalan. Nadia memiringkan kepalanya sedikit, penasaran.

"Siapa, Dek?"

"Kak Kaiii, itu loh, ceweknya Mas Re."

"Ooohh... Kak Kai pernah ke sini?"

"Sering!" Jo angguk-angguk lagi. "Kak Kai bawain Jo banyaaaak buku puisi. Udah selesai Jo baca semua! Tapi belum dikembaliin, soalnya Kak Kai udah lama nggak jenguk Jo lagi..."

Nadia terdiam sebentar sebelum mencoba tersenyum lebih lebar. "Yaudah ditunggu aja ya... mungkin Kak Kai lagi sibuk belajar? Kan sebentar lagi mau ujian sama kaya Mas Re..."

Jo mengacungkan ibu jari. "Tapi Mas Re akhir-akhir ini lagi sedih deh, Bu..." Gadis manis itu mengunyah suapan Nadia sembari bercerita. "Kemarin Jo kebangun malem-malem... Mas Re malah lagi nangis..."

Detak jantung Nadia berhenti sekilas.

"Mas Re nangis?"

Jo mengangguk khawatir. "Tapi cuma bentar... kayak 10 detik? Abis itu Mas Re keluar kamar, bawa rokok... trus yaudah Jo tidur lagi..."

Ada hening yang menyesakkan di situ.

"Bu..."

Nadia mengerjap. "Iya, sayang?"

"Ibu jangan lupa jagain Mas Re juga, ya?"

Permintaan lugu itu berhasil membekukan Nadia.

Selama beberapa saat, kenangan menghampiri ruangan itu. Rasanya seolah mereka berempat masih tinggal satu atap dan bercengkerama di perpustakaan rumah setiap hari Minggu. Jonathan akan memangku Jo dan menjelaskan kenapa langit berwarna biru, kemudian Re akan protes karena merasa terganggu— laki-laki itu sedang berkonsentrasi penuh demi mengalahkan sang ibu dalam permainan membaca cepat: yang menang adalah yang mencapai halaman paling akhir lebih dulu.

A+Where stories live. Discover now